Rabu, 26 Februari 2014

Benteng (Fort).

Ngunandiko.64


Benteng
(fort)


A fort is a structure protected against attackers and usually occupied by troops. The word “fort” comes from the Latin word fortis, which means “strong”. In North America a fort may also be a trading post or any permanent army post. Many cities in the United States and Canada started as either forts or trading posts. (The New Book Of KNOWLEDGE).

Manusia telah lama mengenal adanya "benteng"  yaitu suatu bangunan sebagai sarana untuk melindungi sesuatu (wilayah, penduduk, harta benda, istana dan lain-lain) dari  serangan musuh. Benteng tersebut  ber-isi tentara dengan perlengkapannya. Selain itu dalam perkembangannya benteng  tidak hanya memiliki kapasitas sebagai sarana untuk melindungi,  tetapi juga memiliki kapasitas sebagai sarana untuk menyerang.

Kata “fort” berasal dari kata Latin fortis, yang berarti "kuat", dalam uraian ini “fort” diterjemahkan dengan “benteng”.  Benteng itu mungkin semula hanya sebuah pos perdagangan atau pos militer permanen. Namun kemudian orang sering berpendapat bahwa “benteng” dapat menggambarkan kekuatan. Negara atau bangsa. Negara atau bangsa yang kuat adalah yang memiliki benteng yang kuat dan tangguh.

Sementara itu yang disebut sebagai “Benteng-pertahanan (fortifications)”  pada dasarnya adalah suatu kompleks-bangunan yang terdiri dari benteng atau benteng-benteng dan bangunan lain-lain sebagai system perlindungan yang mempunyai fungsi mempertahankan  dan melindungi dari serangan musuh. Benteng–pertahanan (fortification) dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan penyempurnaan sesuai dengan kemajuan teknologi.

 Ada dua jenis  benteng-pertahanan (fortifications), yaitu   :

(1) Benteng-pertahanan Permanen (Permanent fortifications) , dan
(2) Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications).

Berikut ini adalah uraian singkat  beberapa segi dari “Benteng-pertahanan Permanen (Permanent fortifications)” dan “Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications)”.

(1). Benteng-pertahanan Permanen (Permanent fortifications).

Benteng - pertahanan  Permanen adalah untuk menjaga :  perbatasan ;  pantai;  laut kota termasuk jalan-jalan penting dari sebuah negara atau wilayah kekuasaan. Termasuk dalam katagori benteng pertahanan  permanen adalah : dinding (tembok) ;  istana (castle) ; benteng (forts) ;  dan  benteng-benteng (fortresses).
Dinding (tembok), mungkin adalah bentuk tertua dari benteng- pertahanan Permanen. Pada 600 SM kota-kota di Mediterania Timur telah dilindungi  oleh dinding yang dibangun dengan batu bata dari lumpur yang dikeringkan. Sedangkan di China pada Zaman Negara Perang (453 SM – 221 SM), yaitu periode di penghujung Dinasti Zhou, telah dibangun “Tembok Besar China” sepanjang sekitar 2.400 km (1.500 mil). Tembok tersebut tebalnya hampir 8 m (25 kaki) ; tingginya  lebih dari 6 m (20 kaki) tinggi ; dan dilengkapi dengan ribuan menara untuk menahan serbuan musuh dan suku-suku dari utara.
Pada periode tahun 1000 – 1300 Masehi ( Abad Pertengahan), benteng-pertahanan Permanen yang utama adalah kastil (castle). Selain sebagai benteng pertahanan kastil (castle) juga sebagai rumah dari raja (penguasa lokal). Raja (penguasa lokal) dengan keluarga dan pengikutnya tinggal di gedung utama dari kastil (castle), yang dikelilingi oleh tembok tinggi dan saluran air (parit). Untuk dapat masuk ke dalam  kastil (castle) harus melewati jembatan di atas parit Ketika benteng kastil (castle) diserang, maka jembatan diangkat dan pintu tembok di tutup. Kastil (castle) dengan pasukan didalamnya hampir mustahil dapat dikalahkan. Tampaknya satu-satunya cara untuk merebut  kastil (castle) adalah dengan melakukan blokade makanan dan persediaan (atau ada pengkhianat di dalam kastil yang membantu para penyerang).
Kira-kira pada akhir abad ke-15, sebagai hasil dari pengembangan senjata-bubuk telah terjadi beberapa perubahan penting dalam benteng-pertahanan atau fortifikasi. Salah satu diantaranya  adalah bangunan perlindungan atau bastion yang memungkinkan melakukan pembelaan dengan tembak-menembak ; penggantian dinding batu tinggi dengan yang lebih rendah ; dan dinding tebal dari tanah diganti dengan batu.

Benteng  yg  dilengkapi Bastion
Kota-kota yang sudah memiliki dinding pertahanan di sekitar-nya diperkuat dengan  tanah dan ditempatkan sejumlah bastion. Sementara itu di tempat-tempat penting di perbatasan negara dan sepanjang tepi pantai laut dibangun benteng yang telah dilengkapi pula dengan “Bastion”. Benteng seperti itu diperkuat pula dengan parit dan gundukan tanah di sekeliling-nya. Gundukan tanah tersebut (glacis) tinggi dan  miring guna menahan peluru yang di tembak-kan dari meriam (cannon). Benteng yang telah dilengkapi dengan “Bastion”  tersebut kemudian disempurnakan oleh Sebastien-de-Vauban (1633 - 1707), seorang tentara sekaligus insinyur  kebangsaan  Perancis.
Pada zaman modern dengan ditemukannya kapal selam, kapal induk, dan pesawat terbang  yang dapat mengangkut pasukan, perlengkapan perang dan senjata yang canggih termasuk senjata pemusnah massal seperti senjata nuklir dll. Dengan  adanya hal-hal tersebut, maka sifat dan bentuk “Benteng - pertahanan Permanen (Permanent fortifications)” juga mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan teknologi.
Dalam menghadapi serangan senjata pemusnah massal khususnya senjata nuklir, maka permanent fortifications  sifat dan bentuk-nya  mengalami perubahan. Perubahan  itu berdasar penelitian yang mendalam termasuk  tes senjata nuklir dan simulasi latihan perang nuklir. Oleh karena itu  ”permanent fortification”  pada waktu ini sedikitnya harus memberi perhatian terhadap :

  • perlindungan  sistem komando dan instalasi senjata nuklir dari  serangan nuklir secara mendadak musuh ;
  • perlindungan pasukan, kapal perang, dan instalasi pasokan agar mampu melakukan serangan balasan.
Kedua hal tersebut harus diperhatikan dalam membangun Benteng-pertahanan Permanen (Permanent fortifications)” , karena senjata nuklir memiliki kemampuan merusak yang dahsyat. Untuk mengatasi kemampuan merusak yang dahsyat tersebut, maka pertahanan mutlak harus memiliki :

  • cadangan (duplicate) sistem komando,  dan
  • cadangan instalasi senjata yang dilindungi.
Kedua hal itu sangat diperlukan agar dapat terus melakukan perlawanan atau melakukan serangan balasan (counter attack).

(2). Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications).

Benteng-pertahanan Lapangan adalah benteng-pertahanan sementara yang dibangun dalam keadaan darurat (tergesa-gesa) selama pertempuran sedang berlangsung atau menjelang pertempuran berlangsung. Termasuk dalam katagori benteng - pertahanan lapangan adalah : parit, lubang perlindungan, tempat (emplacements) senjata, ladang ranjau, dan berbagai hambatan seperti pagar kawat berduri dan lain-lain.

Bangsa Romawi adalah yang pertama-tama membuat “Benteng- pertahanan Lapangan (Field fortifications)” secara sistematis. Cara seperti itu a.l membawa bangsa Romawi dapat menggagalkan serangan  Hannibal (247 – 181 BC), 

Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications) dibangun guna mendukung jalannya suatu pertempuran, dan dapat diklasifikasikan sebagai:
  • Benteng-pertahanan Lapangan  yang dibangun secara tergesa-gesa seperti parit atau lubang perlindungan sewaktu suatu pertempuran sedang berlangsung; dan
  • Benteng-pertahanan Lapangan  yang harus dibangun seperti tempat (emplacements) senjata atau ladang ranjau untuk menghadapi terjadinya suatu pertempuran.
Seperti telah dijelaskan bangsa Romawi adalah yang pertama-tama membuat “Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications)” secara sistematis. Cara seperti itu a.l membawa bangsa Romawi dapat menggagalkan serangan Hannibal, pasukan Romawi setiap malam selalu melengkapi dirinya dengan penghalang seperti parit dan pagar.

Pada saat perang saudara (Civil War) di Amerika Utara hampir berakhir, senjata api yang jauh jangkauannya telah ditemukan terlebih dahulu daripada meriam arteleri jarak jauh. Oleh karena itu pasukan infantry dengan senjata jarak jauhnya dapat menghalangi adanya serangan arteleri terlebih dahulu.

