Senin, 07 Juli 2014

Orator



Ngunandiko.70


Orator
(Public Speaker)


Orator is a person who delivers an oration; a public speaker, especially one of great eloquence (fluent, forcible, elegant or persuasive speaking). Demosthenes was one of the great orators of ancient Yunani.


Orator sedang pidato
Berbicara di depan umum (public speaking) memiliki berbagai bentuk,  dari waktu ke waktu terus berubah, perubahan tersebut antara lain karena berubahnya sarana dan gaya komunikasi. D ibandingkan dengan  waktu yang lalu, saat ini b erbicara di depan umum telah menjadi kurang formal. G aya berbicara -  seperti misalnya di masa Yunani kuno  - sebagai seni dan sarana menciptakan keindahan sudah jarang terjadi,   saat ini bentuk komunikasi publik sebagian besar telah sangat praktis. Para p embicara umumnya ingin tampil se-alami mungkin dihadapan audience-nya, maupun untuk penonton di televisi atau untuk pendengar di radio. Kehidupan modern telah membuat  berbicara di depan umum (public speaking) kurang formal, menjadi kebiasaan sosial dan ekonomi; baik dalam bahasa, penampilan dan sejenisnya.
Pada abad ke-21 ini,  sebagian cendekiawan merasa bahwa demokrasi tidak perlu lagi adanya retorika (lihat Wikipidea; retorika adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen), namun adalah konsekuensi yang tak terhindarkan bahwa demokrasi menuntut keahlian berpidato. Jika tidak ada upaya public speaker (tukang propaganda) membantu orang muda memahami demokrasi dan peran-nya dalam pemerintahan, maka peran demokrasi akan terus berkurang dan dapat benar-benar hilang. Ketika tiap individu ingin dan berhak turut serta berbicara dan mengetahui apa yang telah dan akan terjadi di wilayah dan negara, maka pada saat itu pula retorika diperlukan dan memiliki peran sentral.          
Pembicara publik (public speaker) berbicara di depan umum bertujuan  menambah informasi dan pengetahuan para pendengar-nya, serta mengarahkan-nya berpikir   dan bertindak sesuai dengan yang  disarankan. Berbicara di depan umum atau pidato sangat penting bagi ulama, pendeta, pengacara, pejabat publik dan lain-lain tidak terkecuali para pemimpin pemerintahan, negara dan bangsa. Pembicara publik penting bagi orang banyak.
Berbicara di depan umum merupakan bagian dari pemerintahan yang demokratis. Orang pidato dihadapan publik, karena memiliki pesan yang layak dikatakan.  Selama seseorang berbicara mengemukakan ide dan pikirannya, maka akan selalu timbul pro dan kontra atas apa yang dikemukakan-nya. Ada sekelompok orang mengambil manfaat -nya, namun ada pula yang menolaknya.
Ada tiga hal dasar yang harus dikuasai dan dimengerti oleh  pembicara publik (public speaker):

  • Mengerti dengan baik (lebih baik dari kebanyakan orang) subjek yang akan dikatakannya;

  • Mengerti dengan baik kebutuhan, kebiasaan, keinginan, dan cara berpikir para penonton dan pendengar (audience);

  • Mengerti dengan baik cara menyusun pidato agar pidato-nya memiliki pengaruh maksimal pada para penonton dan pendengar-nya (audience).

