Ngunandiko 81
Pala
(Myristica Fragrans Houtt)
Manusia telah lama mengenal rempah
rempah (herbs and spices), rempah-rempah tersebut dipakai untuk upacara-upacara
keagamaan, bumbu makanan, pengobatan, dan lain-lain. Indonesia terkenal sebagai
negara yang kaya akan rempah-rempah,
berbagai jenis rempah-rempah dihasilkan oleh bumi Indonesia seperti : asam (jawa,
dan kandis), akar wangi, bangle, bawang (merah, putih, bombay), cabai, cengkih,
jahe, jintan, kabalet, kapulaga, kayumanis, kelembak, kemiri, kencur, ketumbar,
merica (lada), pala, dan temulawak. Salah satu dari berbagai rempah-rempah
tersebut adalah pala, dimana Indonesia pada waktu ini adalah negara penghasil
pala terbesar di dunia.
Namun secara keseluruhan penghasil
rempah-rempah di dunia, yang terbesar adalah India, diikuti oleh China dan lain-lain
seperti terlihat dalam daftar berikut ini
PRODUKSI REMPAH-REMPAH DUNIA
|
|||
No.
|
Negara
|
Ton per
tahun
|
Persen (%)
|
01
|
India
|
1,600,000
|
86.0
|
02
|
China
|
66,000
|
4.0
|
03
|
Bangladesh
|
48,000
|
3.0
|
04
|
Pakistan
|
45,000
|
2.0
|
05
|
Turki
|
33,000
|
2.0
|
06
|
Nepal
|
15,500
|
1.0
|
07
|
Negara-negara
lain
|
60,900
|
3.0
|
08
|
Total
|
1,868,700
|
100.0
|
Catatan : Perkiraan produksi rempah-rempah dunia (FAO, 2004).
Pada kesempatan ini Ngunandiko ingin merenungkan dan
membahas tentang rempah pala.
Pada jaman prakolonial, rempah-rempah merupakan
komoditi paling berharga, banyak digunakan dalam pengobatan. Rempah-rempah
adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco D Gama mencapai
India dan Maluku. Rempah-rempah ini pula yang menyebabkan Belanda kemudian
menyusul ke Maluku, sementara itu Spanyol dibawah pimpinan Magellan telah lebih
dahulu mencari jalan ke Timur melalui jalan lain yakni melewati samudra Pasifik
dan akhirnya mendarat di pulau Luzon (Pilipina).
Dari sisi perkembangan politik dunia, rempah-rempah itu-lah
yang menyebabkan kaum kolonialis Barat yang sedang tumbuh berdatangan ke Timur
cq Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan di Asia
Tenggara (semula merdeka) tidak mampu membendung kedatangan kaum kolonialis
barat (Portugis, Spanyol, Belanda, dan juga Inggris) tersebut, dan kemudian kerajaan-kerajaan
tersebut (sedang mengalami perpecahan)
menjadi koloni-koloninya—tanah jajahan. Kaum
kolonialis barat melalui politik divide et impera mampu menjajah Indonesia dan
negara-negara disekitarnya selama lk 3 abad lamanya. Keuntungan dari
rempah-rempah (termasuk pala) itu pulalah yang ikut menopang kokohnya
penjajahan.
Memetik pala pada masa VOC |
Buah pala berbentuk bulat panjang dengan warna kekuningan
yang kemudian berubah menjadi merah tua dan berbau wangi. Buah pala terdiri dari lk
80,0 % daging buah, 5,0 % tempurung dan 15,0 % biji. Bagian buah yang bernilai
ekonomi cukup tinggi adalah biji pala dan fuli (macis) yang dapat dijadikan
minyak pala. Daging buah pala dapat digunakan untuk manisan, asinan, dodol dan
sirup.
Pala merupakan
komoditi yang diperdagangkan di pasar dunia—pada
masa penjajahan keuntungannya masuk ke pundi-pundi kerajaan Belanda. Pada
waktu ini Indonesia masih merupakan negara pengekspor biji pala dan fuli
terbesar di pasaran dunia (lk 60 %), dan sisanya negara lain seperti Granada, India, Srilangka
dan Papua New Guinea.
