Ngunandiko.116
Sains
(Ilmu Pengetahuan)
Bagian
ke-4
4. ABAD SAINS EKSPERIMENTAL.
Pada abad ke-18, yang sering
disebut sebagai “Abad Sains Experimental”
, sebagian besar ilmu dan ide-ide ilmiah (theory)
dari abad ke-17 telah menjadi mapan. (Catatan
: experiments are conducted
to be able to predict phenomenons ; an experiment is constructed to be able to
explain some kind of causation.
Experimental research is important to society -- it helps us to improve our everyday
lives). Sumbangan terbesar abad ke-18 terhadap sains adalah di ilmu fisika khususnya dalam hal
studi gas. Pada masa itu instrumen-instrumen ilmiah baru dikembangkan dan yang lama
disempurnakan. Timbangan (pengukur berat benda), barometer, pompa udara,
dan mesin-mesin listrik baru ditemukan.
Semuanya itu, banyak yang masih digunakan sampai pada saat ini. Ilmu fisika di
bidang panas (heat) dan di bidang listrik (electricity) juga telah berlangsung
dengan kemajuan pesat. Walaupun studi di bidang panas telah berkembang,
namun pada waktu itu tidak ada metode yang baik yang telah ditemukan untuk mempelajari
dan mengukur panas.
a.
Percobaan dengan panas (Experiments with
Heat)
Dalam rangka melakukan
eksperimen di bidang panas. ilmuwan abad
ke-16 meng-andai-kan bahwa panas adalah suatu
cairan, yang disebut sebagai “kalori”. Ilmuwan-ilmuwan itu berpikir bahwa cairan
(panas) mengalir dari tubuh (body) yang panas ke tubuh yang dingin, dan ilmuwan-
ilmuwan itu menciptakan suatu instrumen untuk mengukur aliran panas tersebut.
Joseph-Black Skotlandia
(1728 - 1799) melakukan satu eksperimen yang brilian untuk mengukur aliran
panas tersebut. Black menemukan bahwa jenis bahan yang berbeda memerlukan
jumlah panas yang berbeda agar dapat menaikkan derajat (suhu) dengan jumlah yang
sama ; untuk menaikkan suhu sejumlah air (misalnya 1 kg air) dibutuhkan
sejumlah panas, maka untuk menaikkan suhu yang sama dari benda yang berbeda (misalnya 1 kg air-raksa) dibutuhkan sejumlah panas
yang berbeda. Jadi untuk menaikan suhu 1 (satu) kg air dengan 1 (satu) derajat
berbeda dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 (satu) kg
air-raksa dengan 1 (satu) derajat . Black
sebut jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 (satu) kg zat dengan 1 (satu) derajat sebagai “kapasitas
panas suatu zat”, yang juga disebut sebagai “panas spesifik” suatu zat
(substance).
Black menemukan kemampuan suatu
benda menahan panas. Black tahu ada
sejumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah zat cair menjadi gas, seperti
ketika air berubah menjadi uap. Black mempunyai bukti bahwa untuk menghasilkan
gas dari cairan tidak selalu ada perubahan suhu. Panas tampaknya
"tersembunyi" atau diserap oleh benda (substance) pada saat cairan (benda cair) berubah menjadi gas, hal
itu karena suhu (termometer) tidak terpengaruh. Black menyebut panas semacam itu
adalah “panas laten”. Penelitian lebih lanjut tentang panas laten ini dilakukan
oleh Pierre Simon Laplace (1749 - 1827) dan Antoine Lavoisier (1743 – 1794), kedua
ilmuwan Perancis itu melakukan pengukuran secara lebih cermat tentang “panas
laten” dan “panas spesifik” tersebut.
b.
Percobaan listrik (Experiments with
Electricity)
Satu bidang fisika yang diteliti
oleh para ilmuwan abad ke-18, yang hampir tidak dikenal oleh para ilmuwan abad ke
17, adalah “listrik”. Orang Yunani kuno -- Thales of Miletus (624 - 546 SM) -- sudah tahu bahwa ketika benda yang
disebut “amber” digosok, maka benda itu akan menarik bahan-bahan tertentu. Pada
awal abad ke-17, William Gilbert telah menunjukkan bahwa sifat itu juga dimiliki oleh kaca, lilin, sulfur, dan
batu mulia. Gilbert memberi nama
kemampuan menarik tersebut sebagai “listrik”, hal itu berdasarkan kata Yunani “amber”. Pada saat itu tidak ada
eksperimen yang sukses yang telah dilakukan tentang “listrik” sampai ditemukan
cara menghasilkan listrik yang lebih daripada amber bisa hasilkan.
Otto-von-Guericke (1602 -
1686) dari Jerman telah menciptakan salah satu mesin pertama yang menghasilkan
listrik. Guericke memasang bola belerang pada suatu poros. Ketika poros itu berputar,
maka bola itu juga lkut berputar. Jenis materi tertentu yang ditempatkan pada
lingkup putaran itu menjadi bermuatan listrik. (Ini jenis listrik yang disebut sebagai
listrik statis)
Sepanjang abad ke-18, para
peneliti telah menemukan banyak hal tentang listrik statis. Mereka menemukan
bahwa listrik dapat dilhantarkan, atau dibawa, oleh zat tertentu. Zat-ini
disebut penghantar (conductor). Zat yang tidak dapat menghantarkan listrik
disebut isolator (insulator).
Salah satu teori listrik
yang paling penting di abad ke-18 telah dikembangkan oleh Benjamin Franklin, seorang
negarawan (stateman) dan ilmuwan Amerika. Sebagai bagian dari ketertarikannya
pada listrik, Frankin melakukan percobaan dengan layang-layang, di mana ia
menunjukkan bahwa percikan listrik dan petir adalah fenomena yang sama.
c.
Penemuan arus listrik (Discovery of the
Electric Current)
Menjelang akhir abad ke-18,
ilmuwan Italia Luigi Galvani (1737-1798) melihat sesuatu yang aneh. Ketika Galvani
menyentuh otot kaki katak ( the muscles of dead frogs' legs) dengan
sepotong besi, otot-otot itu bergerak
bersama-sama (berkedut). Galvani menyimpulkan bahwa otot-otot hewan memiliki
beberapa bentuk listrik di dalamnya, kesimpulan itu ternyata keliru.
Beberapa tahun setelah
percobaan Galvani, ilmuwan Italia yang lain—Alessandro
Volta (1745 – 1827) memberi penjelasan tentang bergeraknya (berkedut) otot-otot
kaki katak itu. Volta menunjukkan bahwa otot kaki katak itu telah
bertindak sebagai penghantar listrik dan memang benar apa yang telah ditemukan oleh
Galvani. Dua logam yang berbeda kontak satu dengan yang lain adalah sumber
listrik baru. Ketika dua logam masing-masing kontak dengan otot kaki katak, maka
listrik mengalir melalui mereka, melalui otot (ada aliran listrik arus listrik)
Volta melanjutkan
eksperimen dengan arus listrik itu. Pertama Volta menciptakan baterai listrik, baterai
itu terbuat dari dua logam yang berbeda dan konduktor cair. Baterai itu disebut
“volta pile”. Para ilmuwan menggunakan “volta pile” untuk melakukan serangkaian
percobaan pada berbagai bahan kimia. Para ilmuwan berkesimpulan bahwa listrik
dapat digunakan untuk membentuk senyawa kimia, ini adalah bidang ilmu yang baru,
dan disebut sebagai elektrokimia (electrochemistry). Seluruh rangkaian penelitian
baru yang berasal dari studi elektrokimia, secara bertahap menyebabkan adanya pemahaman
tentang sifat alami suatu benda (matter).
5. REVOLUSI
KIMIA (THE CHEMICAL REVOLUTION).
Ilmu astronomi dan ilmu
pesawat (mechanic) telah jauh berkembang selama revolusi ilmiah di abad ke-17,
ilmu kimia jauh tertinggal. Sebagaimana
diketahui ilmu kimia memiliki hubungan yang kuat dengan tradisi lama tentang
pembuatan logam (metalworking) dan obat-obatan (medicine). Sementara itu para ahli
kimia tidak menindaklanjuti percobaan tentang udara dan gas yang telah
dilakukan oleh sejumlah ahli kimia Inggris. Sebaliknya, para ahli kimia malah
terlibat dengan teori baru yang tampaknya untuk
menjawab masalah yang sangat penting berkaitan dengan “industri logam”
dan “pembakaran”.
Salah satu masalah kunci dari
ilmu kimia pada saat itu adalah yang berkaitan
dengan konversi (converting) bijih logam (metallic ore) menjadi logam murni
(refined metal). Penggunaan panas dan
api dalam proses ini adalah yang dinamakan pembakaran (combustion). Ahli kimia
dari abad ke-18 dengan hati-hati mempelajari fenomena ini. Teori yang
dikembangkannya tentang hal itu disebut sebagai “teori phlogiston”.
Teori yang diusulkan untuk
menjelaskan (yang telah jelas bagi sebagian besar pengamat) adalah ketika suatu
logam dibakar, maka ada “sesuatu” yang keluar dari logam itu. “Sesuatu” itu disebut “Phlogiston”. Misalnya
ketika merkuri dibakar dan berubah menjadi bubuk merah, maka “pholgiston” telah
keluar.
Tetapi ternyata percobaan
membuktikan bahwa setelah suatu logam dibakar hasilnya lebih berat daripada logam
asli itu sendiri. Pembakaran suatu logam dan “sesuatu” telah dibebaskan dari
logam itu, tetapi hasil pembakaran-nya lebih berat daripada logam asli itu
sendiri adalah suatu peristiwa yang tidak mungkin terjadi. Peristiwa seperti
itu menunjukkan kegagalan teori phlogiston, dan kemudian teknik-teknik baru dengan
analisis kimia dikembangkan.
Dua hal penting yang diketahui
atau ditemukan sebelum revolusi kimia itu
berlangsung dengan sukses adalah sbb :
- Ditemukan-nya cara untuk memisahkan dan mengumpulkan berbagai jenis gas yang ada di udara dan gas yang dihasilkan dari bahan yang terbakar. Hal itu berarti peneliti menemukan cara untuk mengenali perbedaan antara gas di udara seperti oksigen, nitrogen, karbon dioksida, dll ; dan gas-gas yang dihasilkan dari pembakaran.
- Diketahui dan dikembangkan-nya cara untuk melakukan analisa terhadap bahan-bahan.
Ahli kimia pertama yang
mengembangkan cara (metode) memproduksi gas (carbon dioksida) dan
mengidentifikasinya adalah Joseph Black. Sedangkan ahli kimia Inggris, Henry
Cavendish (1731 - 1810), adalah yang pertama kali menemukan gas hidrogen. Ahli kimia Inggris lainnya, Joseph
Priestly (1733 – 1804), menemukan gas oksigen tapi tidak memahami pentingnya arti
gas oksigen itu dalam pembakaran. Beberapa bulan setelah penemuan Priestly ahli
kimia Perancis, Antoine Lavoisier (1743 – 1794), juga dapat membuat gas
oksigen, dan mengenali arti penting dari gas oksigen itu.
a. Antoine
Lavoisier
Penemuan-penemuan baru di
kimia di abad ke-18 itu disusun oleh Antoine Lavoisier menjadi sebuah teori
kimia baru. Serangkaian percobaan (experiment) yang dilakukan oleh Lavoisier
membuktikan bahwa ketika suatu zat terbakar dibutuhkan oksigen. Hasil percobaan
Lavoisier ini menjukkan kekeliruan dari teori phlogiston. Teori-baru tentang
pembakaran, yang menyatakan bahwa bahwa pembakaran adalah kombinasi dari zat
dengan oksigen terbukti benar (Rapid
chemical reaction of two or more substances with a characteristic liberation of
heat and light ; it is commonly called
burning. The burning of a fuel such as wood, coal, oil, natural gas etc in air
is a familiar example of combustion).
Selain membuktikan bahwa pembakaran
itu adalah kombinasi dari zat dengan oksigen, Lavoisier juga telah melakukan banyak percobaan. Pada tahun 1789 buku “Traite Elementaire de Chimie (Unsur
Kimia)” diterbitkan. Dalam buku tersebut Lavoisier menjelaskan sistem baru
kimia. Lavoisier mengidentifikasi sejumlah
zat (substance) sebagai unsur kimia, yang merupakan dasar dari semua kombinasi
kimia. Lavoisier menggunakan nama baru untuk zat (substance), dan istilah baru
untuk menggambarkan berlangsungnya atau terjadinya kombinasi kimia.
b. Pelopor revolusi kimia.
Lavoisier telah melakukan banyak percobaan, pada tahun 1789 diterbitkan
buku “Traite Elementaire de Chimie
(Unsur Kimia)”. Dalam buku tersebut Lavoisier menjelaskan sistem baru kimia itu,
misalnya :
- pembakaran itu adalah kombinasi dari zat (substance) dengan oksigen ;
- unsur-unsur kimia merupakan dasar dari semua kombinasi kimia ; dan
- lain-lain hasil percobaannya.
Dengan banyaknya
percobaan-percobaan yang fundamental tersebut, maka Antoine Lavoisier dapat
disebut sebagai “Pelopor Revolusi Kimia”.
6. Sains
pada abad ke-19 (Science in the 19 century)
Biologi adalah
satu-satunya sains (major science) yang gagasan utamanya, pada awal abad ke-19,
belum mengalami perubahan. Seperti diketahui sains di fisika dan di kimia telah
mengalami perubahan sbb :
- Newton telah memberikan dasar-dasar bagi fisika ; dan
- Lavoisier telah memberi satu set hukum baru di bidang kimia.
Sementara itu penelitian
dan pengamatan terhadap mahluk hidup masih
belum banyak mengalami kemajuan, masih terdiri dari serangkaian bidang ilmu yang terpisah satu dengan yang
lain. Namun kemudian penemuan dan teori yang berhubungan dengan studi makhluk
hidup yang terpisah itu, bergabung secara bersama-sama menjadi satu ilmu yang
besar yang disebut biologi.
Penemuan dan teori yang semula
terpisah tersebut (tiga bidang) adalah sebagai berikut :
- Teori teori sel, yang tumbuh dari pengamatan bahwa makhluk hidup terbuat dari unit-unit kecil yang disebut sel ;
- Makhluk hidup hanya diproduksi oleh makhluk hidup lainnya. Dengan kata lain, hidup hanya datang dari kehidupan ; dan
- Teori evolusi, yang menjelaskan bagaimana jenis yang berbeda dari tanaman dan hewan (mahluk hidup) datang dan kemudian berubah..
a. Teori
cell (The Cell Theory)
Di abad ke-17, ketika
Robert Hooke (1635 – 1703) melakukan pengamatan pertama terhadap struktur sel
tanaman melalui mikroskop, para ilmuwan telah membuat studi mikroskopis tentang
pertumbuhan tanaman dan hewan. Pada abad ke-18 dan ke-19 dengan lensa mikroskop
yang lebih baik, teknik yang lebih baik, dan kerja mikroskop yang telah dikembangkan, maka
dimungkinkan adanya terobosan dalam studi struktur mikroskopis dari makhluk
hidup.
Robert Brown (1773 -
1858), seorang ahli botani Inggris, pada tahun 1881 mengamati bahwa hampir
semua sel tumbuh-tumbuhan mengandung tubuh kecil, yang ia sebut inti (nucleus).
Seorang ahli zoologi dari Cekoslowakia,
Johannes Purkinje (1787 - 1869), menemukan bahwa tubuh hewan juga terdiri dari
sel-sel, dimana sel-sel itu terdiri dari inti-inti sel (nuclei).
Langkah akhir dalam
pembentukan teori sel dilakukan oleh dua ilmuwan Jerman, yaitu Matthias
Schleiden (1804 - 1881) dan Theodore Schwann (1810-1882). Mereka menyatakan bahwa sel dengan inti adalah dasar dari struktur
semua makhluk hidup. Mereka juga menyatakan bahwa proses kehidupan seperti
: tumbuh, makan dan bernapas (respiration) berlangsung di dalam setiap sel
hidup. Kemudian pada abad ke-19, para peneliti menunjukkan bahwa semua sel baru
dibentuk oleh pembelahan (fission) atau pembagian (division) satu “sel ibu"
menjadi dua "sel anak".
b. Louis
Pasteur.
Karya ilmuwan Perancis
Louis Pasteur pada tahun 1850 telah mendekatkan sebuah kontroversi panjang
tentang asal usul kehidupan. Dalam serangkaian percobaan Pasteur menunjukkan
bahwa kehidupan hanya datang dari kehidupan, dan makhluk hidup tidak dapat
muncul dari substansi yang tidak hidup seperti: udara dan tanah.
Louis Pasteur |
Pasteur membuka era baru bagi penelitian dengan menunjukkan bahwa banyak penyakit yang disebabkan oleh mikro-organisme (makhluk hidup yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop). Dampak dari studi Pasteur ni menyebabkan banyak proses yang kurang dipahami hubungannya satu dengan yang lain menjadi dapat dipahami misalnya-hubungan proses terbentuknya anggur dan bir, membusuknya bahan, dan terjadinya infeksi pada hewan dan manusia. Pemahaman ini merubah total pendapat orang tentang kebersihan (cleanlyness). Semuanya itu terkait dengan pengembangan teknik baru dalam melakukan kontrol terhadap mikro-organisme.
Misalnya, Pasteur telah
menunjukkan bahwa panas akan membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Jadi anggur dan susu yang aman (tidak terganggu oleh pertumbuhan
micro-organisme) bisa diproduksi melalui pemanasan dengan cara yang khusus.
Proses ini disebut “pasteurisasi” untuk menghormati Pasteur.
Pengakuan bahwa
mikro-organisme (kuman) menyebabkan infeksi, membawa teknik antiseptik dalam pengobatan dan
operasi. Teknik-teknik tersebut secara tajam telah mengurangi tingkat kematian
di antara orang-orang yang menjalani operasi, dan terjadinya infeksi di rumah-rumah
sakit berkurang.
Dalam studi mereka dari
bagian yang mikro-organisme bermain di disaese, scienctists menemukan bahwa
disaese penyebab mikro-organisme menghasilkan racun, atau zat beracun. jaringan
sehat, pada gilirannya, menghasilkan zat yang disebut anti racun, yang
memerangi racun. Sebagai hasil dari penemuan ini cara ditemukan untuk
melindungi seseorang terhadap banyak penyakit dengan inokulasi.
c. Teori
Evolusi (The Theory of Evolution)
Teori yang berhubungan
dengan bagaimana kehidupan tanaman dan hewan berkembang (dari bentuk sederhana
ke bentuk yang lebih maju) disebut teori evolusi. Beberapa ahli biologi telah
mengajukan teori evolusi selama abad ke-18 dan awal abad ke-19. Yang paling
terkenal adalah teori Jean Baptiste
Lamarck (1744-1829).
Lamarck percaya bahwa ada
satu baris utama ( skala) dari organisme hidup, yang membentang dari yang
paling sederhana sampai yang paling kompleks. Setiap hewan, Lamarck percaya,
setiaphewan memiliki perilaku yang cenderung bergerak terus menerus ke arah
perbaikan. Itu adalah kekuatan internal yang menyebabkan evolusi berjalan lambat
dari suatu bentuk ke bentuk baru (bersambung).
*
Science
knows no country, because knowledge belongs to humanity, and is the torch which
illuminates the world. Science is the highest personification of the nation
because that nation will remain the first which carries the furthest the works
of thought and intelligence. (Louis
Pasteur)
*
Di Bandung (Indonesia) ada Lembaga Pasteur, lembaga ini cukup bergensi.
BalasHapus