Orator-orator besar di dunia jelas mengusai dan mengerti tentang ketiga hal tersebut diatas secara sempurna, karena pengalaman dan bakat yang dimilikinya.  Orator-orator besar tersebut melalui ucapan-ucapannya telah terbukti dapat membuat slogan menjadi perbuatan yang berakibat terjadinya berbagai perubahan di dunia.
Berikut ini disampaikan contoh tentang 7 orator besar, yang ucapan maupun tindakannya telah membawa berbagai perubahan di dunia sbb:
  • 1. Demosthenes
Demosthenes (384 - 322 SM) adalah seorang negarawan dan orator  yang ulung pada masanya, ia mencintai negara-kota   Athena. Demosthenes   dihargai   dari cara hidupnya   yang percaya diri  dan penuh kebebasan, serta dengan kuat melawan siapa saja yang mencoba untuk melanggar kebebasan negaranya. Semangat seperti ini, jarang dimiliki oleh rekan-rekan Athena lain-nya.    
Pidato-nya yang terkenal pada tahun 354 BC di dewan angkatan laut ("On the Navy Boards") yang ditujukan terhadap ancaman dari Timur.       
Perlu dikemukakan bahwa sekitar tahun 350 BC, Philip dari Makedonia (382 - 336 SM) secara bertahap mencaplok wilayah-wilayah Yunani yang berada di selatan perbatasan Makedonia. S etelah membujuk Athena dengan janji-janji kosong dan akan melindungi negara-kota Athena, Philip merebut kepemilikan Athena di Thrace pada 356 BC.  K emudian pada tahun 354 BC, Philip mengambil wilayah milik Athena  yang  lain. Pada tahun 353 BC, Sparta dan   Arcadia meminta bantuan militer Athena untuk menghadapi  serangan Philip. Ketika Philip terus bergerak ke selatan dengan menggunakan bujukan, ancaman dan kekuatan militer, maka Athena mengirim tim kecil untuk menutup celah di Thermopylae (Gerbang Panas). Philip menghindari konfrontasi langsung dengan Athena, meskipun niatnya jelas yaitu memperluas wilayah-nya. Sementara itu masih banyak orang Athena yang tetap percaya bahwa ancaman Philip hanyalah sementara.  
Dalam kondisi seperti itu pada awal tahun 351 BC, Demosthenes menyampaikan pidato menentang Philip ("The Philippics"),  dimana Demosthenes  maju sebagai pemimpin oposisi menentang ambisi kekaisaran Makedonia. Selama  hampir 30 tahun sikap Demosthenes tidak pernah goyah;  Plutarch lebih kurang mengatakan, bahwa sikap Demosthenes yang memilih mempertahankan Yunani terhadap tekanan Philip adalah sikap yang adil dan bijaksana.      
Dalam pidatonya  "The Philippics", Demosthenes  al mengingatkan bahwa Athena pernah mengalahkan Sparta, yang sama kuatnya dengan Philip, dan dengan sinis mengatakan bahwa Philip tidak akan pernah bisa menaklukkan Athena.   Demosthenes menantang bangsanya  agar  mengambil keputusan untuk melawan daripada membiarkan Philip menang tanpa perlawanan.       
Pidato-pidato Demosthenes yang membangkitkan semangat sesudah pidato "The Philippics" tersebut telah gagal mengembangkan Athena.  Philip tetap maju ke Chalcidice (Chalkidike is a peninsula in the eastern        part  of the province of Yunani Makedonia, Northern Yunani)  dan mengancam kota Olynthus. 
Pada 349 BC Demosthenes menyampaikan  pidato-pidato (the "Olynthiacs") untuk   Olynthus, pada tahun berikutnya tanpa Athena dapat memberikan bantuan yang berarti Olynthus jatuh ketangan Philip. Namun akhirnya, Philip dan Athena pada bulan April 346 BC sepakat menjalin perdamaian Philocrates [1]
  • 2. Abu Bakar ash-Shiddiq
Abu Bakar ash-Shiddiq
Abu Bakar ash- Shiddiq (572 - 634) adalah seorang Khalifah kaum muslim seluruh dunia yang pertama. Pasca pengukuhan dirinya sebagai Khalifatur-Rasul (pengganti Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam). Beliau menyampaikan pidato pertamanya yang terkenal, sebagian dari pidatonya tersebut lk sebagai  berikut: 

. . . . . Wahai manusia, sungguh aku telah didaulat sebagai pemimpin atas kalian. Akan tetapi, aku bukanlah manusia terbaik. Bila aku membuat kebijakan yang baik, maka sudilah kalian membantuku. Jika aku bersikap buruk, maka luruskanlah diriku. Kejujuran itu amanah, Dusta adalah pengkhianatan. Orang tertindas di tengah kalian, ia adalah orang kuat di mataku, akan aku tuntaskan keluhannya, insya Allah. Dan orang kuat (yang berbuat sewenang-wenang) di tengah kalian, ia adalah pihak lemah, akan aku ambil hak orang lain darinya, insya Allah. 
Lebih jauh Abu Bakar ash-Shiddiq  mengatakan tidaklah suatu bangsa meninggalkan jihad di jalan Allah SWT, melainkan Allah SWT akan mendatangkan kehinaan pada mereka. Tidaklah suatu bangsa banyak melakukan perbuatan faahisyah (keburukan), melainkan Allah akan menimpakan bala (siksa) pada mereka seluruhnya. . . . . .

Demikianlah kata-kata Abu Bakar ash-Shiddiq saat dikukuhkan sebagai Khalifah pengganti Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.
  • 3. Patrick Henry
Patrick-Henry (1736 - 1799) adalah salah satu dari pendiri Amerika  (founding fathers) negara  Amerika Serikat. Patrick Henry terkenal karena pidato-nya pada masa Revolusi Amerika   di House of Burgesses tanggal 23 Maret 1775, di Gereja Saint John di Richmond, Virginia.   Pada waktu itu   parlemen belum memutuskan apakah akan memobilisasi aksi militer untuk melawan Inggris, namun Henry mendukung mobilisasi militer melalui pidatonya yang antara lain mengandung  kata-kata yang  terkenal sbb:

"Is life so dear, or peace so sweet, as to be purchased at the price of chains and slavery? Forbid it, Almighty God! I know not what course others may take; but as for me, Give me Liberty, or give me Death! "

Slogan tersebut juga telah menjadi inspirasi pejuang-pejuang Indonesia pada masa Revolusi 17 Agustus 1945 dengan kata-kata "Merdeka atau Mati".
  • 4. Adolf Hitler
Adolf-Hitler (1889 - 1945), setelah pada awal tahun 1920-an dibebaskan dari penjara, memutuskan untuk merebut kekuasaan secara konstitusional bukan dengan kekuatan senjata. Hitler menggunakan keahliannya berpidato sebagai demagog (a person, especially an orator or political leader, who gains power and popularity by arousing the emotions, passions, and prejudices of the people), menyerukan rakyat Jerman untuk menolak Yahudi dan paham komunisme.
Seperti diketahui Hitler telah bergabung dalam Partai Pekerja Jerman PAD, kembali  Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP), Pada September 1919 Hitler menjadi pemimpin propaganda partai tersebut. Pada 1920 mengubah nama partai tersebut menjadi partai Nazi (sebuah partai yang didasarkan pada ideologi Nazisme yang totalitarian dan otokratik), dan pada 1921 Hitler menjadi pimpinan partai. Setelah melalui suatu Pemilihan Umum pada tahun 1933 Hitler berhasil menduduki kursi Kanselir Jerman. Pada bulan November 1937, Hitler dengan pidatonya yang berapi-api menguraikan rencananya untuk menguasai dunia.
Hitler berpidato dimuka massa menyerukan rakyat Jerman untuk menolak Yahudi dan kaum komunis, dan menciptakan sebuah pemerintah baru yang akan memerintah dunia selama 1000 tahun.
Dalam menjalankan ambisinya, Hitler akhirnya terlibat dalam Perang Dunia II, dan Hitler kalah.
  • 5. Winston Churchill
Winston-Churchill (1874 - 1965) adalah penulis dan tokoh politik yang menjabat sebagai Perdana Menteri Britania Raya selama Perang Dunia Kedua (1939 - 1945). Pada saat itu Winston Churchil berpidato dan kata-kata-nya telah  menjadi sumber inspirasi bagi rakyat Inggris yang sedang mengalami tekanan dari Jerman:

. . . . "Saya tidak memiliki apa-apa untuk ditawarkan kecuali darah, kerja keras, air mata, dan keringat.....

. . . . .. "Kita akan mempertahankan pulau kita, walau apapun harganya, kita akan bertempur di pantai, kita akan bertempur di tempat pendaratan, kita akan bertempur di lapangan dan jalan, kita akan bertempur di bukit; kita tidak akan sekali-kali menyerah.". . . . .

Seperti kita ketahui Britania Raya telah keluar sebagai salah satu pemenang Perang Dunia Kedua, hal ini berarti Britania Raya memenangkan perangnya dengan Jerman.
  • 6. Fidel Castro
Fidel-Castro (Presiden Kuba 1976 - 2016) lahir 13 Agustus 1926, sejak tahun 1976 sampai 2008 menjadi Presiden Kuba.
Setelah mendapatkan gelar doktor dibidang hukum pada tahun 1950 Castro memimpin gerakan bawah tanah anti pemerintah Batista. Pada tahun 1953, Castro memimpin serangan ke barak militer Moncada Santiojo de Cuba namun gagal dan kemudian dipenjara.
Setelah mendapatkan pengampunan dan dibebaskan pada 15 Mei 1966, Castro langsung memimpin  penggulingan diktator Batista (Gerakan 26 Juli). Pada 7 Juli 1955 Castro ke Meksiko, Bertemu dengan pejuang revolusioner Che Guevara. Kemudian pada 2 Desember 1956, Castro bersama 81 orang pengikutnya kembali ke Kuba melakukan gerilya selama lk 2 tahun di Pegunungan Sierra Maestra.
Dalam setiap kesempatan, Castro selalu memanfaatkan kemampuannya berpidato al untuk mengingatkan rakyat Kuba akan bapak kemerdekaan Jose Marti dan pengkhianatan Batista.  Castro juga mengingatkan tentang  700.000 orang Kuba yang tanpa kerja, kesehatan yang rendah, sekolah-sekolah yang kurang, banyaknya butahuruf dan ketertinggalan Coba lainnya .
Dalam pidatonya yang penuh semangat pada tahun 1963, Castro menyatakan ambisinya untuk meng-implementasikan "lima hukum revolusioner": 
    • Pemulihan  konstitusi   Kuba tahun 1940;
    • Reformasi hak atas tanah;       
    • Hak pekerja industri sebesar 30%perusahaan,
    • Hak pekerja gula sebesar55% dari keuntungan perusahaan; dan;    
    • Penyitaan kepemilikan dari mereka yang ditemukan bersalah atas penipuan di bawah kekuasaan administratif sebelumnya (bandingkan dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Indonesia).
  • 7. Sukarno
Sukarno (1901 - 1970) adalah Presiden Republik Indonesia Pertama (1945 - 1966). Sukarno bersama Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sebelumnya pada 4 Juni 1945,  Soekarno mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia   Berikut ini adalah sepenggal  pidato Sukarno yang diucapkan dengan jelas dan penuh semangat  pada saat mencetuskan konsep mengenai Pancasila tersebut: 

. . . . . . . . Kebangsaan yang kita anjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri, bukan chauvinisme, sebagai dikobar-kobarkan orang di Eropa, yang mengatakan Deutschland uber Alles, tidak ada yang setinggi Jermania, yang katanya, bangsa minulyo, berambut jagung dan bermata biru - bangsa Aria - yang dianggapnya tertinggi di atas dunia, sedang poni lain-lain tidak ada harganya. Jangan kita berdiri di atas azas demikian, Tuan-tuan, jangan berkata, bahwa bangsa Indonesialah yang terbagus dan termulya, serta meremehkan bangsa lain. Kita harus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia. Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia Merdeka, tetapi kita harus pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa.
Justru inilah prinsip saya yang kedua. Inilah filosofish princiep yang nomor dua, yang saya usulkan kepada Tuan-tuan, yang bisa saya namakan internasionalisme. Tapi kalau saya katakan internasionalisme, bukanlah saya bermaksud kosmopolitisme, yang tidak mau adanya kebangsaan, yang mengatakan tidak ada Indonesia, tidak ada Nippon, tidak ada Birma, tidak ada Inggris, tidak ada Amerika, dan  lain-lain. . . . . . . . . . . .

Pidato Sukarno pada 4 Juni 1945 tersebut akhirnya diakui sebagai hari kelahiran Pancasila yang setiap tahun diperingati oleh bangsa Indonesia.