Seperti
diketahui tanaman pala di Indonesia mula-mula ditemukan di Maluku (pulau Banda)
kemudian menyebar ke Sangir-Talaud, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa (Bogor)
dan lain-lain. Namun pada waktu ini hampir diseluruh Indonesia terdapat pohon
pala, perkiraan luas kebun pala (ha) dan
produksinya (kg) per tahun di tiap-tiap wilayah sbb:
Perkiraan Luas Kebun dan Produksi Pala
di Wilayah-wilayah Indonesia
|
|||
No
|
Wilayah
|
Luas Areal
(ha)
|
Produksi per tahun
(kg)
|
01
|
Sulawesi Utara
|
17,500
|
7,500
|
02
|
Maluku
|
17,100
|
5,100
|
03
|
Nangroe Aceh D.
|
11,500
|
4,500
|
04
|
Papua
|
6,000
|
1.400
|
05
|
Sulawesi Selatan
|
2,500
|
700
|
06
|
Sumatra
Barat
|
2,500
|
500
|
07
|
Jawa Barat
|
2,200
|
450
|
08
|
Sulawesi
Tengah
|
800
|
80
|
09
|
Sumatra Utara
|
250
|
70
|
10
|
Jawa
Tengah
|
950
|
100
|
11
|
NTT
|
400
|
50
|
12
|
Lampung
|
80
|
25
|
13
|
Jawa Timur
|
10
|
5
|
14
|
Kalimantan
Timur
|
20
|
5
|
Catatan : Perkiraan berdasar data DitJen
Perkebunan RI
Ekspor
pala Indonesia yang terbesar adalah biji pala kering (nutmeg in shell dan
nutmeg shelled), fuli (mace), dan minyak pala (essential oil of nutmeg). Total
ekspor pala Indonesia setiap tahun sekitar 8,000 – 15,000 mTon dengan nilai
sekitar 120,000,000 - 150,000,000 USD. Gambaran ekspor pala Indonesia periode
2007 – 2011 terlihat dalam daftar-daftar berikut ini.
Ekspor Biji Pala
Indonesia 2007 -2011
|
||
Tahun
|
Volume (mTon)
|
Nilai 1000 USD
|
2007
|
14,656
|
51,047
|
2008
|
12,942
|
50,187
|
2009
|
13,067
|
54,020
|
2010
|
14,185
|
86,096
|
2011
|
14,945
|
135,933
|
Catatan : Sumber data BPS ; Volume dalam metrikTon
Sedangkan
4 negara yang melakukan impor pala dari Indonesia terbesar volume dan nilai-nya
terlihat dalam daftar berikut ini.
4 Negara Pengimpor Pala Indonesia Terbesar
2008 -2011
|
||||||||
Negara
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
||||
mTon
|
USD x1000
|
mTon
|
USD x1000
|
mTon
|
USD x1000
|
mTon
|
USD x1000
|
|
Vietnam
|
3,445
|
6,281
|
4,076
|
9,495
|
3,777
|
10,215
|
3,727
|
16,440
|
USA
|
1,539
|
5,704
|
1,417
|
5,791
|
1,397
|
7,194
|
1,812
|
16,542
|
Belanda
|
1,472
|
6,772
|
1,274
|
6,386
|
1,929,
|
17,190
|
1,806
|
22,804
|
Jerman
|
601
|
3,280
|
989
|
4,905
|
1,265
|
8,449
|
1,206
|
13,621
|
Italia
|
439
|
2,313
|
366
|
2,559
|
664
|
6,343
|
1,006
|
13,507
|
Catatan : Sumber data BPS ; Volume dalam
metrikTon.
Seperti
diketahui daging buah pala dapat digunakan untuk manisan, asinan, dodol dan
sirup ; sering kali buah pala juga digunakan sebagai bumbu dapur. Kandungan beberapa
zat seperti protein, vitamin dan
lain-lain per 100 gram buah pala menurut penelitian adalah sbb :
Kandungan Nutrisi per 100 gram Pala
|
||
No.
|
Nama Zat
|
Jumlah Zat
|
01
|
Protein
|
0.3 gram
|
02
|
Vitamin A
|
29 IU
|
03
|
Vitamin B1
|
0.0 mgram
|
04
|
Vitamin C
|
22 mgram
|
05
|
Lemak
|
0.2 gram
|
06
|
Karbohidrat
|
10.9 gram
|
07
|
Kalsium
|
32 mgram
|
08
|
Besi
|
2 mgra
|
09
|
Energi
|
42 kkal
|
Catatan : Kandungan nutrisi adalah per
100 gram daging buah. Buah pala lk terdiri dari 80.0 % daging buah, 5.0 %
tempurung dan 15.0 % biji.
