Ngunandiko.64
Benteng
(fort)
A fort is a structure protected against
attackers and usually occupied by troops. The word “fort” comes from the Latin
word fortis, which means “strong”. In North America a fort may also be a
trading post or any permanent army post. Many cities in the United States and
Canada started as either forts or trading posts. (The
New Book Of KNOWLEDGE).
Manusia
telah lama mengenal adanya "benteng" yaitu
suatu bangunan sebagai sarana untuk melindungi sesuatu (wilayah, penduduk, harta benda,
istana dan lain-lain) dari serangan musuh.
Benteng tersebut ber-isi
tentara dengan perlengkapannya. Selain itu dalam perkembangannya benteng tidak hanya memiliki kapasitas sebagai sarana untuk
melindungi,
tetapi juga memiliki kapasitas sebagai sarana untuk
menyerang.
Kata
“fort” berasal dari kata Latin fortis, yang berarti "kuat", dalam
uraian ini “fort” diterjemahkan dengan “benteng”. Benteng itu mungkin semula hanya sebuah pos
perdagangan atau pos militer permanen. Namun kemudian orang sering berpendapat
bahwa “benteng” dapat menggambarkan kekuatan. Negara atau bangsa. Negara atau bangsa yang kuat adalah yang memiliki
benteng yang kuat dan tangguh.
Sementara
itu yang disebut sebagai “Benteng-pertahanan (fortifications)” pada dasarnya adalah suatu
kompleks-bangunan yang terdiri dari benteng atau benteng-benteng dan
bangunan lain-lain sebagai system perlindungan yang mempunyai fungsi mempertahankan dan melindungi dari serangan musuh. Benteng–pertahanan
(fortification) dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan penyempurnaan sesuai
dengan kemajuan teknologi.
Ada dua jenis
benteng-pertahanan
(fortifications), yaitu :
(1)
Benteng-pertahanan Permanen (Permanent fortifications) ,
dan
(2)
Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications).
Berikut ini adalah uraian
singkat beberapa segi dari “Benteng-pertahanan Permanen (Permanent fortifications)” dan “Benteng-pertahanan
Lapangan (Field fortifications)”.
(1). Benteng-pertahanan
Permanen (Permanent fortifications).
Benteng
- pertahanan Permanen adalah untuk menjaga
: perbatasan
; pantai;
laut
; kota
termasuk jalan-jalan penting dari sebuah
negara atau wilayah kekuasaan. Termasuk
dalam katagori benteng – pertahanan permanen adalah :
dinding (tembok) ; istana (castle) ;
benteng (forts) ; dan benteng-benteng (fortresses).
Dinding
(tembok), mungkin adalah bentuk tertua dari
benteng-
pertahanan Permanen. Pada 600 SM kota-kota
di Mediterania Timur telah dilindungi oleh
dinding yang dibangun dengan batu bata dari lumpur yang dikeringkan. Sedangkan di
China pada Zaman Negara Perang (453 SM – 221 SM), yaitu
periode
di penghujung Dinasti Zhou, telah dibangun
“Tembok Besar China” sepanjang sekitar 2.400 km (1.500 mil). Tembok tersebut
tebalnya hampir 8 m (25 kaki) ; tingginya lebih dari 6 m (20 kaki) tinggi ; dan dilengkapi
dengan ribuan menara untuk menahan serbuan musuh dan suku-suku dari utara.
Pada
periode tahun 1000 – 1300 Masehi ( Abad Pertengahan), benteng-pertahanan
Permanen yang utama adalah kastil (castle). Selain sebagai benteng pertahanan kastil (castle) juga
sebagai rumah dari raja (penguasa lokal). Raja (penguasa lokal)
dengan keluarga dan pengikutnya tinggal
di gedung utama dari kastil (castle), yang dikelilingi
oleh tembok tinggi dan saluran air (parit). Untuk dapat
masuk ke dalam kastil (castle) harus melewati jembatan di atas parit Ketika
benteng kastil (castle) diserang, maka jembatan diangkat dan pintu
tembok di tutup. Kastil (castle) dengan pasukan didalamnya hampir
mustahil dapat dikalahkan. Tampaknya satu-satunya cara untuk merebut kastil (castle) adalah
dengan melakukan blokade makanan dan
persediaan (atau ada pengkhianat di dalam kastil
yang membantu para penyerang).
Kira-kira
pada akhir abad ke-15, sebagai hasil dari
pengembangan senjata-bubuk telah terjadi beberapa perubahan
penting dalam benteng-pertahanan atau fortifikasi.
Salah satu diantaranya adalah bangunan perlindungan atau bastion yang memungkinkan melakukan pembelaan
dengan tembak-menembak ; penggantian
dinding batu tinggi dengan yang lebih rendah ; dan dinding tebal
dari tanah diganti dengan batu.
Benteng yg dilengkapi Bastion |
Pada
zaman modern dengan ditemukannya kapal selam, kapal induk, dan pesawat
terbang yang dapat mengangkut pasukan,
perlengkapan perang dan senjata yang canggih termasuk senjata pemusnah massal
seperti senjata nuklir dll. Dengan adanya
hal-hal tersebut, maka sifat dan bentuk “Benteng
- pertahanan Permanen (Permanent fortifications)” juga mengalami perubahan
sesuai dengan kemajuan teknologi.
Dalam
menghadapi serangan senjata pemusnah massal khususnya senjata nuklir, maka permanent fortifications sifat dan bentuk-nya mengalami perubahan. Perubahan itu berdasar penelitian yang mendalam termasuk tes senjata nuklir dan simulasi latihan perang nuklir. Oleh karena itu ”permanent
fortification” pada waktu ini sedikitnya
harus memberi perhatian terhadap :
- perlindungan sistem komando dan instalasi senjata nuklir dari serangan nuklir secara mendadak musuh ;
- perlindungan pasukan, kapal perang, dan instalasi pasokan agar mampu melakukan serangan balasan.
Kedua hal tersebut harus
diperhatikan dalam membangun “Benteng-pertahanan Permanen (Permanent fortifications)” , karena
senjata nuklir memiliki kemampuan merusak yang dahsyat. Untuk mengatasi
kemampuan merusak yang dahsyat tersebut, maka pertahanan mutlak harus memiliki :
- cadangan (duplicate) sistem komando, dan
- cadangan instalasi senjata yang dilindungi.
Kedua hal itu sangat
diperlukan agar dapat terus melakukan perlawanan atau melakukan serangan
balasan (counter attack).
(2). Benteng-pertahanan
Lapangan (Field fortifications).
Benteng-pertahanan
Lapangan adalah
benteng-pertahanan sementara
yang dibangun dalam keadaan darurat (tergesa-gesa) selama
pertempuran sedang berlangsung atau menjelang pertempuran berlangsung. Termasuk
dalam katagori benteng - pertahanan lapangan adalah : parit, lubang
perlindungan,
tempat (emplacements) senjata, ladang
ranjau, dan
berbagai hambatan seperti pagar kawat
berduri dan lain-lain.
Bangsa Romawi adalah yang pertama-tama
membuat “Benteng- pertahanan Lapangan (Field fortifications)” secara
sistematis. Cara seperti itu a.l membawa bangsa Romawi dapat menggagalkan
serangan Hannibal (247 – 181 BC),
Benteng-pertahanan
Lapangan (Field fortifications) dibangun guna mendukung jalannya suatu pertempuran,
dan dapat diklasifikasikan sebagai:
- Benteng-pertahanan Lapangan yang dibangun secara tergesa-gesa seperti parit atau lubang perlindungan sewaktu suatu pertempuran sedang berlangsung; dan
- Benteng-pertahanan Lapangan yang harus dibangun seperti tempat (emplacements) senjata atau ladang ranjau untuk menghadapi terjadinya suatu pertempuran.
Seperti telah dijelaskan bangsa
Romawi adalah yang pertama-tama membuat “Benteng-pertahanan Lapangan (Field
fortifications)” secara sistematis. Cara seperti itu a.l membawa bangsa Romawi
dapat menggagalkan serangan Hannibal, pasukan Romawi setiap malam selalu
melengkapi dirinya dengan penghalang seperti parit dan pagar.
Pada
saat perang saudara (Civil War) di Amerika Utara hampir berakhir, senjata api yang jauh jangkauannya telah
ditemukan terlebih dahulu daripada meriam arteleri jarak jauh. Oleh karena itu
pasukan infantry dengan senjata jarak jauhnya dapat menghalangi adanya serangan
arteleri terlebih dahulu.
Dengan
ditemukannya alat-alat perang baru dengan
kekuatan, fleksibilitas, dan kemampuan yang meningkat, maka dari waktu
ke waktu cara kerja maupun organisasi “Benteng-pertahanan Lapangan (Field
fortifications)” juga harus dirubah secara berarti. Selain itu “Benteng-pertahanan
Lapangan (Field fortifications)” juga
diperlukan oleh barisan di belakang medan perang ; hal ini menjadi penting guna
melindungi dari serangan peluru kendali, bom udara, dan juga serangan
gerilya. Pasukan penyerang di medan perang juga perlu dilengkapi dengan “Benteng-pertahanan
Lapangan (Field fortifications)” seperti parit perlindungan untuk dapat
bertahan terhadap serangan balik tembakan arteleri musuh dan serangan udara.
Perang
nuklir meningkatkan syarat-syarat keamanan
“Benteng- pertahanan Lapangan (Field fortifications)”, misalnya
lubang perlindungan
harus dapat
memberi perlindungan yang cukup terhadap effek radiasi radio-aktif dari senjata nuklir kecil.
Syarat-syarat tersebut menyebabkan “Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications)” membutuhkan bahan-bahan pelindung yang lebih kuat dan mungkin lebih berat daripada yang digunakan untuk memberi perlindungan terhadap senjata konvensional.
Syarat-syarat tersebut menyebabkan “Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications)” membutuhkan bahan-bahan pelindung yang lebih kuat dan mungkin lebih berat daripada yang digunakan untuk memberi perlindungan terhadap senjata konvensional.
Semula
“Benteng-pertahanan Permanen” dan
“Benteng-pertahanan Lapangan” sebagai system pertahanan dalam suatu perang
dipandang telah cukup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan
sifat dari perang mengalami perubahan
yang luar biasa, tidak hanya alat-alat perang (senjata, alat transport dan
lain-lain) yang berubah tetapi dimensi perang juga berubah.
“Benteng-pertahanan Permanen” dan “Benteng-pertahanan Lapangan” tidak cukup lagi sebagai sarana pertahanan. Pada masa kini dan lebih-lebih pada masa yang akan datang, perang memiliki banyak dimensi, perang bukan hanya pergulatan militer (fisik) saja, namun juga pergulatan ekonomi, politik, dan informasi (propaganda).
Perang modern adalah kombinasi pergulatan dalam dimensi militer, ekonomi, politik, dan propaganda. “Benteng-pertahanan Permanen” dan “Benteng-pertahanan Lapangan” sebagai system pertahanan, di masa-masa mendatang harus dilengkapi dengan sarana pertahanan di bidang ekonomi, politik dan propaganda (pertahanan di bidang ekonomi, politik, dan propaganda tersebut tidak menjadi lingkup dari renungan dan bahasan ini).
“Benteng-pertahanan Permanen” dan “Benteng-pertahanan Lapangan” tidak cukup lagi sebagai sarana pertahanan. Pada masa kini dan lebih-lebih pada masa yang akan datang, perang memiliki banyak dimensi, perang bukan hanya pergulatan militer (fisik) saja, namun juga pergulatan ekonomi, politik, dan informasi (propaganda).
Perang modern adalah kombinasi pergulatan dalam dimensi militer, ekonomi, politik, dan propaganda. “Benteng-pertahanan Permanen” dan “Benteng-pertahanan Lapangan” sebagai system pertahanan, di masa-masa mendatang harus dilengkapi dengan sarana pertahanan di bidang ekonomi, politik dan propaganda (pertahanan di bidang ekonomi, politik, dan propaganda tersebut tidak menjadi lingkup dari renungan dan bahasan ini).
Great Wall adalah
salah satu keajaiban terbesar dunia seperti naga raksasa yang naik dan turun di
padang pasir , padang rumput , pegunungan dan dataran tinggi. The Great Wall
membentang dari Shanhaiguan di timur sampai danau Lop di barat lengkung masuk
ke ujung selatan Mongolia.
Sebagaimana diketahui benteng
dan benteng–pertahanan diseluruh dunia berjumlah ribuan unit.
Untuk memberi gambaran tentang benteng dan benteng-pertahanan tersebut
– ada yang sekarang berupa monumen atau museum – , maka beberapa diantaranya dapat
diuraikan secara singkat sbb :
Afrika.
Ghana
Elmina Castle, Gold Coast (Ghana) ; Elmina Castle dibangun oleh Portugis pada tahun
1482 sebagai Castle São Jorge da Mina ( St George of the Mine). Elmina Castle
ini semula adalah pos perdagangan pertama yang dibangun
di Teluk Guinea , dan merupakan bangunan Eropa tertua di wilayah Sahara. Pada awalnya adalah sebagai
pemukiman para pedagang, kemudian menjadi salah satu pos perdagangan budak terpenting di Atlantik. Belanda merebut benteng Elmina Castle dari
Portugis pada tahun 1637 , dan mengambil seluruh wilayah Portugis Gold
Coast pada tahun 1642. Di bawah Belanda
perdagangan budak terus berlanjut sampai
tahun 1814 . Pada tahun 1872 wilayah Gold Coast Belanda (termasuk Elmina Castle), menjadi milik Kerajaan
Inggris. Gold Coast (sekarang Ghana)
merdeka pada tahun 1957 , dan pengendalian benteng Elmina Castle pindah
ke pemerintah Ghana . Elmina Castle
adalah situs sejarah yang populer , dan
diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia .
Amerika
Utara.
Amerika Serikat
a.Bent
Fort ; Bent Fort adalah pusat perdagangan (trading post) bulu terbesar di Rocky
Mountain di tepi sungai Arkansas. Ben Fort dibangun pada tahun 1830-an di
tenggara Colorado ; memiliki dinding disekitar mimbar yang tingginya hampir 5
meter (15 kaki) dan ; merupakan tempat pertemuan utama para
pedagang bulu di Southwest Colorado. Pada waktu ini telah berubah menjadi
Museum di dekat La Junta, Colorado.
Simbol Kemerdekaan Amerika |
c.Fort
Ticonderoga ; Fort Ticonderoga (army post) adalah
benteng milik Perancis terletak antara Danau George dan Danau
Champlain. Fort Ticonderoga jatuh
di tangan Inggris dalam perang Perancis-Indian (1754-1763),
dan disita oleh Amerika pada awal Perang Revolusi Amerika. Inggris kemudian merebut kembali benteng tersebut dan menduduki selama 3 tahun. Benteng ini telah direkonstruksi.
Amerika Selatan.
Brasilia
Benteng- Copacabana (Copacabana Fort) ; Benteng ini dibangun di sebuah
semenanjung, awalnya adalah sebuah kapel kecil dengan replika dari Virgen de
Copacabana (Santo Pelindung Bolivia). Pada tahun 1908 tentara Brasilia mulai
membangun benteng pertahanan pantai yang
modern di semenanjung tersebut untuk melindungi pantai Copacabana dan pintu masuk ke pelabuhan Rio
de Janeiro. Benteng ini selesai dibangun pada 1914. terdiri dari dua kubah, satu dilengkapi
sepasang meriam Krupp 305 mm (12 inch), dan lainnya dilengkapi sepasang meriam
Krupp 190 mm (7,5 inci). Brasilia pada tahun 1987 membubarkan pasukan arteleri pantai, maka benteng non-aktif.
Asia
China
The
Great Wall ; The Great Wall adalah salah satu keajaiban terbesar
dunia, bangunan ini seperti naga raksasa yang naik dan turun di padang pasir ,
padang rumput , pegunungan dan dataran tinggi. The Great Wall membentang dari
Shanhaiguan di timur sampai danau Lop di barat lengkung masuk ke ujung selatan Mongolia. Awal “The Great Wall” dibangun adalah pada Zaman Musim Semi dan
Gugur (722 SM – 481 CM) dan Zaman Negara Perang (453 SM – 221 SM)– zaman di penghujung Dinasti Zhou di China ; panjangnya sekitar 2.400 km (1.500 mil) ; tebalnya hampir 8 m
(25 kaki) ; tingginya lebih dari 6 m (20
kaki) tinggi ; dan dilengkapi dengan ribuan menara untuk menahan serangan musuh
dan suku-suku dari utara. Hasil penelitian (comprehensive archaeological survey and
using advanced technologies) menunjukkan bahwa seluruh panjang The Great
Wall tersebut adalah 8.850 km terdiri
dari : tembok 6.259 km, parit 359 km,
dan berupa hambatan defensip lainnya (bukit, sungai dll) 2.232 km. The Great Wall terdaftar sebagai Warisan
Dunia oleh UNESCO pada tahun 1987 .
India.
Benteng Lohargarh ; Benteng Lohargarh (Benteng Besi) terletak di Bharatpur di Rjasthan,
India. Benteng
ini dibangun oleh penguasa Bharatpur Jat, Maharaja
Suraj Mal (1707 – 1763). Benteng ini sangat kuat, bahkan mampu menahan
serangan bertubi-tubi pasukan Inggris yang dipimpin oleh Jenderal Gerard Lake (1744
– 1808) pada tahun 1805, ketika itu
benteng ini dikepung selama enam minggu. Setelah kehilangan lebih dari 3000
orang tentara, pasukan Britania terpaksa mundur dan membuat kesepakatan dengan
penguasa Bharatpur. Benteng ini memiliki dua gerbang, gerbang utara disebut
gerbang Ashtdhaatu (mempunyai empat logam) sedangkan gerbang selatan disebut gerbang
Chowburja (mempunyai delapan pilar).
Beberapa monumen yang
terdapat di dalam benteng ini adalah Kishori Mahal, Mahal Khas and Kothi Khas.
Moti Mahal dan menara-menara semacam Jawahar Burj serta Fateh Burj dibangun
sebagai peringatan kemenangan pasukan Mughal atas pasukan Inggris. Pintu
gerbangnya dihiasi dengan lukisan gajah besar.
Jepang
Nagashima Castle ; Nagashima Castle adalah
serangkaian benteng- benteng (a series of
fortresses ) yang di kontrol oleh Ikko-Ikki
(The Ikko-Ikki was
a massive group of Buddhist fanatics, whose main goal was to topple the
feudalist government that controlled Japan and spread the teachings of Jodo Shinshu Buddhism), terletak di delta yang terdiri dari rawa-rawa, di perbatasan Owari
dan propinsi Ise di sebelah tenggara kota Nagoya. Nagashima
Castle dibangun sekitar tahun 1555
oleh Ito Shigeharu,
dan direbut oleh Ikko-Ikki
tak lama setelah itu. Nobunaga (1534 - 1582) mencoba merebut kembali benteng yang
di kontrol oleh Ikko-Ikki tersebut sebanyak tiga kali, namun baru berhasil pada
tahun 1574 dengan bantuan dari Kumano Suigun (Angkatan Laut) di bawah kontrol
keluarga Kuki. Semua pengikut
Ikki yang sudah menyerah dibakar hidup-hidup, sejumlah 20.000 orang
tewas. Menurut “Nagashima Historical Society”, tidak ada
benteng utama Nagashima yang dapat diselamatkan dan lokasi sebenarnya tidak
diketahui. Lokasi benteng yang paling
mungkin sekarang adalah sebuah sekolah, yang diidentifikasi sesuai dengan
deskripsi tertulis dari abad ke-16. Gerbang benteng tersebut telah direkonstruksi,
namun musnah selama Isewan Typhoon pada tahun 1959 dan dibangun kembali sebuah
stupa batu sebagai peringatan bagi yang dibakar.
Korea.
Benteng
Namhansaseong ; Benteng Namhansaseong adalah berkaitan
dengan Onjo pendiri Baekje. Pada tahun 672, sebuah benteng yang disebut
Jujangseong dibangun di
sudut sebelah barat Namhansan (Korea) untuk melindungi Silla
dari Tang China. Kemudian benteng ini diberi nama Iljangseong. Raja Goryeo
memperbaiki kembali benteng ini sebagai sebuah pos terdepan untuk Gwangju (ibu
kota sebuah provinsi).
Kebanyakan benteng yang
ada saat itu adalah dari zaman Joseon. Konstruksi direncanakan oleh Seo,
pada awal 1624, ketika Manchu mengancam Ming China. Pada tahun 1636, Manchu
melakukan invasi ke Korea, dan
Raja Injo melarikan diri bersama pejabat istana dan 13.800 orang tentaranya ke
Namhansanseong. Di sini mereka mempertahankan diri dengan baik dan sang raja
mendapatkan perlindungan dari penjaga yang terdiri dari 3000 orang biarawan yang memiliki keahlian berkelahi (silat). Manchu tidak dapat mengambil alih benteng karena badai, akan tetapi
setelah 45 hari pengepungan, pasokan makanan habis, dan raja terpaksa menyerah,
memberikan anak-anaknya sebagai sandera serta berpindah kesetiaan dari Ming. Monumen
Samjeondo didirikan di
jalan bagian selatan dari Seoul ke Namhansanseong untuk menandai kejadian ini.
Setelah pasukan Manchu
ditarik, Namhanseong dibiarkan tak tersentuh hingga pemerintahan Raja Sukjong (1661–1720),
yang memperluas dan menambah Pongamseong di sudut bagian timur laut area
benteng pada tahun 1686. Ruang tambahan lainnya, Hanbongseong, dibangun
sepanjang punggung bukit di bagian timur benteng pada tahun 1693. Lebih banyak
karya lainnya lagi dibuat pada masa pemerintahan Raja Yeongjo (1724 – 1776), dinding
sandaran abu-abu dibuat tahun 1778, selama pemerintahan Raja Jeongjo (1752 – 1800).
Pakistan.
Ranikot Fort ; Ranikot Fort adalah sebuah benteng di provinsi
Sindh Pakistan yang disebut “The Great Wall of Sindh” , dan memiliki keliling
lebih kurang 26 kilometer.
