Selasa, 03 Februari 2015

Pala

Ngunandiko 81           





Pala
(Myristica Fragrans Houtt)

Manusia telah lama mengenal rempah rempah (herbs and spices), rempah-rempah tersebut dipakai untuk upacara-upacara keagamaan, bumbu makanan, pengobatan, dan lain-lain. Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan  rempah-rempah, berbagai jenis rempah-rempah dihasilkan oleh bumi Indonesia seperti : asam (jawa, dan kandis), akar wangi, bangle, bawang (merah, putih, bombay), cabai, cengkih, jahe, jintan, kabalet, kapulaga, kayumanis, kelembak, kemiri, kencur, ketumbar, merica (lada), pala, dan temulawak. Salah satu dari berbagai rempah-rempah tersebut adalah pala, dimana Indonesia pada waktu ini adalah negara penghasil pala terbesar di dunia.
Namun secara keseluruhan penghasil rempah-rempah di dunia, yang terbesar adalah India, diikuti oleh China dan lain-lain seperti terlihat dalam daftar berikut ini
PRODUKSI REMPAH-REMPAH DUNIA
No.
Negara
Ton per tahun
Persen (%)
01
India
1,600,000
86.0
02
China
66,000
4.0
03
Bangladesh
48,000
3.0
04
Pakistan
45,000
2.0
05
Turki
33,000
2.0
06
Nepal
15,500
1.0
07
Negara-negara lain
60,900
3.0
08
Total
1,868,700
100.0
Catatan : Perkiraan produksi rempah-rempah dunia (FAO, 2004).

Pada kesempatan ini Ngunandiko ingin merenungkan dan membahas tentang rempah pala.  
Pala adalah biji-bijian rempah yang berharga, dari suatu pohon yang tetap hijau (myristica fragrans) asli Indonesia (Maluku). Semula biji pala dijual begitu saja atau sesudah digiling. Kembang pala, juga suatu rempah, diperoleh dari selaput biji pala. Biji serta kembang pala menghasilkan minyak yang digunakan dalam makanan, obat-obatan dan kosmetika.
Pada jaman prakolonial, rempah-rempah merupakan komoditi paling berharga, banyak digunakan dalam pengobatan. Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco D Gama mencapai India dan Maluku. Rempah-rempah ini pula yang menyebabkan Belanda kemudian menyusul ke Maluku, sementara itu Spanyol dibawah pimpinan Magellan telah lebih dahulu mencari jalan ke Timur melalui jalan lain yakni melewati samudra Pasifik dan akhirnya mendarat di pulau Luzon (Pilipina).
Dari sisi perkembangan politik dunia, rempah-rempah itu-lah yang menyebabkan kaum kolonialis Barat yang sedang tumbuh berdatangan ke Timur cq Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan di  Asia Tenggara (semula merdeka) tidak mampu membendung kedatangan kaum kolonialis barat (Portugis, Spanyol, Belanda, dan juga Inggris) tersebut, dan kemudian kerajaan-kerajaan tersebut (sedang mengalami perpecahan) menjadi koloni-koloninya—tanah jajahan. Kaum kolonialis barat melalui politik divide et impera mampu menjajah Indonesia dan negara-negara disekitarnya selama lk 3 abad lamanya. Keuntungan dari rempah-rempah (termasuk pala) itu pulalah yang ikut menopang kokohnya penjajahan.

Memetik pala pada masa VOC
Pala adalah tanaman daerah tropis yang berasal dari Maluku, pala memiliki 200 species, tersebar di berbagai daerah tropis. Dalam keadaan pertumbuhan yang normal, tanaman pala memiliki mahkota rindang dengan tinggi batang 10 – 18 meter. Mahkota pohonnya meruncing ke atas, dengan bagian paling atasnya agak bulat serta ditumbuhi daunan yang rapat. Daunnya berwarna hijau mengkilat panjangnya 5 – 15 cm, lebar 3 – 7 dengan panjang tangkai daun 0.7 – 1.5 cm.
Buah pala berbentuk bulat panjang dengan warna kekuningan yang kemudian berubah menjadi merah tua dan berbau wangi. Buah pala terdiri dari lk 80,0 % daging buah, 5,0 % tempurung dan 15,0 % biji. Bagian buah yang bernilai ekonomi cukup tinggi adalah biji pala dan fuli (macis) yang dapat dijadikan minyak pala. Daging buah pala dapat digunakan untuk manisan, asinan, dodol dan sirup.
Pala merupakan komoditi yang diperdagangkan di pasar dunia—pada masa penjajahan keuntungannya masuk ke pundi-pundi kerajaan Belanda. Pada waktu ini Indonesia masih merupakan negara pengekspor biji pala dan fuli terbesar di pasaran dunia (lk 60 %), dan sisanya  negara lain seperti Granada, India, Srilangka dan Papua New Guinea.
Seperti diketahui tanaman pala di Indonesia mula-mula ditemukan di Maluku (pulau Banda) kemudian menyebar ke Sangir-Talaud, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa (Bogor) dan lain-lain. Namun pada waktu ini hampir diseluruh Indonesia terdapat pohon pala,  perkiraan luas kebun pala (ha) dan produksinya (kg) per tahun di tiap-tiap wilayah sbb:

Perkiraan Luas Kebun dan Produksi Pala
di Wilayah-wilayah Indonesia
No
Wilayah
Luas Areal
(ha)
Produksi per tahun
(kg)
01
Sulawesi Utara
17,500
7,500
02
Maluku
17,100
5,100
03
Nangroe Aceh D.
11,500
4,500
04
Papua
6,000
1.400
05
Sulawesi Selatan
2,500
700
06
Sumatra Barat
2,500
500
07
Jawa Barat
2,200
450
08
Sulawesi Tengah
800
80
09
Sumatra Utara
250
70
10
Jawa Tengah
950
100
11
NTT
400
50
12
Lampung
80
25
13
Jawa Timur
10
5
14
Kalimantan Timur
20
5
        Catatan : Perkiraan berdasar data DitJen Perkebunan RI    
      
Ekspor pala Indonesia yang terbesar adalah biji pala kering (nutmeg in shell dan nutmeg shelled), fuli (mace), dan minyak pala (essential oil of nutmeg). Total ekspor pala Indonesia setiap tahun sekitar 8,000 – 15,000 mTon dengan nilai sekitar 120,000,000 - 150,000,000 USD. Gambaran ekspor pala Indonesia periode 2007 – 2011 terlihat dalam daftar-daftar berikut ini.

Ekspor Biji Pala Indonesia 2007 -2011
Tahun
Volume (mTon)
Nilai 1000 USD
2007
14,656
51,047
2008
12,942
50,187
2009
13,067
54,020
2010
14,185
86,096
2011
14,945
135,933
Catatan : Sumber data BPS ; Volume dalam metrikTon

Sedangkan 4 negara yang melakukan impor pala dari Indonesia terbesar volume dan nilai-nya terlihat dalam daftar berikut ini.

4 Negara Pengimpor Pala Indonesia Terbesar
2008 -2011
Negara
2008
2009
2010
2011
mTon
USD x1000
mTon
USD x1000
mTon
USD x1000
mTon
USD x1000
Vietnam
3,445
6,281
4,076
9,495
3,777
10,215
3,727
16,440
USA
1,539
5,704
1,417
5,791
1,397
7,194
1,812
16,542
Belanda
1,472
6,772
1,274
6,386
1,929,
17,190
1,806
22,804
Jerman
601
3,280
989
4,905
1,265
8,449
1,206
13,621
Italia
439
2,313
366
2,559
664
6,343
1,006
13,507
Catatan : Sumber data BPS ; Volume dalam metrikTon.

Seperti diketahui daging buah pala dapat digunakan untuk manisan, asinan, dodol dan sirup ; sering kali buah pala juga digunakan sebagai bumbu dapur. Kandungan beberapa zat seperti  protein, vitamin dan lain-lain per 100 gram buah pala menurut penelitian adalah sbb :

Kandungan Nutrisi per 100 gram Pala
No.
Nama Zat
Jumlah Zat
01
Protein
0.3 gram
02
Vitamin A
29 IU
03
Vitamin B1
0.0 mgram
04
Vitamin C
22 mgram
05
Lemak
0.2 gram
06
Karbohidrat
10.9 gram
07
Kalsium
32 mgram
08
Besi
2 mgra
09
Energi
42 kkal
Catatan : Kandungan nutrisi adalah per 100 gram daging buah. Buah pala lk terdiri dari 80.0 % daging buah, 5.0 % tempurung dan 15.0 % biji.


Buah Pala.
Pada masa kini buah pala banyak dipakai sebagai bahan baku dan bahan pembantu untuk industri makanan, minuman dan obat-obatan (kosmetika). Sedangkan secara tradisional buah pala selain dipakai sebagai rempah-rempah (bumbu) ; pala juga bermanfaat untuk pengobatan seperti : (1) obat tidur, (2) pereda sakit perut, (3) mengatasi rasa mual, dan (4) meringankan sakit maag.
Produksi pala dunia diperkirakan antara 10,000 -  15,000 ton per tahun, sedangkan kebutuhan (demand) dunia setiap tahun diperkirakan lk 10,000 ton. Indonesia dan Grenada mendominasi pasokan pala ke pasar pala dunia, masing-masing lk 60% dan 20%.  Negara produsen pala lainnya adalah India, Malaysia, Papua Nugini, Sri Lanka, dan kepuluan  Karibia (St Vincent). Peng-impor utama pala Indonesia adalah negara-negara Eropa (Belanda, Italia, Jerman dll), Amerika Serikat,  Vietnam dan Jepang  Ekspor pala Indonesia pada waktu ini sebagian besar masih dilakukan melalui Singapura, oleh karena itu Singapura juga tercatat sebagai pengimpor pala dari Indonesia yang cukup besar (biji pala gelondongan yang diolah lebih lanjut di Singapura).
Selain ekspor seperti dikemukakan dalam daftar diatas (ke 4 negara), Indonesia juga melakukan ekspor pala ke lebih dari 30 negara.  Pada waktu ini, salah satu tujuan ekspor pala Indonesia yang sangat penting adalah Singapura, gambaran jumlah dan nilai ekspor pala Indonesia ke Singapura adalah sbb :
  • pala gelondongan dapat mencapai lebih dari 1000 ton setahun ;
  • pala kupas dapat mencapai lebih dari 8,000 ton setahun setahun ;
  • fuli dapat mencapai lebih dari 3,200 ton setahun ;
  • minyak pala dapat mencapai lebih dari 900 ton per tahun.
Sedangkan nilai ekspor minyak pala Indonesia ke Singapura per tahun dapat lebih dari 11,000,000 USD ; nilai ekspor nilai ekspor biji pala lebih dari 20,000,000 USD. Angka-angka tersebut menunjukkan betapa pentingnya posisi Singapura dalam kegiatan ekspor pala Indonesia, hal itu tidak terbatas pada produk pala saja, tetapi juga pada produk-produk primier Indonesia lainnya.
Selain melakukan ekspor, Indonesia juga melakukan impor biji pala walaupun jumlahnya relatif kecil. Indonesia melakukan impor  pala dalam bentuk gelondong, biji, fuli, serta minyak pala dari negara-negara seperti Malaysia, USA, Perancis, Singapura dan China. 
Negara pesaing Indonesia, yang menghasilkan pala cukup besar, adalah Granada dan Srilangka. Mutu pala Granada lebih baik daripada Indonesia, biji pala Granada tidak ada yang keriput karena di panen secara baik serta dilakukan fumigasi dengan teratur (mencegah jamur). Namun akhir-akhir ini produksi biji pala Granada cenderung menurun.
Pala Indonesia (buah, biji, dan fuli) telah lama dikenal, walaupun penanganan pascapanennya kurang baik. Pala Indonesia yang telah lama dikenal tersebut serta  adanya permintaan pala organik akhir-akhir ini,  maka kedua hal itu  merupakan peluang yang baik bagi pengembangan pala Indonesia. Di antara berbagai produk pala, permintaan (demand) biji dan fuli pala sebagai bahan baku pembuatan “minyak atsiri” diperkirakan akan tetap tinggi, hal ini karena minyak atsiri dari pala mempunyai citarasa dan khasiat yang khas. 
Pemasaran pala (biji dan fuli) ke pasar dunia sangat tergantung kualitas pala yang dipasarkan serta kebutuhan pala di negara-negara  industri seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Italia, Jepang  dan juga Singapura, namun akhir-akhir ini Vietnam juga jadi pembeli pala yang cukup besar.
Pala Indonesia biasanya dibeli oleh pedagang pengumpul (perantara), baru kemudian dibeli oleh para eksportir untuk di ekspor. Harga pala di pasaran tergantung dari kualitas-nya. Agar kualitas pala dapat dijaga, maka penanganan pala selama panen dan pasca panen harus tetap dijaga dengan baik.  Seperti diketahui kualitas pala pada dasarnya a.l sangat tergantung pada hal-hal sbb :


  • keadaan tanaman pala (mis : bibit; jarak tanam ; pemeliharaan dll) ;
  • pemetikan buah pala (mis : buah yang dipetik harus cukup tua dll) ;
  • pengolahan buah pala (mis : pelepasan daging, fuli,dan biji harus hati-hati; penjemuran dll) ; serta
  • penyimpanan dan pengemasan.
Pala perlu dipetik setelah benar-benar tua (telah membelah) agar menjadi pala yang berkualitas. Buah pala terdiri dari kulit buah, daging buah, fuli (anilus), kulit biji (cangkang), dan biji.
Salah satu usaha Indonesia menjaga kualitas pala hasil produksinya adalah menetapkan suatu standar pala yang harus dipenuhi. Pada waktu ini Indonesia telah menentukan standar nasional kualitas fuli (SNI 01-0007-1993), dimana kualitas fuli memiliki 5 tingkatan sbb :
  • Mutu Whole I (mutu utuh I) : utuh dan pecahan besar, sampai sekitar 1/3 dari utuh, warna kuning atau kuning kemerahan sampai merah. Kontaminasi jamur maksimum 5 % (bobot)
  • Mutu Whole II (mutu utuh II) : Utuh dan Pecahan besar, sampai kira kira 1/3 dari utuh, berwarna gelap/ buram. Kontaminasi jamur maksimum 5 %
  • Mutu Gruis/ Broken I (mutu pecah I): pecah-pecah dengan ukuran sampai minimum 1/12 dari yang utuh, berwarna kuning atau kuning kemerah–merahan sampai merah, kontaminasi jamur maksimum 5 %
  • Mutu Gruis/ Broken II (mutu pecah II) : pecah-pecah dengan ukuran sampai minimum 1/12 dari yang utuh, berwarna buram atau kuning dan atau kemerah merahan.
  • Blackmace (fulihitam):yang tidak termasuk whole (utuh), gruis(pecah) yang berwarna gelap hamper hitam.
Buah pala menghasilkan bahan untuk diolah lebih lanjut oleh industri makanan, minuman dan obat-obatan (a.l kosmetika),  bahan yang berasal dari buah pala tersebut adalah sbb:
  • DAGING BUAH PALA ; daging buah dapat menghasilkan : manisan; fruit salad; sirup; Jeli; Jam, dan chutney (sejenis saos).
  • BIJI BUAH PALA, biji tersebut terdiri dari :
    •  Fuli ; fulii menghasilkan : minyak fuli; bungkil; oleoresin; dan mentega fuli.
    • Daging biji ; daging biji menghasilkan : minyak pala; bungkil; oleoresin; dan mentega pala.
    • Tempurung (di proses lebih lanjut di Industri Kimia).:
Untuk memberi gambaran tentang pengolahan pala, maka sebagai contoh berikut ini adalah proses PEMBUATAN SIROP PALA yang dilakukan oleh industri kecil di Indonesia.


PEMBUATAN SIROP  PALA


Buah Pala
PALA è 

(1).PENGUPASAN (Preparation)è (2).PENAMBAHAN AIRè 

(3).PENGHANCURAN (Blending)è

(4).PENYARINGAN (Filtering)è(5).PENAMPUNGAN SARI BUAHè

(6). PEMANASAN (Heating) Iè

(7).PEMISAHAN BAGIAN YANG JERNIHè(8).PENAMBAHAN GULAè

(9)PEMANASAN (Heating) IIè

(10)PEMBOTOLAN (Packaging)è  

SIROP DALAM BOTOL


Sirop Pala

Sesungguhnya selain dilakukan oleh para pengrajin dan industri kecil, pembuatan berbagai jenis makanan, minuman, minyak atsiri dan lain-lain dari buah pala juga dilakukan oleh  perusahaan perusahaan besar baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Patut dicatat bahwa pada waktu ini Indonesia adalah produsen pala terbesar di dunia. Namun patut pula dicatat bahwa masa gelap Indonesia dibawah penjajahan Belanda yang telah lalu, secara tidak langsung juga disebabkan oleh adanya pala tersebut.
Demikianlah, semoga bermanfaat !

*
Kekayaan tidak akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan, jika tidak disertai dengan kecerdasan (Anonym).
*