Buah Pala. |
Produksi
pala dunia diperkirakan antara 10,000 - 15,000
ton per tahun, sedangkan kebutuhan (demand) dunia setiap tahun diperkirakan lk 10,000
ton. Indonesia dan Grenada mendominasi pasokan pala ke pasar pala dunia,
masing-masing lk 60% dan 20%. Negara produsen
pala lainnya adalah India, Malaysia, Papua Nugini, Sri Lanka, dan kepuluan Karibia (St Vincent). Peng-impor utama pala Indonesia
adalah negara-negara Eropa (Belanda, Italia, Jerman dll), Amerika Serikat, Vietnam dan Jepang Ekspor pala Indonesia pada waktu ini sebagian
besar masih dilakukan melalui Singapura, oleh karena itu Singapura juga
tercatat sebagai pengimpor pala dari Indonesia yang cukup besar (biji pala
gelondongan yang diolah lebih lanjut di Singapura).
Selain
ekspor seperti dikemukakan dalam daftar diatas (ke 4 negara), Indonesia juga
melakukan ekspor pala ke lebih dari 30 negara. Pada waktu
ini, salah satu tujuan ekspor pala Indonesia yang sangat penting adalah
Singapura, gambaran jumlah dan nilai ekspor pala Indonesia ke Singapura adalah
sbb :
- pala gelondongan dapat mencapai lebih dari 1000 ton setahun ;
- pala kupas dapat mencapai lebih dari 8,000 ton setahun setahun ;
- fuli dapat mencapai lebih dari 3,200 ton setahun ;
- minyak pala dapat mencapai lebih dari 900 ton per tahun.
Sedangkan nilai ekspor minyak pala Indonesia ke Singapura per tahun dapat lebih dari 11,000,000 USD ; nilai ekspor nilai ekspor biji pala lebih dari 20,000,000 USD. Angka-angka tersebut menunjukkan betapa pentingnya posisi Singapura dalam kegiatan ekspor pala Indonesia, hal itu tidak terbatas pada produk pala saja, tetapi juga pada produk-produk primier Indonesia lainnya.
Selain melakukan ekspor, Indonesia juga melakukan impor biji pala walaupun jumlahnya relatif kecil. Indonesia melakukan impor pala dalam bentuk gelondong, biji, fuli, serta minyak pala dari negara-negara seperti Malaysia, USA, Perancis, Singapura dan China.
Negara pesaing Indonesia, yang menghasilkan pala cukup besar, adalah Granada dan Srilangka. Mutu pala Granada lebih baik daripada Indonesia, biji pala Granada tidak ada yang keriput karena di panen secara baik serta dilakukan fumigasi dengan teratur (mencegah jamur). Namun akhir-akhir ini produksi biji pala Granada cenderung menurun.
Pala
Indonesia (buah, biji, dan fuli) telah lama dikenal, walaupun penanganan
pascapanennya kurang baik. Pala Indonesia yang telah lama dikenal tersebut
serta adanya permintaan pala organik akhir-akhir
ini, maka kedua hal itu merupakan peluang yang baik bagi pengembangan
pala Indonesia. Di antara berbagai produk pala, permintaan (demand) biji dan
fuli pala sebagai bahan baku pembuatan “minyak atsiri” diperkirakan akan tetap
tinggi, hal ini karena minyak atsiri dari pala mempunyai citarasa dan khasiat
yang khas.
Pemasaran
pala (biji dan fuli) ke pasar dunia sangat tergantung kualitas pala yang
dipasarkan serta kebutuhan pala di negara-negara industri seperti Amerika Serikat, Belanda,
Jerman, Italia, Jepang dan juga
Singapura, namun akhir-akhir ini Vietnam juga jadi pembeli pala yang cukup
besar.
Pala
Indonesia biasanya dibeli oleh pedagang pengumpul (perantara), baru kemudian
dibeli oleh para eksportir untuk di ekspor. Harga pala di pasaran tergantung
dari kualitas-nya. Agar kualitas pala dapat dijaga, maka penanganan pala selama
panen dan pasca panen harus tetap dijaga dengan baik. Seperti diketahui kualitas pala pada dasarnya a.l
sangat tergantung pada hal-hal sbb :
- keadaan tanaman pala (mis : bibit; jarak tanam ; pemeliharaan dll) ;
- pemetikan buah pala (mis : buah yang dipetik harus cukup tua dll) ;
- pengolahan buah pala (mis : pelepasan daging, fuli,dan biji harus hati-hati; penjemuran dll) ; serta
- penyimpanan dan pengemasan.
Pala
perlu dipetik setelah benar-benar tua (telah membelah) agar menjadi pala yang
berkualitas. Buah pala terdiri dari kulit buah, daging buah, fuli (anilus),
kulit biji (cangkang), dan biji.
Salah
satu usaha Indonesia menjaga kualitas pala hasil produksinya adalah menetapkan
suatu standar pala yang harus dipenuhi. Pada waktu ini Indonesia telah
menentukan standar nasional kualitas fuli (SNI 01-0007-1993), dimana kualitas
fuli memiliki 5 tingkatan sbb :
- Mutu Whole I (mutu utuh I) : utuh dan pecahan besar, sampai sekitar 1/3 dari utuh, warna kuning atau kuning kemerahan sampai merah. Kontaminasi jamur maksimum 5 % (bobot)
- Mutu Whole II (mutu utuh II) : Utuh dan Pecahan besar, sampai kira kira 1/3 dari utuh, berwarna gelap/ buram. Kontaminasi jamur maksimum 5 %
- Mutu Gruis/ Broken I (mutu pecah I): pecah-pecah dengan ukuran sampai minimum 1/12 dari yang utuh, berwarna kuning atau kuning kemerah–merahan sampai merah, kontaminasi jamur maksimum 5 %
- Mutu Gruis/ Broken II (mutu pecah II) : pecah-pecah dengan ukuran sampai minimum 1/12 dari yang utuh, berwarna buram atau kuning dan atau kemerah merahan.
- Blackmace (fulihitam):yang tidak termasuk whole (utuh), gruis(pecah) yang berwarna gelap hamper hitam.
Buah
pala menghasilkan bahan untuk diolah lebih lanjut oleh industri makanan,
minuman dan obat-obatan (a.l kosmetika),
bahan yang berasal dari buah pala tersebut adalah sbb:
- DAGING BUAH PALA ; daging buah dapat menghasilkan : manisan; fruit salad; sirup; Jeli; Jam, dan chutney (sejenis saos).
- BIJI BUAH PALA, biji tersebut terdiri dari :
- Fuli ; fulii menghasilkan : minyak fuli; bungkil; oleoresin; dan mentega fuli.
- Daging biji ; daging biji menghasilkan : minyak pala; bungkil; oleoresin; dan mentega pala.
- Tempurung (di proses lebih lanjut di Industri Kimia).:
Untuk memberi gambaran tentang pengolahan pala, maka sebagai contoh berikut ini adalah proses PEMBUATAN SIROP PALA yang dilakukan oleh industri kecil di Indonesia.
PEMBUATAN SIROP PALA
(4).PENYARINGAN (Filtering)è(5).PENAMPUNGAN
SARI BUAHè
(6). PEMANASAN (Heating) Iè
(6). PEMANASAN (Heating) Iè
(7).PEMISAHAN BAGIAN YANG JERNIHè(8).PENAMBAHAN GULAè
(9)PEMANASAN (Heating) IIè
(9)PEMANASAN (Heating) IIè
(10)PEMBOTOLAN (Packaging)è
SIROP DALAM BOTOL
SIROP DALAM BOTOL
Sesungguhnya selain dilakukan oleh para pengrajin dan industri kecil, pembuatan berbagai jenis makanan, minuman, minyak atsiri dan lain-lain dari buah pala juga dilakukan oleh perusahaan perusahaan besar baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Patut dicatat bahwa pada waktu ini Indonesia adalah
produsen pala terbesar di dunia. Namun patut pula dicatat bahwa masa gelap
Indonesia dibawah penjajahan Belanda yang telah lalu, secara tidak langsung
juga disebabkan oleh adanya pala tersebut.
Demikianlah, semoga bermanfaat !
*
Kekayaan tidak akan membawa kesejahteraan
dan kebahagiaan, jika tidak disertai dengan kecerdasan (Anonym).
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar