Ngunandiko.167
JENGHIS KHAN
(Organisasi, tipu
& muslihat pasukan militer Mongol; Penutup)
Sebaliknya pasukan Mongol akan menggunakan serangan pengalih perhatian
untuk mengacaukan lokasi pertempuran utama, sementara pasukan utama Mongol
berusaha mengepung atau mengelilingi
musuh. Sekenario pertama, para pemanah berkuda akan memberikan sebuah serangan
cepat dengan panah api. Pasokan panah terus ditambahkan yang dibawa oleh unta-unta yang mengikuti dari
jarak dekat untuk memastikan sampainya pasokan amunisi itu.
6.
Tehnik Menjepit atau Mengapit (Technique of pinning or flanking).
Dalam medan perang, pasukan akan dibagi ke dalam formasi
yang terpisah mulai dari kelompok per 10, 100, 1.000 atau 10.000 prajurit
tergantung pada situasi dan kondisi medan tempur serta formasi pasukan lawan.
Jika pasukan memecah dari kekuatan utama dengan jumlah yang signifikan seperti
10.000 atau lebih prajurit kearah depan atau menyamping, maka para komandan
yang berada diatas bukit akan memberikan isyarat supaya pasukan berikutnya
melapisinya dengan jumlah yang sama. Para pemimpin pasukan Mongol umumnya memberikan taktik untuk digunakan menyerang musuh. Misalnya dalam penyerbuan
sebuah kota dengan memecah pasukan untuk mengepung dari sebelah kiri dan kanan
masing masing dengan 500 prajurit, maka perintah itu akan diterjemahkan dan
disampaikan kepada 5 unit dengan masing-masing unit berjumlah 100 tentara. Dan
pasukan yang diperintahkan akan mencoba mengepung dan melakukan penyerangan
dari kedua sisi itu.
Pasukan Jenghis Khan |
7.
Pengepungan
dan pembukaan (Siege and opening).
Alasan utama mengepung (mis : kota) adalah supaya fihak musuh tidak ada
yang bisa meloloskan diri. Jika terlihat situasi memburuk pada salah satu sisi,
maka komandan pasukan dari bukit mengarahkan tentara lain untuk mendukung
serangan tadi. Jika tampak bahwa akan ada masalah yang menyebabkan kerugian
yang cukup lumayan dipihak pasukan sendiri, maka pasukan Mongol akan mundur
untuk menyelamatkan diri dan akan mencoba lagi pada hari-hari berikutnya, atau
bisa jadi bulan depan setelah mempelajari taktik pertahanan lawannya dalam
pertempuran pertama. Bisa juga mengirim pesan lagi supaya pihak lawan menyerah,
tentunya setelah menimbulkan beberapa bentuk kerusakan dan sabotase terhadap
kota yang mau ditaklukan itu.
Tidak ada ketetapan kapan dan di mana unit-unit pasukan itu harus
dikerahkan, semua itu tergantung pada situasi selama pertempuran berlangsung.
Kelompok-kelompok pasukan memiliki kewenangan penuh pada apa yang harus dilakukan
pada saat pertempuran terjadi seperti : mendukung pasukan pada sisi-sisi lain ;
melakukan kamuflase dengan pura-pura mundur pada kondisi yang tepat dalam
kelompok-kelompok kecil 100 sampai 1000 selama pertempuran sudah dimulai sesuai
dengan arahan umum dan lawan dapat dieliminasi jumlahnya.
8.
Pura-pura
Mundur dan Kabur (Retreat and Escape).
Pasukan Mongol biasa
mempraktekan siasat pura-pura mundur, yang mungkin merupakan taktik perang yang paling sulit untuk dilakukan. Kemenangan
pura-pura (palsu), bila berhadapan dengan pasukan terlatih sering dapat berubah
menjadi kemenangan betulan. Jika pasukan lawan mampu menekan secara sempurna,
maka pasukan Mongol perpura-pura berantakan dan mengalami kekalahan. Dalam
pertempuran yang sedang sengit-sengitnya, secara tiba-tiba (dalam sekejab)
pasukan Mongol dapat berubah jadi panik dan berbalik lalu kabur. Dan pada saat
poros tengah pasukan lawan ditarik
keluar, dengan segera pasukan Mongol menghabisi pasukan lawannya di saat
pasukan lawan lengah setelah asik menyerang.
Jika taktik mudur itu
diketahui pihak lawanya, maka pasukan Mongol dengan sabar memperpanjang pura-pura mundurnya itu selama beberapa hari
atau bahkan bisa dalam hitungan minggu. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan lawan
bahwa pasukan Mongol benar-benar telah dapat dikalahkan. Dan setelah dirasa
bahwa lawanya tidak lagi memperketat pertahanannya seperti semula, maka pasukan Mongol yang
tadinya mundur dengan cepat akan kembali dan bergabung dengan formasi pasukan utama.
9.
Semangat Juang (Fighting spirit).
Perang tanpa semangat
juang adalah perang tanpa arti, dan akan mati konyol. Semangat juang yang
dibangun oleh Jenghis Khan, Sang Kaisar Agung, Sang Penakluk, pada dasarnya
sama dengan para pemimpin yang lain di muka bumi, yaitu “Menggunakan
Semangat Spiritual”.
Ide dasarnya adalah nuansa
religius atau nilai-nilai spiritual dari
kepercayaan yang dianutnya. Jenghis Khan berhasil membina karakter pasukannya
berdasarkan nilai-nilai itu. Dan itu berarti bahwa penokohan atas tokoh
spiritual itu jatuh pada Jenghis Khan yang dianggap sebagai wakil dari Sang
Pencipta.
Nilai-nilai inilah yang
terus ditanamkan, dikembangkan, dipupuk dan dibina serta dipertahankan oleh
Jenghis Khan, sehingga menimbulkan nilai
kepercayaan diri dan kerelaan untuk berkorban. Jenghis Khan adalah termasuk katagori manusia cerdas, yang
menggunakan metode ini untuk memupuk dan menempa semangat juang pasukannya. Jadilah pasukan Kekaisaran Agung Mongol, pasukan yang
disetiap pertempuran menjadi bintang lapangannya.
Kelebihan Jenghis khan
melakukan kesemuanya itu adalah dengan tauladan dari dirinya sendiri, apapun yang
Jenghis Khan terapkan terhadap para prajurinya lebih jauh terhadap bangsa
Mongol secara keseluruhan. Itulah inti
dari keberhasilannya Terlihat sekali misalnya dari prosentase hasil rampasan
perang yang Jenghis Khan ambil yang hanya
10% untuk kas negara dan sebagian dirinya ; selebihnya buat pasukan secara
adil. Kehidupan merakyat dan kekeluargaan dibangun dengan penuh kesederhanaan. Jika
seorang Kaisar Mongol meninggal, pasukan
dimana pun berada pasti ditarik ke induk pasukan utama, sebagian besar kembali
ke daratan Mongol untuk menghormatinya.
Semangat
juang pasukan militer Mongol, yang dibangun oleh Jenghis Khan, pada dasarnya
sama dengan para pemimpin lain di muka bumi, yaitu “Menggunakan
Semangat Spiritual”. Organisasi, tipu & muslihat pasukan militer Mongol
seperti tersebut pada butir ! s/d butir 18 diatas adalah perang “Menggunakan
Semangat Spiritual” khaz milik pasukan Mongol dibawah kepemimpinan Jenghis
Khan.
Jika
dibandingkan dengan pasukan TNI (Tentara
Nasional Indonesia) utamanya semasa perang Kemerdekaan dan perang memadamkan
berbagai pemberontakan di tanah air, maka dilihat dari hal-hal sbb :
kiranya organisasi, tipu & muslihat pasukan TNI dengan “Perang Rakyat Semesta”-nya dapatlah dipandang setara (atau bahkan lebih unggul) dibandingkan dengan organisasi, tipu & muslihat pasukan militer Mongol tersebut.
- luas wilayah,
- banyaknya etnis (suku) yang terkait, dan
- sejumlah factor (mis: laut) lain .
kiranya organisasi, tipu & muslihat pasukan TNI dengan “Perang Rakyat Semesta”-nya dapatlah dipandang setara (atau bahkan lebih unggul) dibandingkan dengan organisasi, tipu & muslihat pasukan militer Mongol tersebut.
Dan
perlu pula diingat bahwa watak organisasi, tipu & muslihat pasukan TNI
dengan “Perang Rakyat Semesta” itu bukanlah bersifat menyerang.
IV.
PENUTUP.
Dimuka telah dikemukakan 18 butir ajaran Jenghis Khan tentang : organisasi, tipu dan muslihat pasukan militer Mongol atau yang sering pula disebut sebagai : organisasi, taktik, dan strategi pasukan militer Mongol.
Pondasi dasar dari ajaran organisasi,
tipu dan muslihat pasukan militer Mongol tersebut adalah sbb :
(1)
Gaya
hidup nomaden dari bangsa Mongol dipadang rumput yang luas ;
(2) Penguasan teknologi logam (besi) guna membuat senjata dan perlengkapan perang
(3)
Adanya hewan
kuda
sebagai kendaraan dan tunggangan :
Dengan demikian bangsa Mongol memiliki pasukan dengan senjata yang ampuh, dan dapat bergerak cepat keseluruh penjuru muka bumi ini, serta mematikan musuh-musuhnya.
Padang yg luas |
Disamping 3 (tiga) faktor nyata tersebut diatas (gaya hidup nomaden, teknologi logam, dan kuda), dan ditambah dengan nuansa religius atau nilai-nilai spiritual dari kepercayaan yang dianut oleh bangsa Mongol, semuanya itu telah menjadikan Jenghis Khan sebagai Pemimpin Agung yang perkasa, dan juga dianggap sebagai wakil dari Sang Pencipta.
Selain dari pada itu,
Jenghis Khan memiliki jiwa kepemimpinan
yang berani, tegas, dan bijaksana; penuh dengan rasa keadilan; penghormatan yang tinggi terhadap para
pengikutnya yang cakap dan setia; serta kecerdasan pikirannya. Maka dengan
pengetahuan yang mendalam akan keadaan Negara dan bangsanya, Jenghis Khan membentuk system
organisasi, tipu & muslihat pasukan militer Mongol yang tangguh.
Dan semasa hidupnya
di akhir abad ke-12 dan awal abad ke-13,
Jenghis Khan mampu menggetarkan hati banyak pemimpin Negara, serta menaklukkan berbagai
bangsa dan Negara di lebih kurang sepertiga muka bumi.
Dapat ditambahkan disini ;
jika dilihat dari luas wilayah dan banyaknya etnis (suku) yang terkait, maka kiranya
organisasi, tipu & muslihat pasukan TNI dengan “Perang Rakyat Semesta” –nya
dapat dipandang setara (atau bahkan lebih unggul) dengan organisasi, tipu &
muslihat pasukan militer Mongol itu.
Demikianlah bahasan dan
renungan singkat tentang organisasi, tipu & muslihat pasukan militer Mongol.
Semoga bermanfaat !
*
If you know the enemy and
know yourself, you need not fear the result of a hundred battles. If you know
yourself but not the enemy, for every victory gained you will also suffer a
defeat. If you know neither the enemy nor yourself, you will succumb in every
battle.”
―
―
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar