Ngunandiko 142.
Bahasa Indonesia
Asal bahasa tak diketahui secara pasti. Unsur perseorangan dan
kemasyarakatan tak dapat dipisah-pisahkan untuk dapat menentukan macam dan
susunan bahasa. Ungkapan bahasa tergantung dari lingkungan masyarakat seseorang
dibesarkan.
Encyclopedia Britannica mengatakan bahwa bahasa adalah sistem
simbol lisan, manual, atau tertulis secara konvensional yang digunakan oleh
manusia, sebagai anggota kelompok social, peserta dalam budaya, dan mengekspresikan
diri. Fungsi bahasa meliputi
komunikasi, ekspresi identitas, ekspresi
imajinatif, pelepasan emosi dan permainan.
Definisi bahasa menurut ahli fonetik dan bahasa Inggris — Henry Sweet — bahasa adalah ungkapan
gagasan dengan ucapan-ucapan yang digabungkan menjadi kata-kata. Kata-kata itu digabungkan
menjadi kalimat, dan kombinasi kalimat itu menjadi pemikiran.
Lebih lanjut, menurut ahli bahasa Amerika — Bernard Bloch (1906 - 1965) dan George L. Trager (1906 - 1992) — bahasa adalah ungkapan pikiran dan perasaan manusia yang secara teratur
dinyatakan dengan memakai alat bunyi. Perasaan dan pikiran itu merupakan isi bahasa, sedangkan bunyi yang teratur
merupakan bentuk bahasa. Ada dua
macam bentuk-bahasa : bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Dalam pergaulan manusia dimuka bumi ini, kita mengenal banyak bahasa yang
digunakan seperti bahasa Arab, bahasa China, bahasa Inggris, bahasa Jepang,
bahasa Spanyol dan lain-lain. Dalam kesempatan ini “Ngunandiko” ingin membahas
dan merenungkan bahasa Indonesia.
Seperti diketahu asal bahasa tak diketahui. Unsur perseorangan dan
kemasyarakatan tak dapat dipisah-pisahkan untuk dapat menentukan macam dan
susunan bahasa. Ungkapan bahasa tergantung dari lingkungan masyarakat seseorang
dibesarkan. Jika bahasa-bahasa mirip satu sama lain secara sistematis, maka
bahasa-bahasa itu dikatakan sejenis.
Republik Indonesia |
Bahasa Indonesia berasal dan tumbuh dari bahasa Melayu Riau, Johor, dan daerah sekitar Selat Malaka.
Bahasa Melayu tersebut kemudian diadopsi menjadi bahasa nasional Indonesia.
Seperti telah dikemukakan
dimuka, jika bahasa-bahasa mirip satu sama lain secara sistematis, maka
bahasa-bahasa itu dikatakan sejenis. Meskipun
hal itu dinyatakan berdasar ilmu pengetahuan, namun hanyalah berdasar atas
penyelidikan terhadap bunyi dan cara bunyi dalam bahasa tadi digolongkan. Belum
ada kepastian yang dicapai dalam membandingkan dasar susunan tata-bahasa dari
bahasa-bahasa yang dikatakan sejenis itu. Kelompok besar dari bahasa-bahasa
bersaudara dinamakan rumpun. Isi-bahasa memungkinkan orang berbicara
tentang hal-hal atau benda-benda yang pada saat orang itu berbicara tidak ada
disekitarnya.
Semula
Indonesia belum memiliki bahasa nasional melainkan setiap suku bangsa (kelompok etnik) menggunakan
bahasa masing-masing, sehingga pergaulan antar suku bangsa terkendala karena
adanya perbedaan bahasa yang mereka gunakan.
Di
Indonesia terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di
Indonesia, jumlahnya mencapai lk 40% dari total populasi.
Sementara
itu menurut sensus Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, di Indonesia terdapat
lebih dari 300 kelompok
etnik atau suku bangsa. Suku Jawa adalah suku
terbesar di Indonesia, yang jumlahnya mencapai lk 40% dari total populasi.
Secara keseluruhan proporsi jumlah populasi seluruh suku bangsa utama di
Indonesia – menurut sensus BPS tahun 2010 — sebagai berikut :
No
|
Suku Bangsa
|
Populasi (juta)
|
Persen (%)
|
Wilayah Utama
|
01
|
Jawa
|
95.20
|
40.20
|
Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung
|
02
|
Sunda
|
36.70
|
15.50
|
Jawa Barat
|
03
|
Batak
|
8.50
|
3.58
|
Sumatra Utara
|
04
|
Madura
|
7.20
|
3.03
|
Pulau Madura
|
05
|
Betawi
|
6.80
|
2.88
|
Jakarta
|
06
|
Minang-kabau
|
6.50
|
2.73
|
Sumatra Brat, Riau
|
07
|
Bugis
|
6.30
|
2.69
|
Sulawesi Selatan
|
08
|
Melayu
|
5.30
|
2.27
|
|
09
|
Arab
|
5.00
|
2.10
|
|
10
|
Banten
|
4.60
|
1.97
|
Banten
|
11
|
Banjar
|
4.10
|
1.74
|
Kalimantan Selatan
|
12
|
Bali
|
3.90
|
1.67
|
Pulau Bali
|
13
|
Sasak
|
3.10
|
1.34
|
Pulau Lombok, Pulau
Sumbawa.
|
14
|
Dayak
|
3.00
|
1.27
|
Pulau Kalimantan
|
15
|
Tionghoa
|
2.80
|
1.20
|
|
16
|
Makassar
|
2.70
|
1.13
|
Sulawesi Selatan
|
17
|
Cirebon
|
1.90
|
0.9
|
Jawa Barat
|
Seperti telah dikemukakan
dimuka, dari isi-bahasa memungkinkan orang berbicara tentang benda-benda atau hal-hal
yang pada saat orang itu berbicara tidak ada disekitarnya. Misalnya kata rumah, pada saat orang itu berbicara mungkin
tidak ada rumah disitu ; sedang kata Demokrasi
mewakili suatu bentuk pemerintahan suatu Negara yang dapat diuraikan lebih
panjang.
Bahasa dikatakan bunyi
karena kelahirannya mempunyai gejala-gejala frekwensi, intensitas, dan waktu,
yang dapat dihasilkan oleh alat-ucap dan dapat ditangkap oleh indera pendengar
manusia serta dicatat dengan alat-alat mekanis.
Dalam batasan (definisi)
itu tulisan dianggap merupakan sistim yang sangat tergantung kepada ujaran.
Bahasa dikatakan arbiter karena hubungan antara bahasa sebagai symbol yang
berupa rangkaian bunyi dengan obyek dialam atau pengertian yang diwakilinya
tidak dapat diramalkan, melainkan diturunkan sebagai kecakapan yang meminta
latihan oleh warga masyarakat yang lebih tua. Dengan kata lain, bahasa sifatnya
social.
Apa yang bernama kuda dalam bahasa Indonesia, bernama jaran dalam bahasa Jawa ; at dalam bahasa Turki ; cheval dalam bahasa Perancis ; horse dalam bahasa Inggris ; Pferd dalam bahasa Jerman, lashad dalam bahasa Russia dan
seterusnya.
Sebagai alat untuk saling
berhubungan, bahasa merupakan mata-rantai yang menghubungkan orang atau sistim
saraf yang satu dengan orang atau sistim saraf yang lain. Jadi dapat
menggantikan rangsang maupun tanggapan yang langsung. Jumlah penggantian ini
dalam rangkaian ujaran mempunyai kemungkinan yang tak terbatas.
Dimuka telah dijelaskan, di Indonesia terdapat
lebih dari 300 kelompok
etnik atau suku bangsa yang masing-masing memiliki bahasa sendiri.
Bahasa-bahasa itu tergambar dalam daftar berikut ini.
Bahasa-bahasa di Indonesia
|
||
No.
|
Bahasa daerah
|
Keterangan
|
01
|
Aceh
|
Digunakan di Daerah Istimewa Aceh.
|
02
|
Gayo
|
Digunakan, sebagian besar, di Daerah
Istimewa Aceh.
|
03
|
Batak
|
Digunakan, sebagian besar, di propinsi
Sumatra Utara. Aceh.
|
04
|
Minangkabau
|
Digunakan di propinsi Sumatra Barat,
sebagian Riau, Jambi dan Bengkulu.
|
05
|
Melayu
|
Digunakan sebagian besar di propinsi Riau.