Dari contoh beberapa orator kenamaan tersebut diatas tampak  kebiasaan berbicara di depan umum telah lama dikenal. Keanggotaan para orator tersebut menyampaikan sikap dan gagasannya telah mempengaruhi banyak orang (publik) untuk berbuat sesuai dengan sikap dan gagasannya, hal ini dapat membawa kebaikan maupun membawa keburukan bagi umat manusia. Dalam kehidupan demokrasi para orator banyak menentukan menang tidaknya suatu sikap dan gagasan dalam suatu pergulatan politik.

Sedangkan di Timur, kebiasaan berbicara di depan umum juga telah lama dikenal, seperti misalnya kebiasaan melakukan khutbah dalam agama Islam yang berasal dari praktek Nabi Muhammad SAW.

Tercatat bahwa pelatihan   berbicara di depan umum pertama terjadi di Mesir kuno. Menurut pidato-pidato para orator Yunani-kuno yang tertulis lebih dari 2000 tahun yang lalu dapat diketahui prinsip-prinsip berbicara di depan umum. Dari   para orator Yunani kuno dan juga Romawi kuno  tersebut terlihat bahwa komponen utama suatu pidato adalah retorika yaitu cara menyampaikan (deliver ) pidato. R etorika  merupakan keterampilan penting dalam kehidupan publik maupun dalam kehidupan pribadi pada masa itu.
Aristoteles (384 - 322 SM) dan Quintilian (3 - 100 Masehi) telah membahas subjek, aturan, dan model pidato sebagai bagian dari pendidikan seni, kemudian pembahasan tersebut terus berlangsung selama Abad Pertengahan (lk pada abad ke-5 sampai munculnya monarchi nasional di Eropa) dan Renaissance (dimulai lk tahun 1517).
Dalam peradaban Barat, p ada masa Yunani atau Romawi kuno, hampir setiap generasi yang beradab telah mempelajari aturan, metode, dan praktek berbicara di depan umum atau pidato. Di Eropa dan kemudian juga di Amerika Serikat, orang belajar membuat pidato dalam bahasa Latin. J ika seseorang bisa membuat pidato yang baik dalam bahasa Latin, maka ia pasti bisa melakukannya dalam bahasa ibu mereka.
Sedangkan di Timur, kebiasaan berbicara di depan umum juga telah lama dikenal, seperti misalnya kebiasaan melakukan khutbah dalam agama Islam yang berasal dari praktek Nabi Muhammad SAW. Dalam khutbah praktek berbicara di depan umum ini digunakan untuk menyampaikan kata-kata nasihat, instruksi, atau perintah sebagai bagian dari  ibadah di masjid atau ibadah di suatu halaman rumah.
Para pengajar dan penulis buku tentang ilmu berbicara atau pidato sepakat bahwa untuk menjadi pembicara yang baik, seseorang membutuhkan kemampuan alami, serta pendidikan dan pelatihan (belajar). Se orang pembicara dengan bakat alami adalah lebih baik, namun banyak orang yang bisa menjadi pembicara (speaker) yang baik dengan meningkatkan kemampuan-nya melalui pendidikan dan pelatihan berdasar  prinsip-prinsip   pidato yang baik. Dengan mengikuti contoh dari para pembicara lain (misalnya: para orator kenamaan diatas), dan mempraktekannya cerdas,  banyak orang   dapat menjadi pembicara yang baik.
Disamping hal-hal diatas, untuk menjadi pembicara yang baik, maka seseorang harus menguasai:
  • isi (materi) pidato-nya  secara jelas dalam pikiran-nya;
  • cara menyusun  pidatonya dalam suatu kerangka (out-line). Kerangka tersebut pada dasarnya berisi gagasan utama serta hal-hal yang menjelaskan dan mendukung gagasan utama;
  • cara merumuskan apa yang ada dalam pikiran dengan kalimat yang jelas serta mudah dimengerti oleh audience;
  • cara menyapaikan pidato-nya   secara sistematis, bersemangat,  berirama serta gerak tubuh yang menarik.
P embicara yang baik dalam garis besarnya membagi pidatonya dalam tiga bagian yaitu: pengantar, batang tubuh pidato, dan kesimpulan. Pada masa kini umumnya seorang pembicara ingin tampil secara alami dihadapan  audience-nya yang langsung bertatap muka, serta yang tidak langsung bertatap muka seperti penonton di televisi,   pendengar di radio, dan lain-lain.
Jika batang tubuh pidato dapat disampaikan dengan kalimat-kalimat yang baik, kuat dan jelas, maka perhatian dan minat pendengar akan tertuju pada gagasan utama. Pidato akan kuat, jika didukung oleh:  
  • fakta dan informasi;
  • contoh-contoh;
  • perbandingan dan kontras,  dan
  • pendapat otoritas yang terkait misalnya pendapat ahli.
Kesimpulan dari suatu pidato sebaiknya  menyatakan kembali gagasan utama secara singkat dan jelas, serta membawa para pendengar-nya  mengikuti gagasan-gagasan yang disampaikan-nya.
Pembicara  dalam menyampaikan pidatonya   (delivering a speech) dapat dilakukan dengan:
  • menghapal naskah yang telah dipersiapkan terlebih dahulu;
  • membaca naskah yang telah disiapkan dalam tulisan yang diketik atau dari teleprompter; dan
  • langsung berbicara dengan mengandalkan memori tentang materi yang akan disampaikan.
Disamping itu pembicara juga harus memperhatikan alat-alat pembantu seperti sound system, tempat atau ruang, lampu-lampu, dan lain-lain.

John F Kennedy
Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa pada abad ke-21 ini,  sebagian cendekiawan merasa bahwa demokrasi tidak membutuhkan lagi retorika. Namun adalah suatu konsekuensi yang tak terhindarkan bahwa demokrasi menuntut keahlian berpidato, tidak ada demokrasi yang tidak disertai pidato dan retorika. Baik negara demokrasi barat seperti Amerika Serikat membutuhkan ahli pidato dengan retorikanya seperti John F Kennedy (1917 - 1963) diabad yang lalu dan Barack H . Obama (lahir 4 Agustus 1961) di abad ke-21, maupun negara demokrasi Islam seperti Rouhollah Mousavi Khomeini (1902 - 1989) diabad yang lalu dan Mahmoud Ahmadinejad (lahir 28 Oktober 1956) di abad ke-21 ini.  
Sebagaimana diketahui perubahan politik yang dilakukan oleh massa atau rakyat disuatu negara pada umumnya dilakukan melalui aksi ekonomi atau politik, dimana perwujudan aksi tersebut antara lain adalah penggunaan hak asli manusia seperti: demonstrasi, mogok, boikot,  dan juga doa. Dalam aksi ekonomi atau politik seperti itu para orator memiliki peran yang besar dalam membangkitkan semangat dan kesetiakawanan (solidarity), sehingga aksi tersebut dapat berhasil.
Sebelum mengakhiri renungan dan bahasan singkat tentang orator ini ingin disampaikan hal-hal sebagai berikut:
  • Orator yang berbicara dihadapan umum (publik) dengan retorikanya disatu fihak dapat mendorong terjadinya kebulatan pendapat dan sikap, namun dilain fihak dapat menimbulkan perpecahan.
  • Orator melalui pemahaman dan bujukannya, dapat menjadi inspirasi bagi perbaikan semangat demokrasi.
  • Pada saat yang sama orator dapat menghancurkan demokrasi, dan memberi jalan timbulnya kekuasaan otoriter yang anti demokrasi.
  • Banyak masalah dalam demokrasi, namun jika orator melalui retorika-nya dapat menciptakan komunikasi yang baik, maka pernyempurnaan demokrasi akan lebih mudah dilakukan.
Orator-orator dengan kemampuan retorikanya pada umumnya berasal dari bakat alami, namun bukan tidak mungkin mereka itu berasal dari suatu pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh guru dan pelatih yang  memahami demokrasi, kiranya sangat berguna bagi perkembangan demokrasi.

Demikianlah dan  semoga mermanfaat!
*
Rhetoric is a poor substitute for action, and we have trusted only to rhetoric.     If we are really to be a great nation, we must not merely talk; we must act big.
(Theodore Roosevelt)

*



[1]  An Athenian politician who first proposed peace negotiations with Philip II after his destruction of Olynthus (348 BCE). Philocrates was accused by a graphe paranomon, but Demosthenes berhasil defended him in court (347-346 SM).