Arsitek
dari Ranikot Fort tidak diketahui, demikian juga tujuan awal
dari pembangunan benteng ini. Beberapa arkeolog
menduga dibangun pada masa
kekhalifahan Abbasiyah (750 – 1258) oleh Imran Bin Musa Barmaki yang
menjabat Gubernur Sindh di tahun 836 . Arkeolog yang lain menduga
dibangun pada masa yang jauh lebih awal dan menghubungkan dengan konstruksi saluran-saluran
air di masa kekaisaran Sassaniyah (Persia), dan juga
dengan orang-orang Yunani. Situs
prasejarah “Amri” (an archaeological site in Pakistan) berada
di dekat benteng Ranikot Fort tersebut,
namun tidak ada jejak dari kota tua di dalam
benteng tersebut, dan struktur ini tidak cukup bukti berasal dari zaman prasejarah.
Arkeolog berpendapat bahwa konstruksi pertama dari
bangunan “The Great Wall of Sindh” adalah pada abad
ke-17, tapi sekarang para arkeolog
setuju bahwa beberapa struktur benteng telah dibangun kembali oleh Mir Ali Karam Khan Talpur
dan saudaranya Mir Murad Ali pada tahun
1812 dengan biaya 1,2 juta
rupee (Sindh Gazetteer,
677 ). Sejak tahun 1993 Ranikot Fort terdaftar sebagai Situs
Warisan Dunia UNESCO.
Vietnam
Benteng di Vietnam |
Benteng yang disebut
sebagai Benteng Dinasti Ho ini dibangun dalam rangka perang menghadapi agresor Ming
(China) pada tahun 1397. Raja Ho Qui Ly
(1336-1407) membangun satu benteng batu dengan arsitektur yang khas
di desa An Ton, kabupaten Vinh Loc, yang jaraknya kira-kira 50
kilometer dari kota Thanh Hoa ke arah Barat. Benteng ini juga memiliki
banyak nama seperti Yen Ton, Tay Do, Tay Giai, Tay Kinh.
Benteng ini berbentuk segi
panjang ; panjangnya 900 meter, lebarnya 700 meter, dan tingginya
kira-kira 6 meter. Seluruh benteng dibangun dari gumpalan-gumpalan batu yang
sangat besar (ada yang beratnya lebih dari 30 ton) dengan volume kira-kira 20.000
meter kubik. Benteng dan ke-4 pintu utamanya dibangun dari
gumpalan-gumpalan batu kapur hijau dan dipotong-potong secara
halus dan di tumpuk-tumpuk dengan sangat erat. Gumpalan-gumpalan
batu ada yang panjangnya 1,5 meter dan beratnya 24 ton. Total
volume batu untuk membangun benteng ini kira-kira 20.000
meter kubik dan kira–kira 100.000 meter kubik tanah yang ditimbun dengan penuh kecermatan. Hal yang istimewa ialah gumpalan-gumpalan batu yang
beratnya ribuan ton itu hanya di tumpuk-tumpuk saja tanpa bahan perekat, tapi
tetap awet (relatif utuh) selama lebih dari 600 tahun ini.
Benteng Dinasti Ho adalah terdaftar
sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Australia & Oceania.
Australia
Signal Hill Battery ;
Signal Hill Battery dibangun di
1892 -1893 di Watsons Bay dan berdekatan dengan Signal Hill Mercusuar di Old
South Head Road. Baterai ini adalah salah satu dari tiga benteng pertahanan
pantai di Sydney, Australia ; dua benteng lainnya adalah Ben Buckler Gun Battery
di Bondi, dan Shark Point Baterai atau Coogee Baterai di Clovelly. Tiap baterai
dilengkapi dengan personel dan persenjataan yang memadai.
Benteng ini adalah rantai
terakhir di perimeter pertahanan luar Sydney,
mempertahankan Sydney dari penembakan oleh kapal musuh di lepas pantai. Benteng yang dibangun pada
tahun 1890 di pinggiran timur Sydney ini adalah puncak dari sekitar dua puluh
tahun pembangunan instalasi pertahanan pelabuhan yang merefleksikan kebijakan menghadapi perubahan ancaman peperangan dengan cara dan
teknologi baru. Persenjataan benteng ini dari waktu ke waktu terus disempurnakan.
Benteng ini juga memiliki sebuah kompleks bawah tanah yang berada di bawah Old
South Head Road.
Selandia
Baru.
Fort
Buckley ; Fort Buckley terletak di Wellington, Selandia Baru. Benteng
ini dibangun pada tahun 1885, dan termasuk dua meriam arteleri (Muzzle loading gun is
one type of field artillery), yang memiliki jarak tembak sekitar
tiga kilometer. Selama Perang Dunia II dilengkapi pula dengan senjata
anti-pesawat (anti-aircraft gun). Pondasi beton dari dua meriam arteleri masih dalam keadaan baik.
Jalan menuju benteng tetap terpelihara. Tanah Fort Buckley tersebut adalah milik
Dewan Kota Wellington (Wellington City Council).
Eropa.
Inggris.
The
Hilsea Line : The Hilsea Line adalah deretan benteng di
abad 18-19, dibangun untuk melindungi wilayah utara Inggris sampai ke Portsea,
sebuah pulau dari pantai Inggris yang merupakan bagian dari kota Portsmouth dan
pangkalan angkatan laut utama. Pada awalnya bangunan pertahanan tersebut
difokuskan di Portsbridge yang melintasi sungai. Bangunan pertahanan atau fortifikasi
ini diperkirakan dibangun pada pada masa pemerintahan Raja Henry VIII (1491 –
1547), kemudian setelah Perang Saudara (English Civil War) dibangun kembali pada tahun 1688 dan pada tahun 1746. Selama tahun 1756 dan 1757, dibangun garis pertahanan di sisi Portsea di bawah pengawasan John Peter Desmaretz ,
terdiri dari : parit lebar 15-20-kaki-lebar (4,6-6,1 m) dan dalam 6(1,8 m) dan
didukung oleh tembok 7-8-kaki (2,1-2,4 m).
The Hilsea Line sekarang
digunakan sebagai area green space dan rekreasi.
Italia.
The Fenestrelle Fortress ;
The Fenestrelle Fortress adalah benteng- benteng yang menghadap Fenestrelle
(Piedmont, Italia utara lk 50 km dari Turin). Benteng ini adalah yang benteng
pertahanan (fortification) alpine yang terbesar di Eropa, memiliki luas
permukaan 1.300.000 m². Benteng ini dibangun
antara tahun 1728 dan 1850, di rancang (design) oleh arsitek Ignazio
Bertola. The Fenestrelle untuk menjaga akses ke Turin melalui lembah Chisone,
dan terletak di ketinggian antara 1.100m - 1.800 m. Fenestrelle menjadi bagian dari Duchy of Savoy (A duchy is a territory, fief, or domain ruled
by a duke or duchess) pada tahun 1709 setelah kekalahan Perancis di fort Mutin
(Fenestrelle), kemudian dikenal sebagai Kerajaan Sardinia.
Turki.
Benteng Konstantinopel ; Benteng ini merupakan salah satu benteng kota
terbesar dan paling kuat di dunia, dikelilingi oleh laut di tiga sisinya yaitu :
selat Bosphorus, Laut Marmarah (Marmara Sea) dan selat Tanduk Emas (Golden
Horn). Benteng ini di sisi laut di lindungi oleh rantai baja yang kuat, hingga
tidak memungkinkan masuknya kapal musuh ke dalamnya. Di sisi darat dikelilingi
oleh dinding yang tebalnya 9 meter dan tingginya 30 meter. Pentingnya posisi
kota Konstantinopel ini digambarkan oleh Napoleon Bonaparte (1769 -1821) dengan kata-kata : “ Jika dunia ini adalah sebuah negara,
maka Konstantinopel adalah yang paling layak sebagai ibukota negara”.
Konstantinopel (Constantinopolis) dengan bentengnya adalah kota yang tidak mudah ditaklukkan. Kota ini
dapat menahan serangan dari berbagai penjuru dunia, karena memiliki sistem
pertahanan yang sangat maju pada zamannya, yaitu tembok yang tingginya sekitar
30 m dan tebal 9 m, tidak ada satupun teknologi yang dapat menghancurkan dan
menembus tembok ini pada masa lalu. Dan untuk inilah al-Fatih menugaskan khusus
pembuatan meriam raksasa yang dapat melontarkan peluru seberat 700 kg.
Pada
tanggal 6 April 1453, kaum muslimin dipimpin oleh Muhammad Al-Fatih (1432 – 1481) membawa
250.000 pasukan. Pasukannya tersebut terbagi menjadi tiga bagian :
- pasukan laut dgn 400 kapal perang menyerang melalui laut Marmara ;
- kapal-kapal kecil untuk menembus selat Tanduk ; dan
- pasukan sisanya melalui jalan darat menyerang dari sebelah barat Konstantinopel.
Penyerangan
ini dikenal sebagai “ The Siege of Constantinople”. Sampai tanggal 21 April
1453, setelah 14 hari peperangan, tidak ada sedikitpun tanda – tanda kemenangan
bagi kaum muslimin (penyerang). Pasukannya meminta kepada Muhammad Al-Fatih untuk
meninggalkan saja kota tersebut ! Namun Muhammad Al-Fatih menolaknya.
Benteng-benteng di
Indonesia adalah peninggalan pasukan Belanda, Inggris, dan lain-lain pada masa
kolonialisme ; dan juga peninggalan balatentara
Jepang pada masa Perang Dunia II.
Sementara itu di Indonesia terdapat lebih dari 100 unit benteng dan benteng-pertahanan ; yang masih dapat dilihat a.l adalah : Fort Belgica (Banda) ; Fortress Japanese
Army (Fak-Fak, Papua Barat) ; Fort
Kalimata (Halmahera, Maluku Utara) ; Fort Marlborough (Bengkulu) ; Fort
Rotterdam (Makassar, Sulawesi Selatan ; dan Fort Vredeburg (Yogya, Daerah
Istimewa Yogyakarta).
Benteng-benteng di
Indonesia tersebut diatas adalah peninggalan pasukan Belanda, Inggris, dan
lain-lain pada masa kolonialisme ; dan juga peninggalan balatentara Jepang pada Perang Dunia II.
Benteng Keraton Yogyakarta |
Walaupun
sesungguhnya terdapat pula benteng-benteng yang dibangun oleh kerajaan-kerajaan
di Indonesia sendiri, sebagai contoh adalah Benteng
Kerajaan Majapahit (1293 – 1500 M) yang sisa-sisanya masih dapat dilihat di
didesa Cerme, Nganjuk, Jawa Timur ; dan Benteng_Baluwerti_Keraton_Yogyakarta yang didirikan pada tahun 1785 – 1787 M atas prakarsa Sultan
Hamengku Buwono II. Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta ini
sampai sekarang masih berdiri dengan tegak.
Benteng-benteng peninggalan
pasukan Belanda, Inggris, dan lain-lain yang dibangun pada masa kolonialisme
tersebut mengingatkan kita bangsa Indonesia (-kiranya juga bangsa-bangsa
terjajah lain-nya-), masa lalu yang gelap
dimana benteng- benteng tersebut menjadi bangunan dimana penjajahan dan
penindasan bertumpu.
Sebagai penutup dari
renungan dan bahasan singkat tentang benteng (fort) ini ingin disampaikan
hal-hal sbb:
- Benteng adalah bangunan sebagai sarana untuk melindungi sesuatu (wilayah, penduduk, harta benda, istana dan lain-lain) dari serangan musuh. Dalam perkembangannya benteng tidak hanya memiliki kapasitas sebagai sarana untuk melindungi, tetapi juga memiliki kapasitas sebagai sarana untuk menyerang.
- Benteng-pertahanan (fortifications) pada dasarnya adalah kompleks-bangunan yang merupakan suatu sistem perlindungan yang mempunyai fungsi sebagai sarana untuk mempertahankan dan melindungi dari serangan musuh.
- Benteng-pertahanan (fortifications) dapat dibagi menjadi dua yaitu : (1) Benteng-pertahanan Permanen yang memiliki fungsi menjaga perbatasan, pantai, laut, kota dan jalan-jalan penting dari sebuah negara atau wilayah ; dan (2) Benteng-pertahanan Lapangan dibangun guna mendukung jalannya suatu pertempuran.
- Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan munculnya senjata yang memiliki daya rusak sangat besar (weapon of mass destruction) seperti senjata nuklir, senjata kuman, dan senjata kimia . “Benteng-pertahanan Permanen (Permanent fortifications)” dan “Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications)” agar dapat berfungsi secara efektif, mau tidak mau harus menyesuaikan dengan kemajuan tersebut.
- Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menyebabkan perubahan sifat dari suatu perang khususnya perang antar negara, perang akan meliputi banyak dimensi seperti dimensi militer, ekonomi, politik, dan informasi (propaganda)l . “Benteng-pertahanan Permanen” dan “Benteng-pertahanan Lapangan” saja, tidak akan cukup sebagai sarana untuk mempertahankan dan melindungi dari serangan musuh dalam suatu perang modern.
Demikianlah renungan dan
bahasan tentang “Benteng (fort)”. Semoga bermanfaat!
*
The
strength of the United States is not the gold at Fort Knox or the weapons of
mass destruction that we have, but the sum total of the education and the
character of our people.
[/Claiborne_Pell (1918 – 2009) ; Senator from Rhode Island 1961 – 1997]
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar