Sabtu, 03 November 2018

Hari Pahlawan 10 Nopember


Ngunandiko.159






Hari Pahlawan 10 Nopember


Salah satu hari besar nasional yang selalu diperingati oleh rakyat Indonesia setiap tahun adalah Hari Pahlawan 10 Nopember. Berikut ini beberapa catatan  kecil Ngunandiko tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di Surabaya disekitar Hari Pahlawan 10 Nopember.

Jenderal Mallaby

Seperti diketahui menjelang bulan Nopember 1945, Inggris a.n Sekutu (fihak Pemenang Perang Dunia II) menempatkan sekitar 6.000 pasukannya di Surabaya untuk melaksanakan tugasnya melucuti tentara Jepang (fihak Pecundang Perang Dunia II). Namun hal itu mengakibatkan para pemuda arek-arek Surabaya merasa terancam, karena kuatir Belanda ikut menumpang di dalamnya.

Keadaan  itu menjadi lebih keruh, karena sekelompok orang  Belanda (dipimpin Ploegman) yang mengibarkan bendera Belanda (merah-putih-biru) dipuncak Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit). Ketika pemuda-pemuda Indonesia (a.l Hariyono dan Koesno Wibowo) meminta agar bendera Belanda itu diturunkan, Ploegman dan kawan-kawan menolaknya dan terjadi keributan yang memakan jiwa manusia.

Bung Tomo

Sementara itu semangat perlawanan arek-arek Surobaya juga mulai bangkit, lebih – lebih setelah mendengar pidato-pidato berapi-api seorang pemuda Sutomo (bung Tomo) yang disertai seruan . . . . . Allahuakbar allahuarkbar . . . . .  Allahuakbar allahuarkbar . . . . . Allahuakbar allahuarkbar . . . . . . . . Dan pecah bentrokan-bentrokan bersenjata yang lebih besar.

Hal itu makin menjadi-jadi setelah pemuda-pemuda muslim pengikut KH. Hayim Ashari, kaum cendekiawan seperti Drg Moetopo dkk, dan kelompok-kelompok masyarakat lain-nya ikut menentang kehadiran pasukan Inggris dan Belanda tersebut. Kemudian di Surabaya terjadilah bentrokan bersenjata, terbesar dan terberat segera setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Namun berkat campur tangan Presiden RI, Bung Karno, yang datang dari Jakarta,  bentrokan bersenjata itu dapat didamaikan.

KH. Hsyim Ashari

Sesungguhnya sikap permusuhan antara kedua pihak (Belanda dibantu Inggris dengan arek-arek Surabaya) belum benar-benar berhenti, sehari setelah Bung Karno kembali ke Jakarta, bentrokan pecah kembali. Bentrokan itu berakibat tewasnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby (45 tahun)  Mallaby  tewas dalam peristiwa baku tembak pada 30 Oktober di Surabaya. Peristiwa itu memicu keluarnya ultimatum Inggris dan terjadilah Pertempuran 10 Nopember 1945.

Selama hampir satu bulan penuh  terjadi-lah bentrokan (perang) di Surabaya dan sekitarnya. Tentara bersama rakyat melakukan perlawanan gerilya untuk mengusir tentara Inggris dan Belanda. Peristiwa itu menelan korban harta-benda dan jiwa, yang berlangsung sekitar tanggal 10 Nopember 1945 di Surabaya, kemudian dikenal sebagai “Hari Pahlawan 10 Nopember”.

Demikianlah catatan singkat Ngunandiko di sekitar hari pahlawan 10 Nopember 1945. Semoga bermanfaat.

*
Pahlawan terhebat adalah mereka yang tetap melakukan tugasnya dalam keseharian sehari-hari, sementara dunia terus berputar secara menjengkelkan (Florence Nightingale).

*