Jumat, 23 September 2016

Industri Jasa Pelayanan

Ngunandiko. 110

 

 

 

Industri Jasa Pelayanan
(Service Industries)

Pada pertemuan-pertemuan HCRI (Himpunan Cendekiawan Republik Indonesia) di akhir tahun 1980-an, beberapa teman yang studi-nya di luar negeri menceritakan bahwa di beberapa negara maju, seperti di Amerika Serikat, otomatisasi dan kemajuan teknologi telah menyebabkan bergesernya kebutuhan pekerja, karena kebutuhan pekerja semula didominasi oleh ekonomi industri beralih ke ekonomi pelayanan. Hal itu karena otomatisasi dan kemajuan teknologi telah berakibat diperlukannya pekerja yang lebih sedikit  untuk memproduksi barang-barang baik barang modal maupun barang konsumsi.
Sebagaimana diketahui ekonomi pelayanan adalah ekonomi yang didominasi oleh kegiatan manusia menyediakan jasa pelayanan seperti jasa pelayanan kebersihan, keamanan, perawatan dll. Perusahaan perusahaan atau orang-orang yang menyediakan jasa pelayanan seperti itu yang disebut sebagai “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” yang di Indonesia pada waktu ini tampak mulai tumbuh.
Dalam arti luas “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” itu kiranya meliputi juga industri transportasi, pergudangan,  pariwisata, hiburan, jasa keuangan dan lain-lain. Namun dalam bahasan dan renungan ini  fokus kita adalah “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” seperti yang dimaksud diatas yaitu yang menyediakan jasa pelayanan  kebersihan, keamanan, perawatan dll.
Pada waktu ini, di Indonesia – juga dibanyak negara -  di gedung-gedung pemerintah ; pusat-puasat pertokoan ; bank-bank ; rumah-rumah sakit dan lain-lain sering kita jumpai orang-orang berseragam sedang membersihkan lantai, menjaga pintu, memperbaiki air conditioning (AC) dan lain-lain. Orang-orang berseragam itu adalah orang/karyawan dari perusahaan yang memberikan jasa pelayanan atau “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)”.
Banyak orang/karyawan yang seluruhnya karir-nya melakukan layanan terhadap orang lain, misalnya :  perawat, penjaga lift, pemadam kebakaran, tukang cukur dll. Pekerjaan  orang/karyawan  itu dapat digolongkan pula dalam kategori pekerjaan jasa pelayanan. Dalam perkembangannya lingkup jasa pelayanan tersebut meliputi pula tukang cuci (laundress), juru masak (cook), perawatan & perbaikan peralatan (mechanic),  perawatan & perbaikan peralatan (mason) dan lain-lain.
Dalam bahasan dan renungan ini sedikitnya dapat dikemukakan 4 (empat) jenis atau katagori pekerjaan layanan, yaitu  :  (1) layanan pribadi, (2) layanan domestik, (3) layanan bangunan & peralatan, dan (4) layanan perlindungan. Dibanyak negara yang kaya dan makmur misalnya Amerika Serikat (negara dengan katagori HDI Very high human development)t, pekerjaan layanan ini banyak dilakukan oleh orang-orang dari negara lain yang relatip kurang makmur dan padat penduduknya seperti Bangladesh, China, India, Indonesia, Pakistan, Philipina dll (negara dengan katagori HDI Medium and Low human development),

(1) Layanan Pribadi

Perawat kecantikan
Pekerja layanan pribadi ini sering  kontak atau berhubungan langsung secara dekat dengan mereka yang menerima layanan. Namun, ada beberapa  layanan pribadi yang tidak kontak atau berhubungan langsung,  misalnya para pekerja dapur restoran tidak perlu melayani secara langsung,. Beberapa pekerjaan layanan pribadi dengan kontak atau berhubungan langsung tersebut a.l adalah tukang cukur, perawat kecantikan, bartender, bellboys, pramugari pesawat, pelayan kapal, perias pemain film, pemandu dan petugas di tempat rekreasi dan lain-lain.
Banyak jenis layanan yang ditawarkan di bawah katagori pekerjaan layanan pribadi. Misalnya  dalam industri transportasi kereta api dan kapal laut dan juga transportasi seperti "go-jek". Dalam banyak kasus pekerja layanan pribadi di perusahaan kereta api dan kapal laut harus magang terlebih dahulu, belajar dari seorang ahli. Disamping itu banyak pekerja layanan pribadi yang memerlukan pendidikan formal seperti para perawat (termasuk perawat kecantikan), semua harus mengambil ujian dan menerima lisensi sebelum kerja. Pekerja makanan umumnya harus memiliki kesehatan yang baik. Di beberapa daerah/negara majikan mengharuskan pekerja lulus ujian-ujian khusus.

Secara umum, pekerja layanan pribadi harus memiliki :
  • kesehatan fisik yang baik (mis : mampu berdiri untuk waktu yang panjang, menahan bau, dan sebagainya) ;
  • kemampuan melakukan pelayanan khusus untuk membantu orang lain  (mis : menguasai banyak bahasa);
  • keinginan dan kemampuan bergaul.
Pendapatan pekerja layanan pribadi ini bervariasi dari upah minimum (sesuai dengan katagori yang dimilikinya) sampai dengan  yang cukup besar.
Negara-negara seperti Bangladesh, India, Indonesia, Philipina dll banyak mengirim keluar negeri (ekspor) orang-orang yang melakukan layanan pribadi seperti itu. Misalnya Indonesia banyak mengirim orang-orang sebagai pembantu rumah tangga, pelayan dll ke Singapura dan Hongkong.

(2) Layanan Domestik
Layanan domestik  pada dasarnya meliputi pekerjaan layanan yang berkaitan dengan operasi dan pemeliharaan rumah tangga. Pekerjaan itu melibatkan hal-hal seperti mencuci (laundry) ; memasak makanan & minuman ; mengurus anak-anak; melakukan perawatan pakaian, bantal, kasur (pillows, mattresses) dll ;, menjaga kebersihan dan perawatan pekarangan ; dan hal-hal lain yang dilakukan di rumah-rumah pribadi. Ini tidak termasuk perbaikan (repairing) rumah atau perawatan (maintenance) peralatan di rumah.
Pekerjaan pelayanan rumah tangga itu dilakukan oleh para pekerja sepanjang hari, minggu, bulan, atau sepanjang tahun. Suatu pendidikan formal tidak diperlukan. Karakteristik utama yang dibutuhkan pekerja rumah tangga adalah kejujuran, ketekunan, bersikap baik serta berakal sehat, dan sudah barang tentu kemauan untuk bekerja. Pendapatan (upah) tergantung pada tanggung jawab dan pekerjaan-nya, dan berkisar dari upah minimum ( mis : per jam), Di negara-negara maju gaji relatip jauh lebih baik. Kemajuan tergantung pada inisiatif, kualitas pekerjaan, dan kemauan baik dalam melayani majikan. Banyak pelatihan dilakukan pada pekerjaan ini. Makanan dan pakaian seringkali disediakan oleh oleh para majikan.
Negara-negara seperti Bangladesh, India, Indonesia, Philipina dll banyak mengirim keluar negeri (ekspor) orang-orang untuk bekerja pada pekerjaan layanan domestik seperti itu.

(3) Layanan Bangunan
Pekerja layanan bangunan hampir seluruhnya bekerja di daerah perkotaan. Pekerja layanan bangunan ini berkaitan dengan peng-operasi-an gedung, kantor, pabrik, bengkel, dan toko. Pekerjaan-nya berhubungan dengan membersihkan bagian dalam dan luar bangunan  dengan menggunakan berbagai peralatan (mesin dll) dan bahkan orang-orang lain sebagai pembantu. Beberapa pekerja layanan bangunan seperti petugas kebersihan, porter, dan penjaga lift harus bersih dan rapi.
Pada umumnya orang dalam kategori ini tidak perlu pendidikan formal yang luas. Mereka harus, bagaimanapun, cukup kuat untuk melakukan kerja keras terus-menerus. Gaji tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan-nya. Orang yang bekerja dalam pekerjaan layanan bangunan di negara-negara maju umumnya dapat hidup dengan nyaman.
Negara-negara seperti Bangladesh, India, Indonesia, Philipina dll banyak mengirim keluar negeri (ekspor) orang-orang melakukan layanan bangunan seperti itu. Orang-orang Indonesia banyak yang bekerja di Malaysia dan Kalimantan Utara selain sebagai pekerja layanan bangunan di kota-kota, ada juga yang bekerja di kebun-kebun.

(4) Layanan Pelindungan
Orang-orang di pekerjaan Layanan pelindungan terutama bertugas menjaga wilayah, properti atau bangunan, dan orang. Orang-orang di pekerjaan ini dapat bekerja untuk orang per orang , perusahaan negara/swasta atau instansi pemerintah. Tugasnya mungkin sederhana, seperti menjaga persimpangan jalan, atau sangat rumit seperti yang dilakukan oleh seorang detektif. Tentara (angkatan bersenjata) termasuk dalam kategori ini. Orang-orang di pekerjaan layanan pelindungan : penjaga, penjaga pintu, petugas pemadam kebakaran, polisi, detektif, sheriff,  satuan pengaman (SATPAM), dan anggota angkatan bersenjata.
Hampir semua pekerjaan layanan pelindungan membutuhkan suatu  pendidikan & latihan (sekolah). Promosi dan kenaikan kedudukannya tergantung pada pendidikan dan pengalaman-nya. Pekerjaan layanan pelindungan ini membutuhkan kejujuran, keberanian, kesadaran & kemauan untuk menerima instruksi, dan kesehatan yang sangat baik. Dalam  layanan pelindungan terhadap milik pemerintah selalu ada kesempatan memperoleh pendidikan & latihan untuk maju. Kerja dalam layanan pelindungan ini umumnya memiliki kondisi kerja yang baik, gaji yang baik, dan mendapat pensiun. Layanan pelindungan di banyak negara menawarkan berbagai pekerjaan  dan masa depan yang baik.
Negara-negara seperti India, Nepal dan Pakistan banyak mengirim keluar negeri (ekspor) pekerja layanan perlindungan seperti itu.

Seperti telah dijelaskan dimuka “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” meliputi juga industri transportasi & telekomunikasi, pariwisata, pergudangan, hiburan, jasa keuangan, dan lain-lain khususnya jenis pekerjaan layanan : (1) layanan pribadi, (2) layanan domestik,  (3) layanan bangunan & peralatan, dan (4) layanan perlindungan adalah sangat berarti bagi negara-negara seperti Bangladesh, China, India, Indonesia, Pakistan, Philipina dll (negara dengan katagori HDI Medium and Low human development),. Bagi negara-negara itu dengan mengirim tenaga kerjanya ke luar negeri    (misalnya : ke Amerika Serikat atau Eropa) untuk bekerja di “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)”, ternyata telah membantu ekonomi negara-nya, baik dalam meningkatkan pendapatan maupun  lapangan kerja.
Sebagai gambaran berikut ini disampaikan  besarnya remittance atau pengiriman devisa ke dalam negeri oleh para pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri (TKI) terhadap GDP dan cadangan Devisa. Remittance tersebut utamanya berasal dari operasi 4 (empat) jenis pekerjaan layanan : (1) layanan pribadi, (2) layanan domestik,  (3) layanan bangunan & peralatan, dan (4) layanan perlindungan.
Dari 4 (empat) jenis pekerjaan layanan tersebut, jenis pekerjaan layanan yang dilakukan oleh pekerja Indonesia (TKI) sebesar  lk 60% adalah pekerjaan layanan pribadi. Hal ini karena masin rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan para TKI. Dalam bentuk statistik besarnya remittance atau pengiriman devisa ke dalam negeri oleh para TKI yang bekerja di luar negeri tersebut tampak sbb:

Remittance atau pengiriman devisa ke dalam negeri oleh para Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Tahun
10 9 USD
Kontibusi thdp GDP (%)
Kontibusi thdp cadangan Devisa  (%)
Keterangan
2005
5.3
1.8
15.3
Tertinggi
2006
5.6
1.5
13.1
-
2007
6.0
1.4
10.5
-
2008
6.6
1.3
12.8
-
2009
6.0
1.2
10.0
-
2010
6.6
2.0
16.0
Estimate





Catatan : Sumber angka-angka dalam daftar diatas adalah keterangan Bank Indonesia 23 September 2010 (VIVAnews)..

Sedangkan perannya dalam meningkatkan lapangan kerja dapat digambarkan oleh banyaknya tenaga Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri sbb :

Tenaga Indonesia yang bekerja di luar negeri (TKI)

Tahun
Jumlah
Keterangan
2011
586.802
Tertinggi: 100.00 %
2012
404.000
68.85 %
2013
512.188
87.28 %
2014
429.872
73.26 %
2015
500,000
Estimate:  47.16 %



Catatan : 1.Sumber Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) : 2.Lebih dari 50 % bekerja di (1) layanan pribadi, (2) layanan domestik, dan  (3) layanan bangunan & peralatan,

Seperti diketahui, Philipina  merupakan negara pengirim tenaga kerja keluar negeri yang utama di Asia dan negara berkembang. Filipina menghasilkan remittance yang terus meningkat, misalnya sebesar USD 10,7 miliar pada tahun 2005 menjadi USD 17,4 miliar pada tahun 2009. Remittance dari pengiriman tenaga kerja itu merupakan komponen utama penyumbang devisa bagi Philipina. 

Tampak bahwa bagi negara-negara yang kurang makmur dan padat penduduknya serta tidak cukup menguasai/memiliki teknologi maju, misalnya Bangladesh, Philipina, Indonesia, Meksiko, Mesir dll, remittance para tenaga kerja-nya yang bekerja di luar negeri itu dapat merupakan komponen utama penyumbang devisa negara-negara tersebut, seperti halnya Philipina..-

Robot pembersih lantai
Karena otomatisasi dan kemajuan teknologi telah berakibat diperlukannya pekerja yang lebih sedikit  untuk memproduksi barang-barang - sementara itu orang-orang di negara maju kurang menyukai bekerja di jasa pelayanan terutama di pekerjaan yang kotor, sulit dan berbahaya - , maka negara-negara maju yang menerapkan otomatisasi dan teknologi maju seperti Amerika Serikat kebutuhan akan orang-orang di jasa pelayanan kiranya tetap akan terus meningkat (jika tidak tercipta ROBOT yang dapat mengambil alih fungsi pekerja manusia). Hal ini menyebabkan mengalirnya orang-orang untuk memasuki lapangan kerja jasa pelayanan di negara-negara maju tersebut.

Sebagai contoh adalah meningkatnya imigran  ke Amerika Serikat pada periode 1970 - 2007, dimana sebagian besar adalah untuk mengisi  kebutuhan jasa pelayanan di negara tersebut.  Seperti diketahui jumlah imigran yang menetap di Amerika Serikat pada 1970 sebanyak 9.6 juta dan pada 2007 menjadi 38 juta jiwa,  mereka  itu sebagian besar dari Meksiko, India, dan Philipina. Para imigran tersebut sebagian besar bekerja di jasa pelayanan termasuk pekerjaan yang tergolong kotor, sulit, dan berbahaya.

Sebelum menutup bahasan dan renungan tentang “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” ini, ingin kami kemukakan hal-hal sbb :
  • Otomatisasi dan kemajuan teknologi telah menyebabkan bergesernya kebutuhan pekerja yang semula didominasi oleh ekonomi industri (manufaktur) kini beralih ke ekonomi pelayanan (service). Ekonomi pelayanan (service) pada dasarnya bertumpu pada “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” yang juga mencakup industri transportasi,  pergudangan, pariwisata, hiburan, jasa keuangan dan lain-lain.
  • Titik berat dalam bahasan dan renungan ini  adalah “Industri Jasa Pelayanan (Service Industries)” utamanya pada  katagori pekerjaan (1) layanan pribadi, (2) layanan domestik, (3) layanan bangunan & peralatan, dan (4) layanan perlindungan. Pada waktu ini negara-negara  seperti Bangladesh, India, Indonesia, Meksiko, Mesir, Philipina dll telah banyak mengirim pekerja-nya untuk bekerja pada katagori pekerjaan diatas ke negara-negara yang telah menerapkan teknologi maju dan melakukan otomatisasi (mis : Amerika Serikat).
  • Pekerja negara-negara seperti Bangladesh, India, Indonesia, Meksiko, Mesir, Pihilipina dll yang bekerja di luar negeri itu  memberi dampak positip bagi ekonomi negara-nya. Hal itu karena dengan bekerja di luar negeri, maka  para pekerja itu dapat mengirim kembali sebagian dari  upahnya  ke negaranya (remittance), berarti ikut menyumbang  pendapatan devisa negaranya, bahkan dapat merupakan komponen utama. Disamping itu secara tidak langsung juga menambah lapangan kerja di negaranya.
  • Jika mengalirnya pekerja dari negara-negara seperti Bangladesh, India, Indonesia, Meksiko, Mesir, Pihilipina dll ke negara-negara yang telah menerapkan teknologi maju dan melakukan otomatisasi (mis : Amerika Serikat) dapat berlangsung secara bebas (tidak dihalangi) dan memperoleh perlindungan secara memadai, maka penyebaran kekayaan dunia  akan dapat lebih merata dan konflik karena perbedaan pendapatan dapat dihindari.
  • Kesempatan negara-negara seperti Bangladesh, India, Indonesia, Meksiko, Mesir, Pihilipina dll itu dapat merebut ekonomi pelayanan dunia itu tidak akan berlangsung lama, karena negara-negara yang sekarang telah menerapkan teknologi maju dan melakukan otomatisasi itu memiliki teknologi dan "Industri Ibu", sehingga mereka akan segera mampu menciptakan berbagai macam robot sebagai pengganti manusia. Hal itu tampak bahwa mereka (mis : Amerika Serikat atau Jepang, bahkan Korea Selatan) sekarang (pada abad ke-21) telah dapat menciptakan  auto pilot, taksi tanpa pengemudi; robot untuk pembersih lantai; dll.

Demikianlah bahasan dan renungan singkat tentang “Industri Jasa pelayanan (Service Industries)”, semoga bermanfaat.

*
When you hear someonne say, “May I serve you?” do you ever stop to think how many people are employed in jobs that serve others? (Harry Lewis, Director of Trade and Technical Education Board of Education of the City of New York).


*

2 komentar:

  1. bung Yos ! Trump tampaknya membuka diri bagi Industri Pelayanan, sayang Indonesia tdk siap !

    BalasHapus
  2. Ketua Diaspora Indonesia : Kontribusi TKI ke negara Rp 130 triliun per tahun.

    BalasHapus