Selasa, 16 Februari 2016

Mutiara.2

Ngunandiko.100





Mutiara
(Tan Malaka)


Ngunandiko dengan judul "Mutiara. Tan Malaka)" ini berisikan beberapa "quotation" dari Tan Malaka (1897 - 1949), hal ini dimaksudkan untuk memeperingati hilangnya tokoh tersebut yang dipercayai hilang di daerah Kediri, Jawa Timur pada 24 Pebruari 1949.
"Quotation" ini diambil secara acak dari Ngunandiko. 9 dan 28 serta dari sumber-sumber lainnya, hal ini untuk menggambarkan pandangan-pandangan Tan Malaka tentang berbagai masalah agar  kita dapat mengingatnya dan merenungkannya kembalinya. Quotation-quotation tersebut adalah sbb:



  • Suatu negara bisa tumbuh untuk jangka yang lama, yakni selama kaum yang berpunya dan berkuasa masih sanggup mengadakan kemajuan (teknik, sosial, politik dan budaya). Negara yang lama tumbang dan negara yang baru timbul kalau yang lama tak sanggup lagi memberi kemajuan, dan kalau kelas baru dalam masyarakat, yakni yang selama ini tertindas sanggup berorganisasi, berjuang dan menggantikan yang lama, serta mengadakan kemajuan dalam semua lapangan masyarakat (Tan Malaka; Ngunandiko.9 ; Sabtu 05 Maret 2011).



  • Revolusi timbul dengan sendirinya sebagai hasil dari berbagai macam keadaan. Bila tukang-tukang "putch" pada waktu yang telah ditentukan oleh mereka sendiri, keluar tiba-tiba (seperti Wolfgang-Kapp tukang "putch" yang termasyhur itu), massa tidak akan memberikan pertolongan kepada mereka. Bukan karena massa bodoh atau tidak memperhatikan, melainkan karena "massa hanya berjuang" untuk kebutuhan yang terdekat dan sesuai dengan kepentingan ekonomi (Tan Malaka; Ngunandiko.28 ; Sabtu 09 Juni 2012).

 

Demikianlah beberapa kata mutiara dari seorang penyandang gelar “Bapak  Republik Indonesia” dan “Pahlawan Nasional Indonesia ; serta seorang yang telah merintis lahirnya bangsa dan Negara Indonesia. Semoga bermanfaat.

*
Saya baca semua tulisannya. Saya berbicara berjam-jam. Dan selalu dalam pembicaraan saya dengan Tan Malaka, tampak sekali bahwa beliau seorang pecinta Tanah Air dan bangsa Indonesia. Ia seorang nasionalis sepenuh-penuhnya (Bung Karno)

*

1 komentar: