Kamis, 25 Januari 2018

Bahasa Indonesia

Ngunandiko 142.








Bahasa Indonesia



Asal bahasa tak diketahui secara pasti. Unsur perseorangan dan kemasyarakatan tak dapat dipisah-pisahkan untuk dapat menentukan macam dan susunan bahasa. Ungkapan bahasa tergantung dari lingkungan masyarakat seseorang dibesarkan.


Encyclopedia Britannica mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol lisan, manual, atau tertulis secara konvensional yang digunakan oleh manusia, sebagai anggota kelompok social, peserta dalam budaya, dan mengekspresikan diri. Fungsi bahasa meliputi komunikasi, ekspresi identitas,  ekspresi imajinatif, pelepasan emosi dan permainan. 

Definisi bahasa menurut ahli fonetik dan bahasa Inggris — Henry Sweet — bahasa adalah ungkapan gagasan dengan ucapan-ucapan yang digabungkan menjadi kata-kata. Kata-kata itu digabungkan menjadi kalimat, dan kombinasi kalimat itu menjadi pemikiran.

Lebih lanjut, menurut ahli bahasa Amerika — Bernard Bloch (1906 - 1965) dan George L. Trager (1906 - 1992) — bahasa adalah ungkapan pikiran dan perasaan manusia yang secara teratur dinyatakan dengan memakai alat bunyi. Perasaan dan pikiran itu merupakan isi bahasa, sedangkan bunyi yang teratur merupakan bentuk bahasa. Ada dua macam bentuk-bahasa : bahasa lisan dan bahasa tulisan.

Dalam pergaulan manusia dimuka bumi ini, kita mengenal banyak bahasa yang digunakan seperti bahasa Arab, bahasa China, bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Spanyol dan lain-lain. Dalam kesempatan ini “Ngunandiko” ingin membahas dan merenungkan bahasa Indonesia.

Seperti diketahu asal bahasa tak diketahui. Unsur perseorangan dan kemasyarakatan tak dapat dipisah-pisahkan untuk dapat menentukan macam dan susunan bahasa. Ungkapan bahasa tergantung dari lingkungan masyarakat seseorang dibesarkan. Jika bahasa-bahasa mirip satu sama lain secara sistematis, maka bahasa-bahasa itu dikatakan sejenis.


Republik Indonesia
Sementara itu Indonesia adalah Negara di Asia Tenggara yang dilintasi oleh garis  khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia (Aslia) serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau, serta dengan populasi lebih dari 250 juta jiwa.

Ibu kota negara Indonesia adalah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan  Malaysia (dan Burnei Darussalam) di Pulau Kalimantan, dengan  Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan  Timor  Leste di .Pulau Timor Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia dan wilayah persatuan  Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

Bahasa Indonesia berasal dan tumbuh dari bahasa Melayu  Riau, Johor, dan daerah sekitar Selat Malaka. Bahasa Melayu tersebut kemudian diadopsi menjadi bahasa nasional Indonesia.

Seperti telah dikemukakan dimuka, jika bahasa-bahasa mirip satu sama lain secara sistematis, maka bahasa-bahasa itu dikatakan sejenis. Meskipun hal itu dinyatakan berdasar ilmu pengetahuan, namun hanyalah berdasar atas penyelidikan terhadap bunyi dan cara bunyi dalam bahasa tadi digolongkan. Belum ada kepastian yang dicapai dalam membandingkan dasar susunan tata-bahasa dari bahasa-bahasa yang dikatakan sejenis itu. Kelompok besar dari bahasa-bahasa bersaudara dinamakan rumpun. Isi-bahasa memungkinkan orang berbicara tentang hal-hal atau benda-benda yang pada saat orang itu berbicara tidak ada disekitarnya. 
Semula Indonesia belum memiliki bahasa nasional melainkan setiap suku bangsa (kelompok  etnik) menggunakan bahasa masing-masing, sehingga pergaulan antar suku bangsa terkendala karena adanya perbedaan bahasa yang mereka gunakan.


Di Indonesia terdapat lebih dari 300  kelompok  etnik atau suku bangsa. Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia, jumlahnya mencapai lk 40% dari total populasi.


Sementara itu menurut sensus Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, di Indonesia terdapat lebih dari 300  kelompok  etnik atau suku bangsa. Suku Jawa adalah  suku terbesar di Indonesia, yang jumlahnya mencapai lk 40% dari total populasi.
Secara keseluruhan proporsi  jumlah populasi seluruh suku bangsa utama di Indonesia – menurut sensus BPS tahun 2010 — sebagai berikut : 

No
Suku Bangsa
Populasi (juta)
Persen (%)
Wilayah Utama
01
Jawa
95.20
40.20
Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung
02
Sunda
36.70
15.50
Jawa Barat
03
Batak
8.50
3.58
Sumatra Utara
04
Madura
7.20
3.03
Pulau Madura
05
Betawi
6.80
2.88
Jakarta
06
Minang-kabau
6.50
2.73
Sumatra Brat, Riau
07
Bugis
6.30
2.69
Sulawesi Selatan
08
Melayu
5.30
2.27

09
Arab
5.00
2.10

10
Banten
4.60
1.97
Banten
11
Banjar
4.10
1.74
Kalimantan Selatan
12
Bali
3.90
1.67
Pulau Bali
13
Sasak
3.10
1.34
Pulau Lombok, Pulau Sumbawa.
14
Dayak
3.00
1.27
Pulau Kalimantan
15
Tionghoa
2.80
1.20
16
Makassar
2.70
1.13
Sulawesi Selatan
17
Cirebon
1.90
0.9
 Jawa Barat





Seperti telah dikemukakan dimuka, dari isi-bahasa memungkinkan orang berbicara tentang benda-benda atau hal-hal yang pada saat orang itu berbicara tidak ada disekitarnya. Misalnya kata rumah, pada saat orang itu berbicara mungkin tidak ada rumah disitu ; sedang kata Demokrasi  mewakili suatu bentuk pemerintahan suatu Negara yang dapat diuraikan lebih panjang.

Bahasa dikatakan bunyi karena kelahirannya mempunyai gejala-gejala frekwensi, intensitas, dan waktu, yang dapat dihasilkan oleh alat-ucap dan dapat ditangkap oleh indera pendengar manusia serta dicatat dengan alat-alat mekanis.

Dalam batasan (definisi) itu tulisan dianggap merupakan sistim yang sangat tergantung kepada ujaran. Bahasa dikatakan arbiter karena hubungan antara bahasa sebagai symbol yang berupa rangkaian bunyi dengan obyek dialam atau pengertian yang diwakilinya tidak dapat diramalkan, melainkan diturunkan sebagai kecakapan yang meminta latihan oleh warga masyarakat yang lebih tua. Dengan kata lain, bahasa sifatnya social.

Apa yang bernama kuda dalam bahasa Indonesia, bernama jaran dalam bahasa Jawa ; at dalam bahasa Turki ; cheval dalam bahasa Perancis ; horse dalam bahasa Inggris ; Pferd dalam bahasa Jerman, lashad dalam bahasa Russia dan seterusnya.

Sebagai alat untuk saling berhubungan, bahasa merupakan mata-rantai yang menghubungkan orang atau sistim saraf yang satu dengan orang atau sistim saraf yang lain. Jadi dapat menggantikan rangsang maupun tanggapan yang langsung. Jumlah penggantian ini dalam rangkaian ujaran mempunyai kemungkinan yang tak terbatas.
Dimuka telah dijelaskan, di Indonesia terdapat lebih dari 300  kelompok  etnik atau suku bangsa yang masing-masing memiliki bahasa sendiri. Bahasa-bahasa itu tergambar dalam daftar berikut ini.

Bahasa-bahasa di Indonesia
No.
Bahasa daerah
Keterangan
01
Aceh
Digunakan di Daerah Istimewa Aceh.
02
Gayo
Digunakan, sebagian besar, di Daerah Istimewa Aceh.
03
Batak
Digunakan, sebagian besar, di propinsi Sumatra Utara. Aceh.
04
Minangkabau
Digunakan di propinsi Sumatra Barat, sebagian Riau, Jambi dan Bengkulu.
05
Melayu
Digunakan sebagian besar di propinsi Riau.
06
Rejang Lebong
--
07
Melayu Tengah
--
08
Lampung
--
09
Mapor/Lom
Digunakan oleh suatu komunitas di Bangka Belitung.
10
Basa Loncong
Bahasa Loncong, digunakan oleh suku Loncong di pesisir timur mulut sungai Kampar dan Indragiri hingga pulau-pulau sekitarnya, juga di pesisir pulau Bangka dan Belitung.
11
Simalur/Simeloe
--
12
Nias
--
13
Mentawai
--
14
Enggano
--
15
Jawa
Digunakan, sebagian besar, di Daeah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah,   dan Jawa Timur.
16
Sunda
Digunakan, sebagian besar, di Jawa Barat.
17
Madura
--
18
Kalimantan
Digunakan Kalimantan : Sanggau, Behe, Menyuke, Sidin dll.
19
Ot Danum
Digunakan Kalimantan : Sampit, Kelingan, Pari dll..
20
Kenya-Bahau-Kajan
Digunakan Kalimantan : Kenya, Medang, Murik, Kajyaman dll..
21
Tideng/Tidung
Digunakan Kalimantan : Bulungan, Nunukan dll. dll.
22
Bali
--
23
Sasak
--
24
Sumbawa
--
25
Bima
--
26
Manggarai
--
27
Ngada-Endeh
--
28
Sumba
--
29
Sawu/Hawu
Bahasa Hawu, juga dikenal sebagai bahasa Sawu atau bahasa Sabu, adalah suatu bahasa yang dipertuturkan di Pulau Sawu dan Pulau Raijua di Nusa Tenggara Timur, Indonesia. 
30
Muna-Butung
Salah satu bahasa yang dituturkan oleh Suku Muna, suku yang bermukim dijazirah Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.
31
Bungku-Laki
Salah satu bahasa yang dipertuturkan di Kabupaten MorowaliSulawesi Tengah
32
Sulawesi Selatan
Di Sulawesi Selatan ada bahasa Bugis, Makassar, Mandar dll
33
Toraja
--
34
Tomini
Suku Tomini, adalah suatu kelompok masyarakat yang mendiami daerah sekitar teluk Tomini. Suku Tomini memiliki bahasa yg agak berbeda dgn bahasa Poso (Bare'e) dan bahasa Ledo.
35
Gorontalo
--




Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berasal dan tumbuh dari bahasa Melayu Riau, Johor, dan daerah sekitar Selat Malaka. Sekurang-kurangnya sejak enam abad yang lalu bahasa Melayu itu menjadi bahasa perhubungan, bahasa pergaulan dan perdagangan. Bahasa Melayu dipilh sebagai bahasa  Indonesia terutama karena :
  • bentuknya sederhana ;
  • tidak mengenal tingkat-tingkat ;
  • mudah dipelajari ; dan
  • tidak sukar untuk disesuaikan dengan keadaan dan pikiran-pikiran baru.

Disamping itu letak Selat Malaka adalah sangat strategis, sehingga semua lalu-lintas perdagangan dari Barat maupun dari Timur selalu harus melalui Selat itu dan dengan sendirinya para pedagang harus berkenalan dengan bahasa Melayu.



Dengan kalahnya Jepang dalam Perang Dunia II, maka bangsa Indonesia memproklamasikan diri akan kemerdekaan-nya pada 17 Agustus 1945. Bahasa Indonesia kemudian menjadi bahasa nasional seperti termaktub dalam pasal 36 UUD 1945.


Dalam sejarah tercatat bahwa bahasa Melayu itu pada jaman Kerajaan Sriwijaya dan kejayaan kota Malaka dan Singapura sekitar abad ke 7 s/d abad ke 14 telah berkembang dengan cepat. Hal itu karena para pedagang dan para pelaut dari Indonesia seperti Sulawesi (mis : Makassar), Maluku, Madura dan Jawa bertemu dengan para pedagang dari India, Persia, Arab dan Eropa berkomunikasi dengan bahasa Melayu. Bahasa Melayu juga menjadi bahasa pergaulan yang diajarkan di sekolah-sekolah.

Peserta Kongres Pemuda

Bahasa Melayu kemudian dikenal luas sebagai bahasa Indonesia, yaitu sesudah Kongres Pemuda  tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, dimana para pemuda dari berbagai suku di Indonesia bersumpah :
  •         Kami bertanah air satu, tanah air Indonesia ;
  •       Kami berbangsa satu, bangsa Indonesia ;
  •       Kami berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia adalah kelanjutan dari bahasa Melayu. Jelas disini, bahwa bahasa Indonesia berfungsi sebagai pemersatu dan dijunjung sebagai bahasa persatuan.

