Ngunandiko. 110
Industri
Jasa Pelayanan
(Service Industries)
Pada pertemuan-pertemuan
HCRI (Himpunan Cendekiawan Republik Indonesia) di akhir tahun 1980-an, beberapa
teman yang studi-nya di luar negeri menceritakan bahwa di beberapa negara maju,
seperti di Amerika Serikat, otomatisasi dan kemajuan teknologi telah
menyebabkan bergesernya kebutuhan pekerja, karena kebutuhan pekerja semula didominasi oleh ekonomi
industri beralih ke ekonomi pelayanan. Hal itu karena otomatisasi dan kemajuan
teknologi telah berakibat diperlukannya pekerja yang lebih sedikit untuk memproduksi barang-barang baik barang
modal maupun barang konsumsi.
Sebagaimana diketahui
ekonomi pelayanan adalah ekonomi yang didominasi oleh kegiatan manusia
menyediakan jasa pelayanan seperti jasa pelayanan kebersihan, keamanan, perawatan
dll. Perusahaan perusahaan atau orang-orang yang menyediakan jasa pelayanan seperti
itu yang disebut sebagai “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” yang di
Indonesia pada waktu ini tampak mulai tumbuh.
Dalam arti luas “Industri
Jasa Pelayanan (Service Industries)” itu kiranya meliputi juga industri
transportasi, pergudangan, pariwisata,
hiburan, jasa keuangan dan lain-lain. Namun dalam bahasan dan renungan ini fokus kita adalah “Industri Jasa Pelayanan
(Service Industries)” seperti yang dimaksud diatas yaitu yang menyediakan jasa
pelayanan kebersihan, keamanan, perawatan
dll.
Pada waktu ini, di Indonesia
– juga dibanyak negara - di gedung-gedung
pemerintah ; pusat-puasat pertokoan ; bank-bank ; rumah-rumah sakit dan
lain-lain sering kita jumpai orang-orang berseragam sedang membersihkan lantai,
menjaga pintu, memperbaiki air conditioning (AC) dan lain-lain. Orang-orang
berseragam itu adalah orang/karyawan dari perusahaan yang memberikan jasa
pelayanan atau “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)”.
Banyak orang/karyawan yang
seluruhnya karir-nya melakukan layanan terhadap orang lain, misalnya : perawat, penjaga lift, pemadam kebakaran, tukang
cukur dll. Pekerjaan orang/karyawan itu dapat digolongkan pula dalam kategori
pekerjaan jasa pelayanan. Dalam perkembangannya lingkup jasa pelayanan tersebut
meliputi pula tukang cuci (laundress), juru masak (cook), perawatan & perbaikan
peralatan (mechanic), perawatan &
perbaikan peralatan (mason) dan lain-lain.
Dalam bahasan dan renungan
ini sedikitnya dapat dikemukakan 4 (empat) jenis atau katagori pekerjaan layanan,
yaitu :
(1) layanan pribadi, (2) layanan domestik, (3) layanan bangunan &
peralatan, dan (4) layanan perlindungan. Dibanyak negara yang kaya dan makmur misalnya Amerika Serikat (negara dengan katagori HDI Very high human development)t, pekerjaan layanan
ini banyak dilakukan oleh orang-orang dari negara lain yang relatip kurang
makmur dan padat penduduknya seperti Bangladesh, China, India, Indonesia,
Pakistan, Philipina dll (negara dengan
katagori HDI Medium and Low human development),
(1) Layanan Pribadi
Perawat kecantikan |
Banyak jenis layanan yang
ditawarkan di bawah katagori pekerjaan layanan pribadi. Misalnya dalam industri transportasi kereta api dan
kapal laut dan juga transportasi seperti "go-jek". Dalam banyak kasus pekerja layanan pribadi di perusahaan kereta api
dan kapal laut harus magang terlebih dahulu, belajar dari seorang ahli. Disamping
itu banyak pekerja layanan pribadi yang memerlukan pendidikan formal seperti
para perawat (termasuk perawat kecantikan), semua harus mengambil ujian dan
menerima lisensi sebelum kerja. Pekerja makanan umumnya harus memiliki kesehatan
yang baik. Di beberapa daerah/negara majikan mengharuskan pekerja lulus ujian-ujian
khusus.
Secara umum, pekerja
layanan pribadi harus memiliki :
- kesehatan fisik yang baik (mis : mampu berdiri untuk waktu yang panjang, menahan bau, dan sebagainya) ;
- kemampuan melakukan pelayanan khusus untuk membantu orang lain (mis : menguasai banyak bahasa);
- keinginan dan kemampuan bergaul.
Pendapatan pekerja layanan
pribadi ini bervariasi dari upah minimum (sesuai dengan katagori yang
dimilikinya) sampai dengan yang cukup
besar.
Negara-negara seperti
Bangladesh, India, Indonesia, Philipina dll banyak mengirim keluar negeri
(ekspor) orang-orang yang melakukan layanan pribadi seperti itu. Misalnya
Indonesia banyak mengirim orang-orang sebagai pembantu rumah tangga, pelayan
dll ke Singapura dan Hongkong.
(2) Layanan Domestik
Layanan domestik pada dasarnya meliputi pekerjaan layanan yang
berkaitan dengan operasi dan pemeliharaan rumah tangga. Pekerjaan itu
melibatkan hal-hal seperti mencuci (laundry) ; memasak makanan & minuman ;
mengurus anak-anak; melakukan perawatan pakaian, bantal, kasur (pillows,
mattresses) dll ;, menjaga kebersihan dan perawatan pekarangan ; dan hal-hal lain
yang dilakukan di rumah-rumah pribadi. Ini tidak termasuk perbaikan (repairing)
rumah atau perawatan (maintenance) peralatan di rumah.
Pekerjaan pelayanan rumah
tangga itu dilakukan oleh para pekerja sepanjang hari, minggu, bulan, atau
sepanjang tahun. Suatu pendidikan formal tidak diperlukan. Karakteristik utama
yang dibutuhkan pekerja rumah tangga adalah kejujuran, ketekunan, bersikap baik
serta berakal sehat, dan sudah barang tentu kemauan untuk bekerja. Pendapatan
(upah) tergantung pada tanggung jawab dan pekerjaan-nya, dan berkisar dari upah
minimum ( mis : per jam), Di negara-negara maju gaji relatip jauh lebih baik.
Kemajuan tergantung pada inisiatif, kualitas pekerjaan, dan kemauan baik dalam
melayani majikan. Banyak pelatihan dilakukan pada pekerjaan ini. Makanan dan
pakaian seringkali disediakan oleh oleh para majikan.
Negara-negara seperti
Bangladesh, India, Indonesia, Philipina dll banyak mengirim keluar negeri
(ekspor) orang-orang untuk bekerja pada pekerjaan layanan domestik seperti itu.
(3) Layanan Bangunan
Pekerja layanan bangunan hampir
seluruhnya bekerja di daerah perkotaan. Pekerja layanan bangunan ini berkaitan
dengan peng-operasi-an gedung, kantor, pabrik, bengkel, dan toko. Pekerjaan-nya
berhubungan dengan membersihkan bagian dalam dan luar bangunan dengan menggunakan berbagai peralatan (mesin
dll) dan bahkan orang-orang lain sebagai pembantu. Beberapa pekerja layanan bangunan
seperti petugas kebersihan, porter, dan penjaga lift harus bersih dan rapi.
Pada umumnya orang dalam
kategori ini tidak perlu pendidikan formal yang luas. Mereka harus,
bagaimanapun, cukup kuat untuk melakukan kerja keras terus-menerus. Gaji
tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan-nya. Orang yang bekerja dalam
pekerjaan layanan bangunan di negara-negara maju umumnya dapat hidup dengan
nyaman.
Negara-negara seperti
Bangladesh, India, Indonesia, Philipina dll banyak mengirim keluar negeri
(ekspor) orang-orang melakukan layanan bangunan seperti itu. Orang-orang
Indonesia banyak yang bekerja di Malaysia dan Kalimantan Utara selain sebagai
pekerja layanan bangunan di kota-kota, ada juga yang bekerja di kebun-kebun.
(4) Layanan Pelindungan
Orang-orang di pekerjaan Layanan
pelindungan terutama bertugas menjaga wilayah, properti atau bangunan, dan orang.
Orang-orang di pekerjaan ini dapat bekerja untuk orang per orang , perusahaan negara/swasta
atau instansi pemerintah. Tugasnya mungkin sederhana, seperti menjaga
persimpangan jalan, atau sangat rumit seperti yang dilakukan oleh seorang
detektif. Tentara (angkatan bersenjata) termasuk dalam kategori ini.
Orang-orang di pekerjaan layanan pelindungan : penjaga, penjaga pintu, petugas
pemadam kebakaran, polisi, detektif, sheriff,
satuan pengaman (SATPAM), dan anggota angkatan bersenjata.
Hampir semua pekerjaan
layanan pelindungan membutuhkan suatu
pendidikan & latihan (sekolah). Promosi dan kenaikan kedudukannya tergantung
pada pendidikan dan pengalaman-nya. Pekerjaan layanan pelindungan ini membutuhkan
kejujuran, keberanian, kesadaran & kemauan untuk menerima instruksi, dan kesehatan
yang sangat baik. Dalam layanan
pelindungan terhadap milik pemerintah selalu ada kesempatan memperoleh
pendidikan & latihan untuk maju. Kerja dalam layanan pelindungan ini
umumnya memiliki kondisi kerja yang baik, gaji yang baik, dan mendapat pensiun.
Layanan pelindungan di banyak negara menawarkan berbagai pekerjaan dan masa depan yang baik.
Negara-negara seperti
India, Nepal dan Pakistan banyak mengirim keluar negeri (ekspor) pekerja layanan
perlindungan seperti itu.
Seperti telah dijelaskan
dimuka “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” meliputi juga industri
transportasi & telekomunikasi, pariwisata, pergudangan, hiburan, jasa
keuangan, dan lain-lain khususnya jenis pekerjaan layanan : (1) layanan
pribadi, (2) layanan domestik, (3) layanan
bangunan & peralatan, dan (4) layanan perlindungan adalah sangat berarti
bagi negara-negara seperti Bangladesh, China, India, Indonesia, Pakistan,
Philipina dll (negara dengan katagori HDI
Medium and Low human development),. Bagi negara-negara itu dengan mengirim
tenaga kerjanya ke luar negeri (misalnya : ke Amerika Serikat atau Eropa) untuk
bekerja di “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)”, ternyata telah membantu
ekonomi negara-nya, baik dalam meningkatkan pendapatan maupun lapangan kerja.
Sebagai gambaran berikut
ini disampaikan besarnya
remittance atau
pengiriman devisa ke dalam negeri oleh para pekerja Indonesia yang bekerja di
luar negeri (TKI) terhadap GDP dan cadangan Devisa.
Remittance tersebut utamanya berasal dari operasi 4 (empat)
jenis pekerjaan layanan : (1) layanan pribadi, (2) layanan domestik, (3) layanan bangunan & peralatan, dan (4)
layanan perlindungan.
Dari 4
(empat)
jenis pekerjaan layanan tersebut, jenis pekerjaan layanan yang dilakukan oleh
pekerja Indonesia (TKI) sebesar lk 60% adalah
pekerjaan layanan pribadi. Hal ini karena masin rendahnya tingkat pendidikan
dan ketrampilan para TKI. Dalam bentuk statistik besarnya
remittance atau
pengiriman devisa ke dalam negeri oleh para TKI yang bekerja di luar negeri tersebut
tampak sbb:
Remittance atau
pengiriman devisa ke dalam negeri oleh para Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Tahun
|
10 9 USD
|
Kontibusi thdp GDP (%)
|
Kontibusi thdp cadangan Devisa
(%)
|
Keterangan
|
2005
|
5.3
|
1.8
|
15.3
|
Tertinggi
|
2006
|
5.6
|
1.5
|
13.1
|
-
|
2007
|
6.0
|
1.4
|
10.5
|
-
|
2008
|
6.6
|
1.3
|
12.8
|
-
|
2009
|
6.0
|
1.2
|
10.0
|
-
|
2010
|
6.6
|
2.0
|
16.0
|
Estimate
|
Catatan
: Sumber
angka-angka dalam daftar diatas adalah keterangan Bank Indonesia 23 September
2010 (VIVAnews)..
Sedangkan
perannya dalam meningkatkan lapangan kerja dapat digambarkan oleh banyaknya
tenaga Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri sbb :
Tenaga
Indonesia yang bekerja di luar negeri (TKI)
Tahun
|
Jumlah
|
Keterangan
|
2011
|
586.802
|
Tertinggi: 100.00 %
|
2012
|
404.000
|
68.85 %
|
2013
|
512.188
|
87.28 %
|
2014
|
429.872
|
73.26 %
|
2015
|
500,000
|
Estimate: 47.16 %
|
Catatan : 1.Sumber Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) : 2.Lebih dari 50 % bekerja di (1) layanan pribadi, (2) layanan domestik, dan (3) layanan bangunan & peralatan,
Seperti
diketahui, Philipina merupakan negara pengirim tenaga kerja keluar
negeri yang utama di Asia dan negara berkembang. Filipina menghasilkan
remittance yang terus meningkat, misalnya sebesar USD 10,7 miliar pada tahun
2005 menjadi USD 17,4 miliar pada tahun 2009. Remittance dari
pengiriman tenaga kerja itu merupakan komponen utama penyumbang devisa bagi Philipina.
Robot pembersih lantai |
Sebagai contoh adalah
meningkatnya imigran ke Amerika Serikat pada periode 1970 - 2007, dimana
sebagian besar adalah untuk mengisi
kebutuhan jasa pelayanan di negara tersebut. Seperti diketahui jumlah imigran yang menetap di Amerika Serikat pada 1970 sebanyak 9.6
juta dan pada 2007 menjadi 38 juta jiwa, mereka itu
sebagian besar dari Meksiko, India, dan Philipina. Para imigran tersebut sebagian besar bekerja
di jasa pelayanan termasuk pekerjaan yang tergolong kotor, sulit, dan
berbahaya.
Sebelum
menutup bahasan dan renungan tentang “Industri Jasa Pelayanan
(Service Industries)” ini, ingin kami kemukakan hal-hal sbb :
- Otomatisasi dan kemajuan teknologi telah menyebabkan bergesernya kebutuhan pekerja yang semula didominasi oleh ekonomi industri (manufaktur) kini beralih ke ekonomi pelayanan (service). Ekonomi pelayanan (service) pada dasarnya bertumpu pada “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” yang juga mencakup industri transportasi, pergudangan, pariwisata, hiburan, jasa keuangan dan lain-lain.
- Titik berat dalam bahasan dan renungan ini adalah “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” utamanya pada katagori pekerjaan (1) layanan pribadi, (2) layanan domestik, (3) layanan bangunan & peralatan, dan (4) layanan perlindungan. Pada waktu ini negara-negara seperti Bangladesh, India, Indonesia, Meksiko, Mesir, Philipina dll telah banyak mengirim pekerja-nya untuk bekerja pada katagori pekerjaan diatas ke negara-negara yang telah menerapkan teknologi maju dan melakukan otomatisasi (mis : Amerika Serikat).
- Pekerja negara-negara seperti Bangladesh, India, Indonesia, Meksiko, Mesir, Pihilipina dll yang bekerja di luar negeri itu memberi dampak positip bagi ekonomi negara-nya. Hal itu karena dengan bekerja di luar negeri, maka para pekerja itu dapat mengirim kembali sebagian dari upahnya ke negaranya (remittance), berarti ikut menyumbang pendapatan devisa negaranya, bahkan dapat merupakan komponen utama. Disamping itu secara tidak langsung juga menambah lapangan kerja di negaranya.
- Jika mengalirnya pekerja dari negara-negara seperti Bangladesh, India, Indonesia, Meksiko, Mesir, Pihilipina dll ke negara-negara yang telah menerapkan teknologi maju dan melakukan otomatisasi (mis : Amerika Serikat) dapat berlangsung secara bebas (tidak dihalangi) dan memperoleh perlindungan secara memadai, maka penyebaran kekayaan dunia akan dapat lebih merata dan konflik karena perbedaan pendapatan dapat dihindari.
- Kesempatan negara-negara seperti
Bangladesh, India, Indonesia, Meksiko, Mesir, Pihilipina dll itu dapat merebut
ekonomi pelayanan dunia itu tidak akan berlangsung lama, karena negara-negara yang sekarang
telah menerapkan teknologi maju dan melakukan otomatisasi itu memiliki teknologi dan "Industri Ibu", sehingga mereka akan segera mampu menciptakan berbagai
macam robot sebagai pengganti manusia. Hal itu tampak bahwa mereka (mis :
Amerika Serikat atau Jepang, bahkan Korea Selatan) sekarang (pada abad ke-21) telah
dapat menciptakan auto pilot, taksi
tanpa pengemudi; robot untuk pembersih lantai; dll.
*
When you hear someonne say,
“May I serve you?” do you ever stop to think how many people are employed in
jobs that serve others? (Harry Lewis,
Director of Trade and Technical Education Board of Education of the City of New
York).
*
bung Yos ! Trump tampaknya membuka diri bagi Industri Pelayanan, sayang Indonesia tdk siap !
BalasHapusKetua Diaspora Indonesia : Kontribusi TKI ke negara Rp 130 triliun per tahun.
BalasHapus