Dengan ditemukannya alat-alat perang baru dengan  kekuatan, fleksibilitas, dan kemampuan yang meningkat, maka dari waktu ke waktu cara kerja maupun organisasi “Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications)” juga harus dirubah secara berarti. Selain itu “Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications)”  juga diperlukan oleh barisan di belakang medan perang ; hal ini menjadi penting guna melindungi dari serangan peluru kendali, bom udara, dan juga serangan gerilya. Pasukan penyerang di medan perang juga perlu dilengkapi dengan “Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications)” seperti parit perlindungan untuk dapat bertahan terhadap serangan balik tembakan arteleri musuh dan serangan udara.

Perang nuklir meningkatkan syarat-syarat keamanan “Benteng- pertahanan Lapangan (Field fortifications)”, misalnya lubang perlindungan   harus dapat memberi perlindungan yang cukup terhadap effek radiasi radio-aktif dari senjata nuklir kecil

Syarat-syarat tersebut menyebabkan “Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications)” membutuhkan bahan-bahan pelindung yang lebih kuat dan mungkin lebih berat  daripada  yang digunakan untuk memberi perlindungan terhadap senjata  konvensional.

Semula “Benteng-pertahanan  Permanen” dan “Benteng-pertahanan Lapangan” sebagai system pertahanan dalam suatu perang dipandang telah cukup.  Kemajuan  ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyebabkan sifat dari perang  mengalami perubahan yang luar biasa, tidak hanya alat-alat perang (senjata, alat transport dan lain-lain) yang berubah tetapi dimensi perang juga berubah. 

“Benteng-pertahanan  Permanen” dan “Benteng-pertahanan Lapangan” tidak cukup lagi sebagai sarana pertahanan. Pada masa kini dan lebih-lebih  pada masa yang akan datang, perang memiliki  banyak dimensi, perang bukan hanya  pergulatan militer (fisik) saja, namun juga pergulatan ekonomi, politik, dan informasi (propaganda)

Perang modern adalah kombinasi pergulatan  dalam dimensi militer, ekonomi, politik, dan propaganda.  “Benteng-pertahanan  Permanen” dan “Benteng-pertahanan Lapangan”  sebagai system pertahanan, di masa-masa mendatang harus dilengkapi dengan sarana pertahanan di bidang ekonomi, politik dan  propaganda   (pertahanan di bidang ekonomi, politik, dan propaganda tersebut tidak menjadi lingkup dari renungan dan bahasan ini).


Great Wall adalah salah satu keajaiban terbesar dunia seperti naga raksasa yang naik dan turun di padang pasir , padang rumput , pegunungan dan dataran tinggi. The Great Wall membentang dari Shanhaiguan di timur sampai danau Lop di barat lengkung masuk ke  ujung selatan Mongolia.

Sebagaimana diketahui benteng dan benteng–pertahanan diseluruh dunia berjumlah ribuan unit. Untuk memberi gambaran tentang benteng dan benteng-pertahanan tersebut – ada yang sekarang berupa monumen atau museum – , maka beberapa diantaranya dapat diuraikan secara singkat sbb :

Afrika.

Ghana
Elmina Castle, Gold Coast (Ghana) ;   Elmina Castle dibangun oleh Portugis pada tahun 1482 sebagai Castle São Jorge da Mina ( St George of the Mine).  Elmina Castle  ini  semula  adalah pos perdagangan pertama yang dibangun di Teluk Guinea , dan merupakan bangunan Eropa tertua  di wilayah Sahara. Pada awalnya adalah sebagai pemukiman para pedagang,  kemudian  menjadi salah satu  pos perdagangan budak terpenting  di Atlantik. Belanda merebut benteng Elmina Castle dari  Portugis pada tahun 1637 , dan mengambil seluruh wilayah Portugis Gold Coast pada tahun 1642.  Di bawah Belanda perdagangan budak terus berlanjut  sampai tahun 1814 . Pada tahun 1872 wilayah Gold Coast Belanda (termasuk  Elmina Castle), menjadi milik Kerajaan Inggris. Gold Coast (sekarang Ghana)  merdeka pada tahun 1957 , dan pengendalian benteng Elmina Castle pindah ke pemerintah Ghana .  Elmina Castle adalah situs sejarah yang populer , dan  diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia .

Amerika Utara.

Amerika Serikat
a.Bent Fort ; Bent Fort adalah pusat perdagangan  (trading post) bulu terbesar di Rocky Mountain di tepi sungai Arkansas. Ben Fort dibangun pada tahun 1830-an di tenggara Colorado ; memiliki dinding disekitar mimbar yang tingginya hampir 5 meter (15 kaki)  dan ;  merupakan tempat pertemuan utama para pedagang bulu di Southwest Colorado. Pada waktu ini telah berubah menjadi Museum di dekat La Junta, Colorado.

Simbol Kemerdekaan Amerika
b.Fort Mc Henry ; Fort ini (army post) dibangun pada tahun 1794 di dekat Baltimore, dipertahankan dengan gigih oleh Amerika selama Perang 1812. Ketika Francis Scott Key (1779 – 1843) melihat bahwa serangan Inggris telah gagal, dan bendera Amerika masih berkibar, Francis S. Key  menulis "The Star Spangled Banner" ( national anthem Amerika Serikat). Pada waktu ini benteng tersebut adalah monumen nasional.
c.Fort Ticonderoga ; Fort Ticonderoga (army post) adalah benteng milik Perancis  terletak antara Danau George dan Danau Champlain. Fort Ticonderoga jatuh di tangan Inggris dalam perang Perancis-Indian (1754-1763), dan disita oleh Amerika pada awal Perang Revolusi Amerika. Inggris kemudian merebut kembali benteng tersebut dan menduduki selama 3 tahun. Benteng ini telah direkonstruksi.

Amerika Selatan.

Brasilia
Benteng- Copacabana (Copacabana Fort) ; Benteng ini dibangun di sebuah semenanjung, awalnya adalah sebuah kapel kecil dengan replika dari Virgen de Copacabana (Santo Pelindung Bolivia). Pada tahun 1908 tentara Brasilia mulai membangun  benteng pertahanan pantai yang modern  di  semenanjung tersebut untuk melindungi pantai  Copacabana dan pintu masuk ke pelabuhan Rio de Janeiro. Benteng ini selesai dibangun pada 1914.  terdiri dari dua kubah, satu dilengkapi sepasang meriam Krupp 305 mm (12 inch), dan lainnya dilengkapi sepasang meriam Krupp 190 mm (7,5 inci). Brasilia  pada tahun 1987  membubarkan pasukan arteleri pantai, maka benteng non-aktif.

Asia

China
The Great Wall ; The Great Wall adalah salah satu keajaiban terbesar dunia, bangunan ini seperti naga raksasa yang naik dan turun di padang pasir , padang rumput , pegunungan dan dataran tinggi. The Great Wall membentang dari Shanhaiguan di timur sampai danau Lop di barat lengkung masuk ke  ujung selatan Mongolia.  Awal “The Great Wall”  dibangun adalah pada Zaman Musim Semi dan Gugur (722 SM – 481 CM) dan Zaman Negara Perang (453 SM – 221 SM) zaman di penghujung Dinasti Zhou di China ; panjangnya sekitar 2.400 km (1.500 mil) ; tebalnya hampir 8 m (25 kaki) ; tingginya  lebih dari 6 m (20 kaki) tinggi ; dan dilengkapi dengan ribuan menara untuk menahan serangan musuh dan suku-suku dari utara. Hasil penelitian  (comprehensive archaeological survey and using advanced technologies) menunjukkan bahwa seluruh panjang The Great Wall  tersebut adalah 8.850 km terdiri dari :  tembok 6.259 km, parit 359 km, dan berupa hambatan defensip lainnya (bukit, sungai dll) 2.232 km.  The Great Wall terdaftar sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1987 .

India.
Benteng Lohargarh ; Benteng Lohargarh (Benteng Besi) terletak di Bharatpur di Rjasthan, India. Benteng ini dibangun oleh penguasa Bharatpur Jat, Maharaja Suraj Mal (1707 – 1763). Benteng ini sangat kuat, bahkan mampu menahan serangan bertubi-tubi pasukan Inggris yang dipimpin oleh Jenderal Gerard Lake (1744 – 1808)  pada tahun 1805, ketika itu benteng ini dikepung selama enam minggu. Setelah kehilangan lebih dari 3000 orang tentara, pasukan Britania terpaksa mundur dan membuat kesepakatan dengan penguasa Bharatpur. Benteng ini memiliki dua gerbang, gerbang utara disebut gerbang Ashtdhaatu (mempunyai empat logam) sedangkan gerbang selatan disebut gerbang Chowburja (mempunyai delapan pilar).
Beberapa monumen yang terdapat di dalam benteng ini adalah Kishori Mahal, Mahal Khas and Kothi Khas. Moti Mahal dan menara-menara semacam Jawahar Burj serta Fateh Burj dibangun sebagai peringatan kemenangan pasukan Mughal atas pasukan Inggris. Pintu gerbangnya dihiasi dengan lukisan gajah besar.