Dipandang dari segi politik dapat dimengerti bahwa Pemerintah Hindia Belanda waktu itu, tidak atau belum mau mengakui adanya bahasa Indonesia. Sehingga pemakaian “bahasa Indonesia” terbatas dikalangan pergerakan nasional saja.
Namun pada masa pemerintahan Tentara Pendudukan Jepang (1942 – 1945), “bahasa Indonesia” resmi menggantikan “bahasa Belanda”. Hal itu utamanya adalah untuk kepentingan propaganda Jepang  tentang "Asia Timur Raya". Pemerintahan Tentara Pendudukan Jepang di Indonesia aktip mendorong tersebarnya bahasa Indonesia.

Dengan kalahnya Jepang dalam Perang Dunia II, maka bangsa Indonesia memproklamasikan diri akan kemerdekaan-nya pada 17 Agustus 1945. Bahasa Indonesia kemudian menjadi bahasa nasional seperti termaktub dalam pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi :

  • <Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia>


Dewasa ini, Bahasa Indonesia terus tumbuh dan berkembang, menyesuaikan diri dengan tumbuhnya masyarakat Indonesia yang modern. Bahasa Indonesia juga dipakai oleh lembaga-lembaga ilmiah, perguruan tinggi, dan lain-lain dalam menguraikan berbagai  ilmu pengetahuan eksata maupun social.

Bahasa Indonesia ternyata mampu memberikan jasanya dalam ilmu pengetahuan, walaupun disana-sini harus memungut dari bahasa asing. Bahwa bahasa Indonesia memungut dan meminjam bahasa asing maupun bahasa daerah, hal itu sesungguhnya telah berlangsung sejak berabad-abad yang lalu.

Sebagai gambaran bahwa bahasa Indonesia memungut dan meminjam bahasa asing maupun bahasa daerah antara lain adalah seperti pada contoh-contoh dalam daftar sbb :

BAHASA INDONESIA YANG BERASAL DARI
BAHASA ASING/DAERAH

Asal bahasa
Contoh
Keterangan
01
Arab
Sabun, Pikir, Huruf, Hukum
Bahasa asing
02
Belanda
Agen, Sekoci, Serdadu, Taksir
Bahasa asing
03
China
Anglo, Kuah, Nyonya, Tahu
Bahasa asing
04
Hindi
Ayah, Roti, Topi, Ujar
Bahasa asing
05
Inggris
Kornel, Rekor,Terminal, Vital
Bahasa asing
06
Parsi
Anggur, Bandar, Jam, Pasar
Bahasa asing
07
Portugis
Algojo, Bendera, Kemeja, Kereta
Bahasa asing
08
Sangsekerta
Bahasa, Bangsa, Harga, Rupa
Bahasa asing
09
Tamil
Kapal, Kedai, Modal, Segala
Bahasa asing
10
Jawa
Coba, Durhaka, Dewasa, Garam
Bahasa daerah





Pemungutan dan peminjaman itu sudah barang tentu akan terus berjalan sesuai dengan kodrat dan lidah Indonesia.

Dalam hubungan dengan pembinaan bahasa Indonesia, maka pembentukan istilah adalah sangat penting artinya. Hal itu terutama bagi kegiatan karang mengarang, penterjemahan, dan perkuliahan di Universitas-universitas. Buku-buku pelajaran dan buku-buku ilmu pengetahuan bertumpuk-tumpuk menanti ahli penterjemah, terjemahan akan menjadi seret dan kacau tanpa adanya penetapan istilah. Sudah barang tentu upaya menterjemahkan ini perlu dilakukan secara sungguh-sungguh demi pendidikan dan pembinaan bahasa Indonesia.

Seperti diketahui  Australia, sejak akhir tahun 1950-an, giat mempelajari dan menyebarkan luaskan bahasa Indonesia.  Sementara itu Malaysia sejak lama berusaha keras untuk menyatukan bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia. Pada tahun 1959 diadakan perjanjian persahabatan antara Republik Indonesia dengan Persekutuan Tanah Melayu, yang menghasilkan Pengumuman Bersama Ejaan Bahasa Melayu-Indonesia (Melindo), namun terhenti, karena perkembangan politik selama tahun enam puluhan itu (Konfrontasi Indonesia – Malaysia). Disamping itu karena adanya hasrat Indonesia  menyempurnakan ejaan bahasa Indonesia-nya terlebih dahulu. 


Suwandi
Ejaan kata-kata Melayu yang permulaan sekali diresmikan ialah karangan Ch.A. van Ophuysen pada tahun 1901 (Kitab Logat Melayu), dan yang dalam pertumbuhan bahasa, telah berjasa sebagai pegangan peraturan ejaan. Kemudian keluar Ejaan Suwandi pada tahun 1947  ( “antara lain : oe menjadi u” ; oe menjadi u”; dj menjadi y ” dll).

Selanjutnya, di Indonesia, kemudian bermunculan pula kamus-kamus bahasa Indonesia seperti yang disusun oleh :


  • W.J.S Purwadarminta  ;
  • E. St. Harahap ;
  • A.N.L. Kramer Sr ;
  • Dr. A. Teeuw ;
  • H.D. Pernis dan St. Moh. Zain.
Kamus-kamus tersebut memuat banyak kata-kata baru, yang menunjukan adanya perkembangan masyarakat Indonesia dalam semua bidang.    Belakangan ini dirasakan juga keperluan untuk membuat Kamus Etimologis  Indonesia, yang menguraikan sejarah asal kata, misalnya kata bibi  berasal bi (bini, wini, wiwi, wewe, awewe). Disamping itu, kini – abad ke-21 –  juga telah dikenal adanya kamus elektronik.

Dalam hubungannya dengan pengembangan bahasa Indonesia, kiranya patut dicatat peranan Balai Pustaka (antara lain dengan menerbitkan buku-buku dalam bahasa daerah dan bahasa Melayu/Indonesia). Balai Pustaka itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda (1908), pada masa pendudukan Jepang (1942 - 1945) menjadi Gunseikanbu Kokumin Tosyo Kyoku (Biro Pustaka Rakyat), dan setelah Indonesia merdeka menjadi Balai Pustaka kembali.

Seiring dengan diakuinya oleh masyarakat dunia eksistensi Republik Indonesia, maka bahasa Indonesia juga telah mendapat tempat sebagai bahasa komunikasi antar Negara. Hal itu antara lain  tampak dari adanya siaran-siaran radio yang menggunakan bahasa Indonesia dan lain-lain. Siaran-siaran radio yang menggunakan bahasa Indonesia antara lain ada di negara-negara sbb :


Siaran radio
yang menggunakan bahasa Indonesia

No.
Negara
Siaran Radio
01
Amerika Serikat
Suara Amerika (Voice of America)
02
Australia
ABC Radio Australia (RASI)
03
Belanda
Radio Netherland Siaran Indonesia (RANES)
04
Inggris
BBC London Siaran Indonesia (BBC London)
05
Iran
Radio International Islam Iran (IRIB)
06
Jepang
NHK World
07
Korea Selatan
KBS World Radio (Korean Boardcasting Corp)
08
Suriname
RTV Mustika (Siaran radio dan TV, Suiname)
09
Taiwan
China Radio International Siaran Indonesia (CRI)
10
Vietnam
Radio Suara Vietnam (Voice of Vietnam)

Disamping itu bahasa Indonesia juga telah dipakai dalam pengisian suara (sulih suara atau dubbing) dan dalam teks-teks film, bahasa komputer dan lain-lain.

Sebagai penutup dari bahasan dan renungan tentang bahasa Indonesia ini, “Ngunandiko” ingin mengatakan, bahwa  kiranya tidak terlalu lama lagi bahasa Indonesia akan menjadi bahasa yang modern dan banyak digunakan oleh banyak fihak didunia. Hal itu terutama karena bentuknya yang sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat, mudah dipelajari, tidak sukar untuk disesuaikan dengan keadaan dan pikiran-pikiran baru. Dan tak kalah pentingnya, bahasa Indonesia ini, kini telah dipakai oleh lebih dari 200 juta orang.

Demikianlah, semoga bermanfaat.

*
Political language .......  is designed to make lies sound truthful and murder respectable, and to give an appearance of solidity to pure wind (George Orwell)

Read more at: https://www.brainyquote.com/topics/language

*