Ngunandiko.114
A-HOK
setelah
PERISTIWA 4 NOPEMBER 2016
|
Belum lama ini saya menerima SMS
dari cucu saya, dia menanyakan pendapat saya (Ak) ; apa yang harus
dilakukan oleh A-Hok setelah ditetapkan sebagai tersangka “Penistaan Agama”
dalam gelar perkara di MABES-POLRI 15 Nov 2016.
· Cucu : KI ! Apa yang harus dilakukan oleh A-Hok setelah
ditetapkan sebagai tersangka “Penistaan Agama” ?
· Aki :
Wah wah . . . . sukar jawabnya. Tapi dari kabar yang Aki dengar ; A-hok malah berkoar-koar akan memenangkan
PILKADA-DKI 2017 dalam satu putaran. Menurut Aki itu salah !.
· Cucu : Mengapa salah Ki ! Kan itu sepertinya melaksanakan semboyan Bung Karno (Ayahnya ibu Mega) : “Mana dadamu, ini dadaku”
· Aki : Ya ya . . . . .tapi menurut saya A-hok harus bersikap seperti orang Jawa : “Wani ngalah duwur wekasane’ (berani mengalah, akhirnya menang)”..
· Cucu : Jadi A-hok harus bagaimana ?
· Aki : A-hok cukup bersemadi dan mohon ampun ke Tuhan YME di “Rumah Lembang” sembari membesarkan hati para pendukungnya yang masih berduyun-duyun mengunjunginya. A-Hok tidak usah kampanye dan orasi ke kampung-kampung, cukup diserahkan ke pak Jariot.saja.
· Cucu ::
Lha kalau begitui A-Hok pasti akan kalah dalam PILKADA DKI Jakarta tahun 2017 nanti.
·
Aki : Saya kira belum tentu ! Menang dan kalah
ditentukan oleh suara Tuhan..
·
Cucu : Lalu kemungkinannya
bagaimana Ki ?
·
Aki : Kemungkinannya
setahu saya hanya ada dua A-Hok kalah
atau A-hok menang.
·
Cucu : Jika A-Hok menang ?
·
Aki : Jika A-Hok menang, dia malah
harus sangat hati-hati memerintah Jakarta, karena benih kebencian sudah
terlanjur tertanam.
·
Cucu : Jika A-hok Kalah ?
·
Aki :
Jika A-Hok kalah, dan yang menang dapat memerintah Jakarta jauh lebih baik dari pemerintahan A-Hok sekarang ini, maka A-Hok harus bersyukur karena cita-citanya memperbaiki Jakarta dapat terlaksana, walaupun bukan dia yang memerintah ;
Jika A-Hok kalah dan yang menang memerintah Jakarta dengan buruk, maka kebencian ke A-Hok akan berangsur-angsur hilang, dan dikemudian hari A-Hok dapat maju kembali sebagai calon gubernur DKI dan pasti menang.
Jika A-Hok kalah, dan yang menang dapat memerintah Jakarta jauh lebih baik dari pemerintahan A-Hok sekarang ini, maka A-Hok harus bersyukur karena cita-citanya memperbaiki Jakarta dapat terlaksana, walaupun bukan dia yang memerintah ;
Jika A-Hok kalah dan yang menang memerintah Jakarta dengan buruk, maka kebencian ke A-Hok akan berangsur-angsur hilang, dan dikemudian hari A-Hok dapat maju kembali sebagai calon gubernur DKI dan pasti menang.
·
Cucu
: Apa sikap A-Hok seperti pendapat Aki itu juga menguntungkan
Presiden Jokowi,
·
Aki : Tentu saja, karena Jokowi tidak perlu bersilaturahmi kesana
kemari seperti pada masa hari raya Lebaran saja.
·
Cucu : Wah wah . . . . itu sih pendapat Manula !
*
“Wani ngalah duwur wekasanne, ngalah terus
ilang Negarane” (Anonim).
*
Bung Wahyudi! Ikutilah situasi Jakarta, jangan terlalu perhatikan Jawa Barat !
BalasHapus