Jepang
Nagashima Castle ; Nagashima Castle adalah serangkaian benteng- benteng  (a series of fortresses ) yang di kontrol oleh Ikko-Ikki (The Ikko-Ikki was a massive group of Buddhist fanatics, whose main goal was to topple the feudalist government that controlled Japan and spread the teachings of Jodo Shinshu Buddhism),  terletak di delta yang terdiri dari rawa-rawa, di perbatasan Owari dan propinsi Ise  di sebelah tenggara kota Nagoya. Nagashima Castle dibangun sekitar tahun 1555 oleh Ito Shigeharu, dan direbut oleh Ikko-Ikki tak lama setelah itu. Nobunaga (1534 - 1582) mencoba merebut kembali benteng yang di kontrol oleh Ikko-Ikki tersebut sebanyak tiga kali, namun baru berhasil pada tahun 1574 dengan bantuan dari Kumano Suigun (Angkatan Laut) di bawah kontrol keluarga Kuki. Semua pengikut  Ikki yang sudah menyerah dibakar hidup-hidup, sejumlah 20.000 orang tewas. Menurut “Nagashima Historical Society”, tidak ada benteng utama Nagashima yang dapat diselamatkan dan lokasi sebenarnya tidak diketahui.  Lokasi benteng yang paling mungkin sekarang adalah sebuah sekolah, yang diidentifikasi sesuai dengan deskripsi tertulis dari  abad ke-16.  Gerbang benteng tersebut telah direkonstruksi, namun musnah selama Isewan Typhoon pada tahun 1959 dan dibangun kembali sebuah stupa batu sebagai peringatan bagi yang dibakar.

Korea.
Benteng Namhansaseong ; Benteng Namhansaseong adalah berkaitan dengan Onjo pendiri Baekje. Pada tahun 672, sebuah benteng yang disebut Jujangseong dibangun di sudut sebelah barat Namhansan (Korea) untuk melindungi Silla dari Tang China. Kemudian benteng ini diberi nama Iljangseong. Raja Goryeo memperbaiki kembali benteng ini sebagai sebuah pos terdepan untuk Gwangju (ibu kota sebuah provinsi).
Kebanyakan benteng yang ada saat itu adalah dari zaman Joseon. Konstruksi direncanakan oleh Seo, pada awal 1624, ketika Manchu mengancam Ming China. Pada tahun 1636, Manchu melakukan invasi ke Korea, dan Raja Injo melarikan diri bersama pejabat istana dan 13.800 orang tentaranya ke Namhansanseong. Di sini mereka mempertahankan diri dengan baik dan sang raja mendapatkan perlindungan dari penjaga yang terdiri dari 3000 orang biarawan yang memiliki keahlian berkelahi (silat). Manchu tidak dapat mengambil alih benteng karena badai, akan tetapi setelah 45 hari pengepungan, pasokan makanan habis, dan raja terpaksa menyerah, memberikan anak-anaknya sebagai sandera serta berpindah kesetiaan dari Ming. Monumen Samjeondo didirikan di jalan bagian selatan dari Seoul ke Namhansanseong untuk menandai kejadian ini.
Setelah pasukan Manchu ditarik, Namhanseong dibiarkan tak tersentuh hingga pemerintahan Raja Sukjong (1661–1720), yang memperluas dan menambah Pongamseong di sudut bagian timur laut area benteng pada tahun 1686. Ruang tambahan lainnya, Hanbongseong, dibangun sepanjang punggung bukit di bagian timur benteng pada tahun 1693. Lebih banyak karya lainnya lagi dibuat pada masa pemerintahan Raja Yeongjo (1724 – 1776), dinding sandaran abu-abu dibuat tahun 1778, selama pemerintahan Raja Jeongjo (1752 –  1800).

Pakistan.
Ranikot Fort ; Ranikot Fort adalah sebuah benteng di provinsi Sindh Pakistan yang disebut “The Great Wall of Sindh” , dan memiliki keliling lebih kurang 26  kilometer.
Arsitek dari Ranikot Fort  tidak diketahui, demikian juga tujuan awal dari pembangunan benteng ini. Beberapa arkeolog menduga dibangun pada masa  kekhalifahan Abbasiyah (750 – 1258) oleh Imran Bin Musa Barmaki yang menjabat Gubernur Sindh di tahun 836 . Arkeolog yang lain menduga dibangun pada masa yang jauh lebih awal dan menghubungkan dengan konstruksi saluran-saluran air di masa kekaisaran Sassaniyah (Persia), dan juga dengan orang-orang Yunani. Situs prasejarahAmri” (an archaeological site in Pakistan) berada di dekat benteng Ranikot Fort tersebut, namun tidak ada jejak dari  kota tua di dalam benteng tersebut, dan struktur ini tidak cukup bukti  berasal dari zaman prasejarah.
Arkeolog berpendapat bahwa konstruksi pertama dari bangunan “The Great Wall of Sindh” adalah pada abad ke-17, tapi sekarang para arkeolog setuju bahwa beberapa struktur benteng telah dibangun kembali oleh Mir Ali Karam Khan Talpur dan saudaranya Mir Murad Ali pada tahun 1812 dengan biaya 1,2 juta rupee (Sindh Gazetteer, 677 ). Sejak tahun 1993 Ranikot Fort  terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Vietnam
Benteng  di Vietnam
Benteng Dinasti Ho ; Benteng Dinasti Ho adalah benteng yang penting terletak di propinsi Thanh Hoa, Vietnam ; sekitar 150 km sebelah selatan dari Hanoi.
Benteng yang disebut sebagai Benteng Dinasti Ho ini  dibangun  dalam rangka perang menghadapi agresor Ming (China) pada tahun 1397.  Raja Ho Qui Ly (1336-1407) membangun satu benteng  batu  dengan arsitektur yang khas di  desa An Ton, kabupaten Vinh Loc, yang jaraknya  kira-kira 50 kilometer dari kota Thanh Hoa ke arah Barat.  Benteng ini juga memiliki banyak nama seperti Yen Ton, Tay Do, Tay Giai, Tay Kinh.
Benteng ini berbentuk segi panjang ; panjangnya 900 meter, lebarnya 700 meter, dan tingginya kira-kira 6 meter. Seluruh benteng dibangun dari gumpalan-gumpalan batu yang sangat besar (ada yang beratnya lebih dari 30 ton) dengan volume kira-kira 20.000 meter kubik. Benteng  dan ke-4 pintu utamanya  dibangun dari gumpalan-gumpalan  batu kapur hijau  dan dipotong-potong  secara halus  dan di tumpuk-tumpuk  dengan sangat erat. Gumpalan-gumpalan batu ada yang panjangnya 1,5 meter dan beratnya 24 ton.  Total volume  batu  untuk membangun  benteng ini kira-kira 20.000 meter kubik  dan kira–kira 100.000 meter kubik tanah yang ditimbun dengan penuh kecermatan. Hal yang istimewa ialah gumpalan-gumpalan batu yang beratnya ribuan ton itu hanya di tumpuk-tumpuk saja tanpa bahan perekat, tapi tetap awet (relatif utuh) selama lebih dari 600 tahun ini. 
Benteng Dinasti Ho adalah terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Australia & Oceania.

Australia
Signal Hill Battery ; Signal Hill Battery dibangun di 1892 -1893 di Watsons Bay dan berdekatan dengan Signal Hill Mercusuar di Old South Head Road. Baterai ini adalah salah satu dari tiga benteng pertahanan pantai di Sydney, Australia ; dua benteng lainnya adalah Ben Buckler Gun Battery di Bondi, dan Shark Point Baterai atau Coogee Baterai di Clovelly. Tiap baterai dilengkapi dengan personel dan persenjataan yang memadai.
Benteng ini adalah rantai terakhir di perimeter pertahanan luar Sydney,  mempertahankan Sydney dari penembakan oleh kapal musuh  di lepas pantai. Benteng yang dibangun pada tahun 1890 di pinggiran timur Sydney ini adalah puncak dari sekitar dua puluh tahun pembangunan instalasi pertahanan pelabuhan yang merefleksikan kebijakan menghadapi  perubahan ancaman peperangan dengan cara dan teknologi baru. Persenjataan benteng ini dari waktu ke waktu terus disempurnakan. Benteng ini juga memiliki sebuah kompleks bawah tanah yang berada di bawah Old South Head Road.

Selandia Baru.
Fort Buckley ; Fort Buckley terletak di Wellington, Selandia Baru. Benteng ini dibangun pada tahun 1885, dan termasuk dua meriam arteleri (Muzzle loading gun is one type of field artillery), yang memiliki jarak tembak sekitar tiga kilometer. Selama Perang Dunia II dilengkapi pula dengan senjata anti-pesawat (anti-aircraft gun). Pondasi beton dari dua  meriam arteleri masih dalam keadaan baik. Jalan menuju benteng tetap terpelihara. Tanah Fort Buckley tersebut adalah milik Dewan Kota Wellington (Wellington City Council).

Eropa.

Inggris.
The Hilsea Line : The Hilsea Line adalah deretan benteng di abad 18-19, dibangun untuk melindungi wilayah utara Inggris sampai ke Portsea, sebuah pulau dari pantai Inggris yang merupakan bagian dari kota Portsmouth dan pangkalan angkatan laut utama. Pada awalnya bangunan pertahanan tersebut difokuskan di Portsbridge yang melintasi sungai. Bangunan pertahanan atau fortifikasi ini diperkirakan dibangun pada pada masa pemerintahan Raja Henry VIII (1491 – 1547), kemudian setelah Perang Saudara (English Civil War)  dibangun kembali pada tahun 1688 dan  pada tahun 1746. Selama  tahun 1756 dan 1757,  dibangun garis pertahanan di sisi Portsea  di bawah pengawasan John Peter Desmaretz , terdiri dari : parit lebar 15-20-kaki-lebar (4,6-6,1 m) dan dalam 6(1,8 m) dan didukung oleh tembok 7-8-kaki (2,1-2,4 m).
The Hilsea Line sekarang digunakan sebagai area green space dan rekreasi.

Italia.
The Fenestrelle Fortress ; The Fenestrelle Fortress adalah benteng- benteng yang menghadap Fenestrelle (Piedmont, Italia utara lk 50 km dari Turin). Benteng ini adalah yang benteng pertahanan (fortification) alpine yang terbesar di Eropa, memiliki luas permukaan 1.300.000 m². Benteng ini dibangun  antara tahun 1728 dan 1850, di rancang (design) oleh arsitek Ignazio Bertola. The Fenestrelle untuk menjaga akses ke Turin melalui lembah Chisone, dan terletak di ketinggian antara 1.100m - 1.800 m. Fenestrelle  menjadi bagian dari Duchy of Savoy (A duchy is a territory, fief, or domain ruled by a duke or duchess) pada tahun 1709  setelah kekalahan Perancis di fort Mutin (Fenestrelle), kemudian dikenal sebagai Kerajaan Sardinia.

Turki.
Benteng Konstantinopel ; Benteng ini merupakan salah satu benteng kota terbesar dan paling kuat di dunia, dikelilingi oleh laut di tiga sisinya yaitu : selat Bosphorus, Laut Marmarah (Marmara Sea) dan selat Tanduk Emas (Golden Horn). Benteng ini di sisi laut di lindungi oleh rantai baja yang kuat, hingga tidak memungkinkan masuknya kapal musuh ke dalamnya. Di sisi darat dikelilingi oleh dinding yang tebalnya 9 meter dan tingginya 30 meter. Pentingnya posisi kota Konstantinopel ini digambarkan oleh Napoleon Bonaparte (1769 -1821)  dengan kata-kata : “ Jika dunia ini adalah sebuah negara, maka Konstantinopel adalah yang paling layak sebagai ibukota negara”.
Konstantinopel (Constantinopolis) dengan bentengnya adalah  kota yang tidak mudah ditaklukkan. Kota ini dapat menahan serangan dari berbagai penjuru dunia, karena memiliki sistem pertahanan yang sangat maju pada zamannya, yaitu tembok yang tingginya sekitar 30 m dan tebal 9 m, tidak ada satupun teknologi yang dapat menghancurkan dan menembus tembok ini pada masa lalu. Dan untuk inilah al-Fatih menugaskan khusus pembuatan meriam raksasa yang dapat melontarkan peluru seberat 700 kg.
Pada tanggal 6 April 1453, kaum muslimin dipimpin oleh Muhammad Al-Fatih (1432 – 1481) membawa 250.000 pasukan. Pasukannya tersebut terbagi menjadi tiga bagian :

  • pasukan laut dgn 400 kapal perang menyerang melalui laut Marmara ;
  • kapal-kapal kecil untuk menembus selat Tanduk ; dan
  • pasukan sisanya melalui jalan darat menyerang dari sebelah barat Konstantinopel.
Penyerangan ini dikenal sebagai “ The Siege of Constantinople”. Sampai tanggal 21 April 1453, setelah 14 hari peperangan, tidak ada sedikitpun tanda – tanda kemenangan bagi kaum muslimin (penyerang). Pasukannya meminta kepada Muhammad Al-Fatih untuk meninggalkan saja kota tersebut ! Namun  Muhammad Al-Fatih menolaknya.


Benteng-benteng di Indonesia adalah peninggalan pasukan Belanda, Inggris, dan lain-lain pada masa kolonialisme ; dan juga peninggalan balatentara  Jepang pada masa Perang Dunia II.

Sementara itu di Indonesia   terdapat lebih dari 100 unit benteng dan benteng-pertahanan ; yang masih dapat dilihat a.l adalah : Fort Belgica (Banda) ; Fortress Japanese Army (Fak-Fak, Papua Barat) ;  Fort Kalimata (Halmahera, Maluku Utara) ; Fort Marlborough (Bengkulu) ; Fort Rotterdam (Makassar, Sulawesi Selatan ; dan  Fort Vredeburg (Yogya, Daerah Istimewa Yogyakarta).
Benteng-benteng di Indonesia tersebut diatas adalah peninggalan pasukan Belanda, Inggris, dan lain-lain pada masa kolonialisme ; dan juga peninggalan balatentara  Jepang pada Perang Dunia II. 


Benteng  Keraton Yogyakarta
 
Walaupun sesungguhnya terdapat pula benteng-benteng yang dibangun oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia sendiri, sebagai contoh adalah Benteng Kerajaan Majapahit (1293 – 1500 M) yang sisa-sisanya masih dapat dilihat di didesa Cerme, Nganjuk, Jawa Timur ; dan Benteng_Baluwerti_Keraton_Yogyakarta yang didirikan  pada tahun 1785 – 1787 M atas prakarsa Sultan Hamengku Buwono II. Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta ini sampai sekarang masih berdiri dengan tegak.
Benteng-benteng peninggalan pasukan Belanda, Inggris, dan lain-lain yang dibangun pada masa kolonialisme tersebut mengingatkan kita bangsa Indonesia (-kiranya juga bangsa-bangsa terjajah lain-nya-), masa lalu yang gelap dimana benteng- benteng tersebut menjadi bangunan dimana penjajahan dan penindasan bertumpu.
Sebagai penutup dari renungan dan bahasan singkat tentang benteng (fort) ini ingin disampaikan hal-hal sbb:

  • Benteng adalah bangunan sebagai sarana untuk melindungi sesuatu (wilayah, penduduk, harta benda, istana dan lain-lain) dari  serangan musuh. Dalam perkembangannya benteng  tidak hanya memiliki kapasitas sebagai sarana untuk melindungi,  tetapi juga memiliki kapasitas sebagai sarana untuk menyerang.
  • Benteng-pertahanan (fortifications)  pada dasarnya adalah kompleks-bangunan yang merupakan suatu sistem perlindungan yang mempunyai fungsi sebagai sarana untuk mempertahankan  dan melindungi dari serangan musuh.
  • Benteng-pertahanan (fortifications)  dapat dibagi menjadi dua yaitu : (1) Benteng-pertahanan  Permanen yang memiliki fungsi menjaga  perbatasan,  pantai,  laut,  kota dan jalan-jalan penting dari sebuah negara atau wilayah ; dan (2) Benteng-pertahanan Lapangan dibangun guna mendukung jalannya suatu pertempuran. 
  • Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan munculnya senjata yang memiliki daya rusak sangat besar (weapon of mass destruction) seperti senjata nuklir, senjata kuman, dan senjata kimia .Benteng-pertahanan Permanen (Permanent fortifications)” dan “Benteng-pertahanan Lapangan (Field fortifications)” agar dapat berfungsi secara efektif, mau tidak mau harus menyesuaikan dengan kemajuan tersebut.
  • Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menyebabkan  perubahan sifat dari suatu perang khususnya perang antar negara, perang  akan meliputi  banyak dimensi   seperti dimensi militer, ekonomi, politik, dan informasi (propaganda)l . “Benteng-pertahanan  Permanen” dan “Benteng-pertahanan Lapangan” saja, tidak akan cukup sebagai sarana untuk mempertahankan  dan melindungi dari serangan musuh dalam suatu perang modern. 
Demikianlah renungan dan bahasan tentang “Benteng (fort)”. Semoga bermanfaat!
*
The strength of the United States is not the gold at Fort Knox or the weapons of mass destruction that we have, but the sum total of the education and the character of our people.
[/Claiborne_Pell (1918 – 2009) ; Senator from Rhode Island 1961 – 1997]

*