|
06
|
Rejang Lebong
|
--
|
07
|
Melayu Tengah
|
--
|
08
|
Lampung
|
--
|
09
|
Mapor/Lom
|
Digunakan oleh suatu komunitas di Bangka
Belitung.
|
10
|
Basa Loncong
|
Bahasa Loncong,
digunakan oleh suku Loncong di pesisir timur mulut sungai Kampar dan
Indragiri hingga pulau-pulau sekitarnya, juga di pesisir pulau Bangka dan
Belitung.
|
11
|
Simalur/Simeloe
|
--
|
12
|
Nias
|
--
|
13
|
Mentawai
|
--
|
14
|
Enggano
|
--
|
15
|
Jawa
|
Digunakan, sebagian besar, di Daeah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
|
16
|
Sunda
|
Digunakan, sebagian besar, di Jawa Barat.
|
17
|
Madura
|
--
|
18
|
Kalimantan
|
Digunakan Kalimantan : Sanggau, Behe,
Menyuke, Sidin dll.
|
19
|
Ot Danum
|
Digunakan Kalimantan : Sampit, Kelingan,
Pari dll..
|
20
|
Kenya-Bahau-Kajan
|
Digunakan Kalimantan : Kenya, Medang,
Murik, Kajyaman dll..
|
21
|
Tideng/Tidung
|
Digunakan Kalimantan : Bulungan, Nunukan
dll. dll.
|
22
|
Bali
|
--
|
23
|
Sasak
|
--
|
24
|
Sumbawa
|
--
|
25
|
Bima
|
--
|
26
|
Manggarai
|
--
|
27
|
Ngada-Endeh
|
--
|
28
|
Sumba
|
--
|
29
|
Sawu/Hawu
|
Bahasa Hawu, juga dikenal sebagai bahasa Sawu atau bahasa Sabu, adalah suatu bahasa yang dipertuturkan di
Pulau Sawu dan
Pulau Raijua di Nusa Tenggara Timur, Indonesia.
|
30
|
Muna-Butung
|
Salah satu bahasa yang dituturkan oleh
Suku Muna,
suku yang bermukim dijazirah Pulau Muna,
Sulawesi Tenggara.
|
31
|
Bungku-Laki
|
|
32
|
Sulawesi Selatan
|
Di Sulawesi Selatan ada bahasa Bugis,
Makassar, Mandar dll
|
33
|
Toraja
|
--
|
34
|
Tomini
|
Suku Tomini, adalah
suatu kelompok masyarakat yang mendiami daerah sekitar teluk Tomini. Suku
Tomini memiliki bahasa
yg agak berbeda dgn
bahasa Poso (Bare'e) dan
bahasa Ledo.
|
35
|
Gorontalo
|
--
|
Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional berasal dan tumbuh dari bahasa Melayu Riau, Johor, dan daerah sekitar
Selat Malaka. Sekurang-kurangnya sejak enam abad yang lalu bahasa Melayu itu
menjadi bahasa perhubungan, bahasa pergaulan dan perdagangan. Bahasa Melayu
dipilh sebagai bahasa Indonesia terutama
karena :
- bentuknya sederhana ;
- tidak mengenal tingkat-tingkat ;
- mudah dipelajari ; dan
- tidak sukar untuk disesuaikan dengan keadaan dan pikiran-pikiran baru.
Disamping itu letak Selat
Malaka adalah sangat strategis, sehingga semua lalu-lintas perdagangan dari
Barat maupun dari Timur selalu harus melalui Selat itu dan dengan sendirinya
para pedagang harus berkenalan dengan bahasa Melayu.
Dengan kalahnya Jepang
dalam Perang Dunia II, maka bangsa Indonesia memproklamasikan diri akan
kemerdekaan-nya pada 17 Agustus 1945. Bahasa Indonesia kemudian menjadi bahasa
nasional seperti termaktub dalam pasal 36 UUD 1945.
Dalam sejarah tercatat
bahwa bahasa Melayu itu pada jaman Kerajaan Sriwijaya dan kejayaan kota Malaka
dan Singapura sekitar abad ke 7 s/d abad ke 14 telah berkembang dengan cepat. Hal
itu karena para pedagang dan para pelaut dari Indonesia seperti Sulawesi (mis :
Makassar), Maluku, Madura dan Jawa bertemu dengan para pedagang dari India,
Persia, Arab dan Eropa berkomunikasi dengan bahasa Melayu. Bahasa Melayu juga
menjadi bahasa pergaulan yang diajarkan di sekolah-sekolah.
Peserta Kongres Pemuda |
Bahasa Melayu kemudian dikenal luas sebagai bahasa Indonesia, yaitu sesudah Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, dimana para pemuda dari berbagai suku di Indonesia bersumpah :
- Kami bertanah air satu, tanah air Indonesia ;
- Kami berbangsa satu, bangsa Indonesia ;
- Kami berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah
kelanjutan dari bahasa Melayu. Jelas disini, bahwa bahasa Indonesia berfungsi
sebagai pemersatu dan dijunjung sebagai bahasa persatuan.
Dipandang dari segi
politik dapat dimengerti bahwa Pemerintah Hindia Belanda waktu itu, tidak atau
belum mau mengakui adanya bahasa Indonesia. Sehingga pemakaian “bahasa
Indonesia” terbatas dikalangan pergerakan nasional saja.
Namun pada masa pemerintahan
Tentara Pendudukan Jepang (1942 – 1945), “bahasa Indonesia” resmi menggantikan
“bahasa Belanda”. Hal itu utamanya adalah untuk kepentingan propaganda Jepang tentang "Asia Timur Raya". Pemerintahan Tentara Pendudukan Jepang di Indonesia aktip
mendorong tersebarnya bahasa Indonesia.
Dengan kalahnya Jepang
dalam Perang Dunia II, maka bangsa Indonesia memproklamasikan diri akan kemerdekaan-nya
pada 17 Agustus 1945. Bahasa Indonesia kemudian menjadi bahasa nasional seperti
termaktub dalam pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi :
- <Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia>
Dewasa ini, Bahasa
Indonesia terus tumbuh dan berkembang, menyesuaikan diri dengan tumbuhnya
masyarakat Indonesia yang modern. Bahasa Indonesia juga dipakai oleh
lembaga-lembaga ilmiah, perguruan tinggi, dan lain-lain dalam menguraikan
berbagai ilmu pengetahuan eksata maupun
social.
Bahasa Indonesia ternyata mampu
memberikan jasanya dalam ilmu pengetahuan, walaupun disana-sini harus memungut
dari bahasa asing. Bahwa bahasa Indonesia memungut dan meminjam bahasa asing
maupun bahasa daerah, hal itu sesungguhnya telah berlangsung sejak berabad-abad
yang lalu.
Sebagai gambaran bahwa
bahasa Indonesia memungut dan meminjam bahasa asing maupun bahasa daerah antara
lain adalah seperti pada contoh-contoh dalam daftar sbb :
BAHASA INDONESIA YANG BERASAL DARI
BAHASA ASING/DAERAH
|
|||
Asal bahasa
|
Contoh
|
Keterangan
|
|
01
|
Arab
|
Sabun, Pikir, Huruf,
Hukum
|
Bahasa asing
|
02
|
Belanda
|
Agen, Sekoci, Serdadu, Taksir
|
Bahasa asing
|
03
|
China
|
Anglo, Kuah, Nyonya,
Tahu
|
Bahasa asing
|
04
|
Hindi
|
Ayah, Roti, Topi, Ujar
|
Bahasa asing
|
05
|
Inggris
|
Kornel,
Rekor,Terminal, Vital
|
Bahasa asing
|
06
|
Parsi
|
Anggur, Bandar, Jam, Pasar
|
Bahasa asing
|
07
|
Portugis
|
Algojo, Bendera,
Kemeja, Kereta
|
Bahasa asing
|
08
|
Sangsekerta
|
Bahasa, Bangsa, Harga, Rupa
|
Bahasa asing
|
09
|
Tamil
|
Kapal, Kedai, Modal,
Segala
|
Bahasa asing
|
10
|
Jawa
|
Coba, Durhaka, Dewasa, Garam
|
Bahasa daerah
|
Pemungutan dan peminjaman
itu sudah barang tentu akan terus berjalan sesuai dengan kodrat dan lidah
Indonesia.
Dalam hubungan dengan pembinaan
bahasa Indonesia, maka pembentukan istilah adalah sangat penting artinya. Hal
itu terutama bagi kegiatan karang mengarang, penterjemahan, dan perkuliahan di
Universitas-universitas. Buku-buku pelajaran dan buku-buku ilmu pengetahuan
bertumpuk-tumpuk menanti ahli penterjemah, terjemahan akan menjadi seret dan
kacau tanpa adanya penetapan istilah. Sudah barang tentu upaya menterjemahkan
ini perlu dilakukan secara sungguh-sungguh demi pendidikan dan pembinaan bahasa
Indonesia.
Seperti diketahui Australia, sejak akhir tahun 1950-an, giat
mempelajari dan menyebarkan luaskan bahasa Indonesia. Sementara itu Malaysia sejak lama berusaha
keras untuk menyatukan bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia. Pada tahun 1959
diadakan perjanjian persahabatan antara Republik Indonesia dengan Persekutuan
Tanah Melayu, yang menghasilkan Pengumuman Bersama Ejaan Bahasa
Melayu-Indonesia (Melindo), namun terhenti, karena perkembangan politik selama
tahun enam puluhan itu (Konfrontasi Indonesia – Malaysia). Disamping itu karena
adanya hasrat Indonesia menyempurnakan
ejaan bahasa Indonesia-nya terlebih dahulu.
Suwandi |
Selanjutnya, di Indonesia,
kemudian bermunculan pula kamus-kamus bahasa Indonesia seperti yang disusun
oleh :
- W.J.S Purwadarminta ;
- E. St. Harahap ;
- A.N.L. Kramer Sr ;
- Dr. A. Teeuw ;
- H.D. Pernis dan St. Moh. Zain.
Dalam hubungannya dengan pengembangan bahasa Indonesia, kiranya patut dicatat peranan Balai Pustaka (antara lain dengan menerbitkan buku-buku dalam bahasa daerah dan bahasa Melayu/Indonesia). Balai Pustaka itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda (1908), pada masa pendudukan Jepang (1942 - 1945) menjadi Gunseikanbu Kokumin Tosyo Kyoku (Biro Pustaka Rakyat), dan setelah Indonesia merdeka menjadi Balai Pustaka kembali.
Seiring dengan diakuinya oleh
masyarakat dunia eksistensi Republik Indonesia, maka bahasa Indonesia juga
telah mendapat tempat sebagai bahasa komunikasi antar Negara. Hal itu antara
lain tampak dari adanya siaran-siaran
radio yang menggunakan bahasa Indonesia dan lain-lain. Siaran-siaran radio yang menggunakan bahasa Indonesia antara lain ada di negara-negara sbb :
Siaran radio
yang menggunakan bahasa Indonesia
|
||
No.
|
Negara
|
Siaran Radio
|
01
|
Amerika Serikat
|
Suara Amerika (Voice
of America)
|
02
|
Australia
|
ABC Radio Australia (RASI)
|
03
|
Belanda
|
Radio Netherland Siaran
Indonesia (RANES)
|
04
|
Inggris
|
BBC London Siaran Indonesia (BBC London)
|
05
|
Iran
|
Radio International
Islam Iran (IRIB)
|
06
|
Jepang
|
NHK World
|
07
|
Korea Selatan
|
KBS World Radio
(Korean Boardcasting Corp)
|
08
|
Suriname
|
RTV
Mustika (Siaran radio dan TV, Suiname)
|
09
|
Taiwan
|
China Radio International Siaran Indonesia (CRI)
|
10
|
Vietnam
|
Radio Suara Vietnam (Voice of Vietnam)
|
Disamping itu bahasa
Indonesia juga telah dipakai dalam pengisian suara (sulih suara atau dubbing)
dan dalam teks-teks film, bahasa komputer dan lain-lain.
Sebagai penutup dari bahasan
dan renungan tentang bahasa Indonesia ini, “Ngunandiko” ingin mengatakan, bahwa kiranya tidak terlalu lama lagi bahasa Indonesia akan menjadi bahasa yang modern dan banyak digunakan oleh banyak fihak didunia. Hal itu terutama karena
bentuknya yang sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat, mudah dipelajari, tidak
sukar untuk disesuaikan dengan keadaan dan pikiran-pikiran baru. Dan tak kalah
pentingnya, bahasa Indonesia ini, kini telah dipakai oleh lebih dari 200 juta
orang.
Demikianlah, semoga
bermanfaat.
*
Political language ....... is designed to make lies
sound truthful and murder respectable, and to give an appearance of solidity to
pure wind (George Orwell)
*