Minggu, 17 Februari 2019

JENGHIS KHAN (Penutup)


Ngunandiko.167





JENGHIS KHAN
(Organisasi, tipu & muslihat pasukan militer Mongol; Penutup)

Sebaliknya pasukan Mongol akan menggunakan serangan pengalih perhatian untuk mengacaukan lokasi pertempuran utama, sementara pasukan utama Mongol berusaha  mengepung atau mengelilingi musuh. Sekenario pertama, para pemanah berkuda akan memberikan sebuah serangan cepat dengan panah api. Pasokan panah terus ditambahkan yang  dibawa oleh unta-unta yang mengikuti dari jarak dekat untuk memastikan sampainya pasokan amunisi itu.

6.   Tehnik Menjepit atau Mengapit (Technique of pinning or flanking).
Dalam  medan  perang, pasukan akan dibagi ke dalam formasi yang terpisah mulai dari kelompok per 10, 100, 1.000 atau 10.000 prajurit tergantung pada situasi dan kondisi medan tempur serta formasi pasukan lawan. Jika pasukan memecah dari kekuatan utama dengan jumlah yang signifikan seperti 10.000 atau lebih prajurit kearah depan atau menyamping, maka para komandan yang berada diatas bukit akan memberikan isyarat supaya pasukan berikutnya melapisinya dengan jumlah yang sama. Para pemimpin pasukan Mongol umumnya  memberikan taktik untuk digunakan  menyerang musuh. Misalnya dalam penyerbuan sebuah kota dengan memecah pasukan untuk mengepung dari sebelah kiri dan kanan masing masing dengan 500 prajurit, maka perintah itu akan diterjemahkan dan disampaikan kepada 5 unit dengan masing-masing unit berjumlah 100 tentara. Dan pasukan yang diperintahkan akan mencoba mengepung dan melakukan penyerangan dari kedua sisi itu.

Pasukan Jenghis Khan

7.   Pengepungan dan pembukaan (Siege and opening).
Alasan utama mengepung (mis : kota) adalah supaya fihak musuh tidak ada yang bisa meloloskan diri. Jika terlihat situasi memburuk pada salah satu sisi, maka komandan pasukan dari bukit mengarahkan tentara lain untuk mendukung serangan tadi. Jika tampak bahwa akan ada masalah yang menyebabkan kerugian yang cukup lumayan dipihak pasukan sendiri, maka pasukan Mongol akan mundur untuk menyelamatkan diri dan akan mencoba lagi pada hari-hari berikutnya, atau bisa jadi bulan depan setelah mempelajari taktik pertahanan lawannya dalam pertempuran pertama. Bisa juga mengirim pesan lagi supaya pihak lawan menyerah, tentunya setelah menimbulkan beberapa bentuk kerusakan dan sabotase terhadap kota yang mau ditaklukan itu.
Tidak ada ketetapan kapan dan di mana unit-unit pasukan itu harus dikerahkan, semua itu tergantung pada situasi selama pertempuran berlangsung.
Kelompok-kelompok pasukan memiliki kewenangan penuh pada apa yang harus dilakukan pada saat pertempuran terjadi seperti : mendukung pasukan pada sisi-sisi lain ; melakukan kamuflase dengan pura-pura mundur pada kondisi yang tepat dalam kelompok-kelompok kecil 100 sampai 1000 selama pertempuran sudah dimulai sesuai dengan arahan umum dan lawan dapat dieliminasi jumlahnya.

8.   Pura-pura Mundur dan Kabur (Retreat and Escape).
Pasukan Mongol biasa mempraktekan siasat pura-pura mundur, yang mungkin merupakan taktik  perang yang paling sulit untuk dilakukan. Kemenangan pura-pura (palsu), bila berhadapan dengan pasukan terlatih sering dapat berubah menjadi kemenangan betulan. Jika pasukan lawan mampu menekan secara sempurna, maka pasukan Mongol perpura-pura berantakan dan mengalami kekalahan. Dalam pertempuran yang sedang sengit-sengitnya, secara tiba-tiba (dalam sekejab) pasukan Mongol dapat berubah jadi panik dan berbalik lalu kabur. Dan pada saat poros tengah pasukan lawan  ditarik keluar, dengan segera pasukan Mongol menghabisi pasukan lawannya di saat pasukan lawan lengah setelah asik menyerang.
Jika taktik mudur itu diketahui pihak lawanya, maka pasukan Mongol dengan sabar memperpanjang  pura-pura mundurnya itu selama beberapa hari atau bahkan bisa dalam hitungan minggu. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan lawan bahwa pasukan Mongol benar-benar telah dapat dikalahkan. Dan setelah dirasa bahwa lawanya tidak lagi memperketat pertahanannya  seperti semula, maka pasukan Mongol yang tadinya mundur dengan cepat akan kembali dan bergabung  dengan formasi pasukan utama.

9.    Semangat Juang (Fighting spirit).
Perang tanpa semangat juang adalah perang tanpa arti, dan akan mati konyol. Semangat juang yang dibangun oleh Jenghis Khan, Sang Kaisar Agung, Sang Penakluk, pada dasarnya sama dengan para pemimpin yang lain di muka bumi, yaitu  Menggunakan Semangat Spiritual”.
Ide dasarnya adalah nuansa religius atau nilai-nilai spiritual  dari kepercayaan yang dianutnya. Jenghis Khan berhasil membina karakter pasukannya berdasarkan nilai-nilai itu. Dan itu berarti bahwa penokohan atas tokoh spiritual itu jatuh pada Jenghis Khan yang dianggap sebagai wakil dari Sang Pencipta.
Nilai-nilai inilah yang terus ditanamkan, dikembangkan, dipupuk dan dibina serta dipertahankan oleh Jenghis Khan, sehingga menimbulkan  nilai kepercayaan diri dan kerelaan untuk berkorban. Jenghis Khan  adalah termasuk katagori manusia cerdas, yang menggunakan metode ini untuk memupuk dan menempa semangat juang pasukannya. Jadilah  pasukan Kekaisaran Agung Mongol, pasukan yang disetiap pertempuran menjadi bintang lapangannya.
Kelebihan Jenghis khan melakukan kesemuanya itu adalah dengan tauladan dari dirinya sendiri, apapun yang Jenghis Khan terapkan terhadap para prajurinya lebih jauh terhadap bangsa Mongol secara keseluruhan. Itulah  inti dari keberhasilannya Terlihat sekali misalnya dari prosentase hasil rampasan perang yang Jenghis Khan  ambil yang hanya 10% untuk kas negara dan sebagian dirinya ; selebihnya buat pasukan secara adil. Kehidupan merakyat dan kekeluargaan dibangun dengan penuh kesederhanaan. Jika seorang Kaisar  Mongol meninggal, pasukan dimana pun berada pasti ditarik ke induk pasukan utama, sebagian besar kembali ke daratan Mongol untuk menghormatinya.


Semangat juang pasukan militer Mongol, yang dibangun oleh Jenghis Khan, pada dasarnya sama dengan para pemimpin lain di muka bumi, yaitu  Menggunakan Semangat Spiritual”. Organisasi, tipu & muslihat pasukan militer Mongol seperti tersebut pada butir ! s/d butir 18 diatas adalah perang  Menggunakan Semangat Spiritual” khaz milik pasukan Mongol dibawah kepemimpinan Jenghis Khan. 
Jika dibandingkan dengan pasukan  TNI (Tentara Nasional Indonesia) utamanya semasa perang Kemerdekaan dan perang memadamkan berbagai pemberontakan di tanah air, maka dilihat dari hal-hal sbb :

  • luas wilayah,
  • banyaknya etnis (suku) yang terkait, dan
  • sejumlah factor (mis: laut) lain .

 kiranya organisasi, tipu & muslihat pasukan TNI dengan “Perang Rakyat Semesta”-nya dapatlah dipandang setara (atau bahkan lebih unggul) dibandingkan dengan organisasi, tipu & muslihat pasukan militer Mongol tersebut. 

Dan perlu pula diingat bahwa watak organisasi, tipu & muslihat pasukan TNI dengan “Perang Rakyat Semesta” itu bukanlah bersifat menyerang.

IV.        PENUTUP.

Dimuka telah dikemukakan 18 butir ajaran Jenghis Khan tentang : organisasi, tipu dan muslihat pasukan militer Mongol atau yang sering pula disebut sebagai : organisasi, taktik, dan strategi pasukan militer Mongol.
Pondasi dasar dari ajaran organisasi, tipu dan muslihat pasukan militer Mongol tersebut adalah sbb : 
(1)         Gaya hidup nomaden dari bangsa Mongol dipadang rumput  yang luas ;
(2)  Penguasan teknologi logam (besi) guna membuat senjata dan perlengkapan perang
(3)         Adanya hewan kuda sebagai kendaraan dan tunggangan :

Dengan demikian bangsa Mongol memiliki pasukan dengan senjata yang ampuh, dan dapat  bergerak cepat keseluruh penjuru muka bumi ini, serta mematikan musuh-musuhnya.
Padang yg luas

Disamping  3 (tiga) faktor nyata tersebut diatas (gaya hidup nomaden, teknologi logam, dan kuda), dan ditambah dengan  nuansa religius atau nilai-nilai spiritual dari kepercayaan yang dianut oleh bangsa Mongol, semuanya itu telah menjadikan  Jenghis Khan sebagai Pemimpin Agung yang perkasa, dan juga dianggap sebagai wakil dari Sang Pencipta.
Selain dari pada itu, Jenghis Khan  memiliki jiwa kepemimpinan yang berani, tegas, dan bijaksana; penuh dengan rasa keadilan;  penghormatan yang tinggi terhadap para pengikutnya yang cakap dan setia; serta kecerdasan pikirannya. Maka dengan pengetahuan yang mendalam akan keadaan Negara dan bangsanya, Jenghis Khan  membentuk system organisasi, tipu & muslihat pasukan militer Mongol yang tangguh
Dan semasa hidupnya di  akhir abad ke-12 dan awal abad ke-13, Jenghis Khan mampu menggetarkan hati banyak pemimpin Negara, serta menaklukkan berbagai bangsa dan Negara di lebih kurang sepertiga muka bumi. 
Dapat ditambahkan disini ; jika dilihat dari luas wilayah dan banyaknya etnis (suku) yang terkait, maka kiranya organisasi, tipu & muslihat pasukan TNI dengan “Perang Rakyat Semesta” –nya dapat dipandang setara (atau bahkan lebih unggul) dengan organisasi, tipu & muslihat pasukan militer Mongol itu.
Demikianlah bahasan dan renungan singkat tentang organisasi, tipu & muslihat pasukan militer  Mongol. 
Semoga  bermanfaat !
*
If you know the enemy and know yourself, you need not fear the result of a hundred battles. If you know yourself but not the enemy, for every victory gained you will also suffer a defeat. If you know neither the enemy nor yourself, you will succumb in every battle.” 
― 
Sun Tzu --
*


[i]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar